Album Urbanisme

Page 1


PLACEMAKING KAMPUNG KUNIR

KELOMPOK3

Hazael Silaban - 212100115

Octavius Setiawan - 212100230

Sherlie Hanita Lysander - 212100153

OVERVIEW KAMPUNG KUNIR

Lokasi: Jl. Kemukus No.2, RT 9/RW 7, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Memiliki lokasi yang unik dibanding dengan kampung susun lainnya karena terletak di kawasan Kota Tua yang menyimpan banyak peninggalan sejarah Kota Jakarta.

SEJARAH KAMPUNG KUNIR

SEJARAH KAMPUNG KUNIR

Bekas bangunan Belanda sejak abad ke-18 dan abad ke-20, pernah menjadi ambachtskwartier (bengkel pertukangan) pada masa VOC di abad ke-18.

Setelah VOC bangkrut, pemerintah Hindia Belanda menjadikan bengkel itu sebagai tempat penyimpanan barang sementara untuk dikirim via kereta api. Tempat ditemukannya peninggalan bersejarah itu kemudian dibuat menjadi sebuah galeri.

Proses pembangunannya mempertimbangkan warisan sosial, budaya, ekonomi kultural masa lalu yang dibawa ke masa ini.

KUNIR UMPAK-UMPAK (hasil bengkel pertukangan zaman VOC)

GALERI
JEMBATAN

SEJARAH KAMPUNG KUNIR

Kampung susun ini diperuntukkan bagi warga Kampung Kunir yang terdampak penggusuran pembangunan Jalan Inspeksi Kali Anak

Ciliwung di era kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Di antara fasilitas pendukung tersebut adalah ruang usaha bagi warga, area komersial, ruang serbaguna, dan galeri Kunir sebagai tempat pelestarian cagar budaya, serta area parkir.

AREA PARKIR RUANG SERBAGUNA AREA KOMERSIAL

ASPEK PLACEMAKING

SOCIABILITY

Number of Women Children and Eldery

Ruang terbuka, taman, atau ruang publik yang mendukung interaksi sosial sangat kurang dalam Kampung Kunir

Social Networks

Area terpusat yang digunakan sebagai pusat komunitas pada kampung ini sudah cukup mendukung

Evening Use & Street Life

Identitas tempat Kampung Kunir yang kurang kuat di kehidupan malam dan pinggiran jalan

Volunteerism

Volunteerism

Partisipasi masyarakat dalam proses perancangan sudah cukup baik terutama pada ruang komunitas

Property Values Land Use Patterns

Local Business Ownership

Bisnis lokal sebagai PKL cukup aktif di dalam

Kampung Kunir

Land Use Patterns

Pola kegunaan lahan cukup terdefinisi tetapi tidak ada hal spesial yang dapat di highlight

Property Values

Ruang dan aktivitas yang ada masih belum terkoneksi, dimana ruang tersebut belum mendukung aktivitas sekitar

Rent Levels & Retail Sales

Kegiatan ekonomi yang dilakukan sudah terkoneksi dengan sosial tetapi budaya tidak terlalu menonjol

Traffic Data

Kemacetan di dalam ka terjadi

Parking Usage Pa

Beberapa penggunaan are tidak teratur

Transit Usage

Tidak adanya koneksi mengakibatkan kurangn transportasi umum

Pedestrian Activity

Aktivitas pedestrian sangat tidak terawat membuat orang luar sulit untuk mengakses dengan berjalan kaki

ACCESS & LINKAGES

Perbuatan kriminal di Kampung Kunir cukup minim sehingga membuat citra positif antar tetangga Crime Statistics

Sanitation Rating

Area terbuka banyak tidak terawat sehingga sangat kurang dalam menciptakan kenyamanan fisik

Building Conditions

Sanitation Building Condition Historic

Sama halnya dengan area terbuka sehingga bukan hanya kenyamanan fisik tetapi kenyamanan emosional juga kurang

Dari lingkungan yang terbangun tidak ada karakter unik yang membangun citra positif Enviromental Data

PEMBENTUKAN IDENTITAS KAWASAN

Sungai Eksisting

Dahulu Keberadaan sungai digunakan oleh belanda sebagai salah satu sarana transportasi logistik bahan dagangan khususnya VOC.

