3 - 9 Maret 2014
24
Lukisan Misterius
Dihapus untuk Hindari Syirik Berhari-hari keluarga Ny. Heriyah (45) tak bisa istirahat gara-gara kemunculan lukisan misterius yang memenuhi hampir sebagian besar dinding dalam rumahnya, paskabanjir pekan lalu. Sejak Senin (24/2) rumahnya ‘diserbu’ masyarakat yang ingin melihat lukisan abstrak itu, bahkan hingga malam pukul 22.00. Itupun kalau kalau tidak ‘diusir’, warga masih akan terus berdatangan hingga tengah malam.
W
arga datang mengalir nyaris tak pernah putus, dari pagi hingga tengah malam, membuat Heriyah dan keluarganya tak tenang. Istirahat tak bisa, makan pun tak tenang. Belum lagi setiap malam Heriyah dan keluarganya terpaksa ngepel lantai karena rumah menjadi sangat kotor. Tidak heran kalau mereka stres dan akhirnya memutuskan menghapus lukisan itu. “Mereka masuk pakai sepatu atau sandal. Karena masih hujan, di luar becek, jadi masuk dengan sepatu atau sandal kotor. Mama setiap malam ngepel. Kasihan, capek banget, pengunjung datang tak ada habisnya,” ujar Aslan (16), putra Heriyah. Di hari pertama, Heriyah yang masih antusias karena terkejut dan heran dengan kehadiran lukisan menakjubkan itu di rumahnya, bersemangat melayani orang-orang yang datang ke rumahnya. Sebagai tuan rumah yang baik, tentu Heriyah dengan semangat bercerita tentang lukisan yang menurutnya tidak diketahui asal-usulnya karena saat ia tinggalkan rumahnya untuk mengungsi, lukisan itu belum ada di dinding. Tapi begitu banyak orang yang datang membuat Heriyah yang sudah 12 tahun menempati rumahnya di Jl Cililitan Kecil I Gang Rawa Sepat, Cawang, Jakarta Timur, merasa lelah. Apalagi ia harus menjelaskan keterangan yang sama kepada orang yang datang silih berganti. Ia pun kewalahan. Mereka sekeluarga tak bisa beristirahat.
ing dalam rumahnya yang berluas 45 M2 itu, Rabu (26/2). Ini adalah kedua kalinya ia mengecat dinding rumahnya, karena sebelumnya ia baru saja mengecat dinding dalam rumahnya dengan cat minyak untuk menghilangkan bekas-bekas banjir pada Januari dan Februari lalu. Ketika banjir mencapai puncaknya, rumahnya terendam setinggi 7 meter. Bahkan air melewati lantai dua bangunan rumah. Sempat diduga, cat minyak menjadi sebab munculnya bercak-bercak itu. Namun, Heriyah membantah, karena mengecat tembok dengan cat minyak sudah berkali-kali dilakukannya. Hal itu karena kawasan rumahnya di Cililitan Kecil (penghubung antara Jakarta Timur-Selatan), termasuk langganan banjir tahunan, Jika banjir datang, apalagi banjir lima tahunan yang tingginya bisa mencapai 7-8 meter, lumpur yang tersisa bisa mencapai tembok teratas. Karenanya Heriyah memilih cat minyak Antusiasme dan rasa penasaran warga yang datang, memang sulit dibendung. Ketika rumah ditutup rapat-rapat karena penghuni ingin istirahat, para warga yang datang memanggil-manggil namanya. Bahkan tega menggedorgedor pintu, hanya karena penasaran ingin melihat gambar-gambar itu. Sampai-sampai putra Heriyah memohon pengertian pengunjung karena ibunya yang tidak bisa istirahat. “Mama tidur di lantai atas, kepalanya pusing,” ucap Aslan. Masyarakat yang datang pun beragam, bukan hanya dari warga sekitar tapi juga ada yang datang dari jauh. Bahkan Camat dan Lurah Kramat Jati dan staf pun menyempatkan diri berkunjung. Begitu juga rombongan guru-guru sekolah sekitar. Tapi tekad Heriyah semakin bulat untuk menghapus lukisan misterius itu adalah tingkah sejumlah pengunjung yang menurutnya mengarah pada syirik. Sepertinya, mereka datang bukan sekadar memuaskan rasa penasaran, namun punya maksud lain. Dia memergoki beberapa pengunjung mengelupas cat tembok yang ada lukisannya, kemudian ditaruh di dompet. “Ada orang yang mengopek cat tembok rumah saya, lalu menyimpan di dompet. Itu maksudnya apa?? Apa untuk jimat? Saya tidak tahu. Tapi itu kan musyrik dan syirik. Saya tidak mau begitu. Maka saya putuskan untuk segera mengecat rumah kami. Saya tidak ingin kehadiran lukisan yang tak jelas asal usulnya ini malah menjadi musyrik,” tandas Hariyah yang akhirnya memutuskan menghapus semua lukisan yang ada dengan mengecat ulang dind-
