

B.1 KAMPUNG AKUARIUM
TUGAS
Dosen Pembimbing: Ivan Adiel Abednego, M.Ars

LOKASI
KampungAkuarium Jl LuarBatang,RT02/RWO4, Kel Penjaringan,Kec Penjaringan,JakartaUtara, ProvinsiDKIJakarta
Karakteristikwilayahkampungakuarium,yaitu berdekatandenganpelabuhanSundaKelapadan memilikiaksesyangberdekatandenganpasarikan danmuseumBahari
LATAR BELAKANG
Identifikasi Aspek Place Making

Asal-Mula Nama Kampung Akuarium
Pada tahun 1905, terdapat pembangunan laboratorium di sekitar lokasi kampung ini Pembangunan gedung laboratorium tersebut dilanjutkan dengan pembangunan gedung akuarium air laut Gedung akuarium tersebut dibuka untuk umum pada tanggal 12 Desember 1923, dan menjadi gedung akuarium pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan latar belakang merupakan bekas lokasi gedung akuarium, maka kampung ini diberikan nama kampung Akuarium

Penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi resiko banjir, menyebabkan banyak warga kehilangan tempat tinggal dan munculnya pemukiman kumuh sementara Dengan masalah tersebut, akhirnya pemerintah memutuskan untuk membangunan kampung susun dengan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga terbentuknya komunitas warga akuarium yang lebih baik.
Setelah pembangunan kampung susun akuarium blok A dan B serta pasar ikan, berikutnya dilakukan pembangunan untuk blok B dan D untuk mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal bagi warga kampung akuarium Pembangunan dari kampung ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat sehingga memiliki perkembangan yang baik bagi komunitas masyarakat kampung akuarium.
Kampung Akuarium sekarang menghadapi tantangan lain yang lebih berat. Dengan lokasinya yang bersebelahan dengan perairan laut, maka kampung ini memerlukan tanggul penahan yang lebih tinggi untuk menghadapai ancaman air laut yang terus meninggi dan permukaan tanah yang menurun.
Setelah Penggusuran
Perkembangan
Kampung Akuarium Sekarang


SOCIABILITY
Identifikasi Aspek Place Making
Project for Public Spaces (PPS)
"Delapan poin dalam aspek sosiabilitas yang dirangkum dalam gagasan PPS cukup terasa pada kampung ini. Fenomena ini terjadi karena para penghuni kampung ini juga merupakan pihak yang merancangnya. Dengan kata lain, seluruh fungsi dan kebutuhan mereka telah tersedia Tempat berkumpul, area bermain, gang-gang, serta jaringan sosial yang terbentuk di sana sangat terkustomisasi sesuai preferensi mereka. Hal ini berbeda dengan yang sering kita temui di kota besar, di mana kegiatan sosial sudah sangat terstruktur, teratur, dan disediakan secara umum
Hubungan Sosial
Kampung pada umumnya sudah memiliki “struktur”nya sendiri. Secara komunitas sangat terbentuk dan saling terhubung, dan bisa dilihat sebagai sebuah kota mikro ditengah kota besar. Kampung akuarium yang terletak di posisi ujung mendekati laut memiliki sebuah keunikan dimana tempat ini jauh dari masyarakat luar, sehingga perputaran sosial yang terjadi ditempat itu terjadi hanya pada orang’orang disana saja
Zona
Koridor pada kampung ini terbagi menjadi dua jalur berbeda yaitu jalan lingkungan dan gang kecil yang secara sosial terdapat aktivitas yang berbeda. Dimana gang kecil yang teridentifikasi pada kampung tersebut bersifat lebih privat dan secara penggunaan lebih banyak untuk kebutuhan pribadi hunian, sehingga koridor gang tersebut menjadi sebuah tempat yang sangat erat hubungan sosialnya antar tetangga

USES & ACTIVITIES

Identifikasi Aspek Place Making
USES & ACTIVITIES

Aktivitas jual beli oleh pedagang dan warga sekitar
Di kawasan kampung ini, sebagian besar warga dewasa, baik ibu maupun bapak, menjalani kegiatan berdagang sebagai mata pencaharian utama. Uniknya, kegiatan ini tidak selalu membutuhkan ruang usaha formal Banyak dari mereka memanfaatkan area depan rumah sebagai tempat berdagang, sehingga aktivitas ekonomi pun menyatu secara alami dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan kampung.


Interaksi sosial antarwarga di lingkungan kampung g
Interaksi sosial menjadi salah satu ciri khas yang menonjol dalam kehidupan di lingkungan perkampungan Hal ini tercermin dari kebiasaan warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang saling berinteraksi dan menjalin hubungan erat dengan sesama. Bentuk kebersamaan ini terlihat melalui berbagai aktivitas sehari-hari, seperti saling menyapa, bekerja sama, hingga saling membantu antarwarga dalam berbagai kebutuhan.

Lebih dari sekadar tempat tinggal, kampung ini menghadirkan suasana hidup yang nyaman dan manusiawi. Lingkungannya terbentuk secara organik melalui partisipasi aktif warga, menciptakan keterikatan yang kuat antara ruang dan penghuninya Di antara lorong-lorong kampung, pemandangan orang tua yang melakukan pekerjaan rumah sambil mengawasi anak-anak bermain di sekitar rumah menjadi gambaran nyata kehidupan yang akrab dan harmonis

Identifikasi
Aspek Place Making
ACCESS & LINKAGES
Identifikasi Aspek Place Making

Keterangan
KanalPelabuhanSundaKlp.
Jalan Lingkungan Pemukiman
Seperti pada umumnya di kawasan perkampungan, jalan lingkungan permukiman memiliki lebar sekitar 3 hingga 5 meter, yang hanya cukup dilalui oleh satu mobil pada satu waktu. Sementara itu, jalan-jalan kecil di dalam lingkungan warga yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari—berukuran lebih sempit, yaitu sekitar 1,5 hingga 2,5 meter. Seluruh jalur sirkulasi ini telah dilapisi dengan material hardscape berupa aspal, sehingga permukaannya terlihat cukup baik dan nyaman digunakan oleh warga.