Segregasi Sosial

Pembuatan Kanal

Karena alasan keamanan dan sosial politk, Belanda mengubah sungai menjadi kanal-kanal berfungsi untuk memberikan pemisahan antara kawasan strategis VOC, dan pemukiman umum masyarakat lokal saat itu. Hal ini menciptakan segregasi sosial pada kawasan tersebut dimana suatu golongan tertentu terpisah dengan golongan yang lain.

Segregasi Lingkungan

Kenaikan air dan tembok kanal.

Seiring dengan perkembangan waktu, permukaan air naik, dan temboktembok kanal semakin tinggi. Hal ini membuat citra kawasan menjadi tidak baik, kumuh, dan tidak diperhatikan. Hal ini membawa segregasi yang lebih besar yaitu segregasi lingkungan, dimana warga yang hidup tidak lagi terkoneksi dengan kawasan sekitarnya.

Segregasi Kawasan

Sampah dan kerusakan lingkungan

Kawasan yang semakin tidak terawat membuat kawasan ini menjadi kawasan kumuh yang sangat spesifik dihuni oleh kalangan mengenah kebawah dengan citra yang buruk, kotor, dan tidak terawat. Hal ini menjadikan kawasan ini memiliki kehidupan yang terpisah dengan masyarakat dan kehidupan kota disekitarnya.

Kesimpulan: Sungai adalah elemen utama yang telah menjadi alasan utama area ini semakin tertinggal dan terbengkalai. Oleh karena itu, pengembangan placemaking pada sungai tidak dapat terlepas dari perbaikan dan restorasi dari sungai itu sendiri.

PROPOSAL PENGEMBANGAN

Revitalisasi Sungai

Relokasi Jalan

Wisata Historis

konsep utama

Menggunakan sungai sebagai

identitas dan sarana perubahan

kawasan dan sekitarnya yang

berkelanjutan dan berkeadilan

Revitalisasi Sungai

Proposal design yang pertama adalah area sungai yang akan diolah menjadi suatu wisata air yang kembali menghubungkan kehidupan warga dengan lingkungan sungai.

Kehidupan sungai akan mendukung wisata edukatif, memanfaatkan ekonomi lokal, serta merestorasi kembali lingkungan yang rusak dan tercemar.

Studi kasus: Kanal Kota Tua. Penggunaan drum diatas kanal memungkinkan keberadaan anjungan yang bisa diakses oleh masyarakat serta beradaptasi dengan ketinggian air yang bervariasi.

Relokasi Jalan

Jalan pada gang ini adalah gang buntu, sehingga jalan sangat minim digunakan untuk mobil. Oleh karena itu keberadaan jalan untuk sirkulasi mobil tidak terlalu signifikan, karena mobil dan motor yang melewati jalan rata-rata hanya keluar/masuk untuk parkir.

Area ini ini akan didesain ulang sebagai area pedestrian way dimana jalan yang utama adalah jalan pedestrian untuk manusia. akan mendepankan fitur-fitur pejalan kaki seperti penghijauan, area olahraga dan area tempat duduk yang membuat citra kawasan lebih baik.

Walaupun menjadi area pedestran way, area ini akan tetap bisa diakses dan dilewati oleh mobil, sehingga pada akhirnya tidak akan menggantikan fungsi sekitarnya.

Portal Entrance

Area entrance dari lahan sangatlah gersang dan tidak memiliki signage serta identitas kawasan yang kuat. Area entrance sangat penting dalam membentuk citra kawasan yang menarik dan mengundang orang untuk datang ke dalam kawasan

Oleh karena itu area ini akan didesain memiliki portal/signage masuk dan area-area hijau yang dapat memberikan citra yang baru dan menarik bagi warga sekitar.

“Kampung bukan hanya soal bangunan—

ia adalah tentang cerita, identitas, dan harapan yang hidup di antara loronglorongnya.”

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Album Urbanisme by Hazael Batara Putra Silaban - Issuu