Lokasi Analisis Kampung Akuarium
Akses Masuk
Masjid Jami
Keramat Luar Batang
Museum Bahari Jakarta
Kampung Akuarium
Ps Ikan Luar Batang
Pelabuhan Sunda Kelapa

COMFORT & IMAGE
Identifikasi Aspek Place Making




Kampung bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga ruang ekspresi bagi warganya Apa yang tampak di permukaan kampung mencerminkan citra yang dibentuk secara kolektif, namun tetap memancarkan keunikan dari tiap-tiap individu. Estetika yang muncul di lingkungan ini berasal dari kebebasan warga dalam menata halaman rumah mereka sesuai dengan selera dan rasa nyaman masing-masing. Tanpa batasan formal, mereka mengekspresikan diri melalui elemen-elemen sederhana seperti tanaman hias, tempat duduk, warna cat, hingga ornamen buatan sendiri. Dari kumpulan ekspresi inilah lahir suasana kampung yang penuh warna, hangat, dan hidup sebuah kenyamanan yang tercipta dari estetika personal yang autentik dan bermakna.
“Estetika Personal yang Menghadirkan Kenyamanan”
TANTANGAN PENGGUNA


A. Tata Lingkungan
Secara umum, tata lingkungan kampung ini terlihat kurang tertata rapi. Hal ini disebabkan oleh tampilan wajah lingkungan yang dibentuk secara mandiri oleh masing-masing warga, tanpa adanya penataan terpadu. Akibatnya, beberapa bagian jalan terlihat dipenuhi oleh pedagang kaki lima, sebagian lainnya digunakan untuk parkir kendaraan, dan ada pula area yang menjadi tempat penumpukan sampah
B. Kebersihan
Lingkungan kampung menunjukkan kondisi kebersihan yang masih kurang optimal Hingga saat ini, warga belum memiliki area khusus yang difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah bersama Akibatnya, sebagian warga membuang sampah di titik-titik yang sudah terdapat tumpukan, yang pada dasarnya merupakan lokasi pembuangan sampah yang dilakukan secara sembarangan. Hal ini tidak hanya mengganggu estetika lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan pencemaran.
C. Keamanan
kenyamanan lingkungan juga masih menjadi tantangan, terutama terkait dengan aksesibilitas dan keselamatan pejalan kaki Jalan kampung yang ada belum dilengkapi jalur khusus bagi pejalan kaki, sehingga mereka harus berjalan berdampingan dengan kendaraan bermotor seperti mobil dan bajaj Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan dan potensi bahaya, terutama bagi anak-anak dan lansia yang menggunakan jalur tersebut untuk aktivitas sehari-hari.

Solusi Tantangan
Tantangan yang ada dapat diselesaikan dengan merangkul sistem yang sudah terbentuk di kampung tersebut. Incremental housing adalah suatu approach yang dapat dilakukan, dimana masyarakat memiliiki andil dalam memikirkan dan mengembangkan ruang yang mereka tempati serta dengan mengembangkan tempat yang didedikasikan bagi pengelola lingkungan yang terstruktur. Sehingga dalam proses ini penting untuk melibatkan partisipasi aktif dari warga dalam proses pengelolaannya. Dengan demikian, lingkungan yang tercipta tetap mencerminkan identitas dan karakter khas kampung, hasil dari kolaborasi antara pengaturan bersama dan ekspresi warga yang sudah mengakar.

FINDINGS & CONCLUSIONS
PROPOSAL PERANCANGAN




Aspek perancangan dari area 1 dapat dibagi menjadi elemen hardscape dan softscape. Material jalur jalan diganti dari manjadi paving block atau beton, sehingga ketika hujan tidak berbecek dan berlubang Berikutnya, untuk vegetasi dapat ditempatkan pada setiap bagian depan (fasad) bangunan sehingga terlihat lebih indah dan nyaman. Berikutnya, untuk parkiran kendaraan dapat dibuatkan di dalam satu zona parkir umum, sehingga tidak menggunakan median jalan untuk parkir.


Pada area 2 gang kecil di daerah kampung ini, dapat difungsikan sebagai tetap sebagai koridor sirkulasi namun diperlukan. Untuk itu kami proposalkan desain berdasarkan preseden yang terdapat di gang Kerkyra Dengan desain yang tertata rapi dengan namun melibatkan juga masyarakat sebagai pengguna utama Desain ini melibatkan penataan pola lantai, pencahayaann buatan untuk keamanan, penataan vegetasi dan juga manajemen sampah, sehhingga jalan gang ini tetap aman dan juga berfungsi sesuai kebutuhan.


Jalan pada area 3 memiliki ukuran yang cukup luas, dengan lebar sekitar 3 hingga 5 meter. Jalan tersebut juga berdekatan dengan area masjid yang menjadi pusat kegiatan warga di kampung Oleh karena itu, area ini sebaiknya ditata ulang agar lebih tertib, termasuk dengan menyediakan ruang bagi pedagang kaki lima (PKL) yang tersusun secara rapi di sepanjang jalan. Penataan PKL akan disesuaikan dengan lebar jalan yang tersedia, sehingga tetap tercipta area berdagang yang nyaman tanpa mengganggu akses sirkulasi pejalan kaki maupun kendaraan

KimYong Market - Thailand