Ny. Heriyah
itu bukan hanya pada tembok tapi juga pada dinding keramik, bahkan lemari makanan di dapur rumahnya. TANDA AKHIR ZAMAN Kejadian ini, tutur Heriyah, diketahui dia dan keluarganya pada Minggu sore (23/2), sepulang dari mengungsi. Sabtu (22/2), banjir di rumahnya mencapai 1,5 meter. “Jumat kami mendapat kabar bahwa banjir akan datang lagi, karena bendungan Katulampa di Bogor, Jawa Barat, sudah siaga dua. Jadi kami pun mengungsi. Tapi sebelum pergi, saya mengunci semua pintu dan jendela, “ucap janda tujuh anak ini. Ketika banjir surut pada Minggu sore, mereka pun kembali ke rumah. Hanya saja ketika itu PLN masih mematikan listrik sekitar. Walhasil mereka dengan penerangan seadanya membersihkan lumpur di rumah. Karena penerangan yang seadanya pula, saat itu Heriyah maupun anakanaknya tidak ngeh dengan adanya bercak-bercak di hampir seluruh dind-
lukisan. Begitu banyak gambar di sana. Lukisan abstrak tersebut jika diperhatikan benar, berbentuk macam-macam gambar, di antaranya, gambar gunung, wanita, sepasang manusia yang sedang bersetubuh, janin-janin bayi, macammacam binatang, hingga tulisan lafadz Allah. Seisi rumah Heriyah pun geger. Info ini pun menyebar ke para tetangga yang langsung menyerbu rumah Heriyah. “Daerah sini masuk kawasan langganan banjir. Selama ini belum pernah ada kejadian seperti ini,” ujar seorang ibu, tetangga Heriyah. “Awalnya saya nggak ngeh itu gambar apa, soalnya nggak jelas. Tapi lama-lama dipandangi, kok, jadi ada bentuknya, ya. Ada gambar binatang, janin, gambar perempuan. Saya nggak ngerti kok bisa jadi begitu. Rumah saya juga berkali-kali kena banjir, nggak pernah ada yang kayak gini,” ujar ibu itu terheran-heran. Fenomena ini memang luar biasa. Entah cat jenis apa yang digunakan, yang pasti gambar itu sangat sulit dihapus. Lukisan yang menempel di dinding kramik pun terpaksa harus dihapus dengan thinner, tapi itupun tak bisa benar-benar bersih. Sementara tinta yang menempel di lemari makan almunium, sulit dihilangkan. Seorang Habib datang ke lokasi. Kebetulan saat itu masih ada beberapa warga yang datang berkunjung. Dari Habib inilah, Heriyah dan keluarganya juga sejumlah warga yang ada, mendapat penjelasan. Keseluruhan gambar-gambar itu, menurut Habib sebagaimana diceritakan Wawan, salah seorang tetangga Heriyah, menggambarkan kehidupan yang ada sekarang, juga tentang akhir zaman. “Ini lukisan orang bersetubuh ini menggambarkan tentang kemaksiatan, pergaulan bebas. Janin-janin bayi
Rumah Heriyah di Cililitan Kecil Jakarta Timur
dengan pertimbangan, dengan dicat minyak, lumpur yang menempel akibat banjir bisa lebih mudah dibersihkan. Dari pengalamannya selama bolakbalik terkena banjir, cat minyak yang digunakannya tak pernah bereaksi demikian. Itu sebabnya ia tak yakin kalau penyebab munculnya gambar-gambar itu adalah cat minyak. Apalagi, lukisan
Lukisan misterius di dinding rumah Heriyah tiba-tiba muncul seusai banjir
ing rumah. “Waktu itu kami kira itu adalah lumpur sisa banjir. Karena sudah sore, dan tidak ada penerangan, jadi tidak dibersihkan,” tambah Aslan. Betapa terkejutnya mereka ketika bangun pagi, listrik sudah menyala, melihat bercak-bercak di dinding yang dikira lumpur itu, ternyata adalah lukisan. Rumah mereka berubah menjadi gallery
ini bercerita tentang bayi-bayi yang dibuang akibat pergaulan bebas. Habib banyak bercerita. Menurutnya, gambar ini merupakan peringatan Tuhan kepada manusia, apa yang akan mereka dapat jika menjalani hidup dengan penuh kesesatan,” tutur Wawan. Habib sempat meminta pada ibunya untuk tidak buru-buru menghapus lukisan itu, dan membiarkan masyarakat melihat dan merenungkannya. Setidaknya selama 3 hari. Begitu juga masyarakat ada yang meminta agar Heriyah tetap mempertahankan lukisan unik itu. Namun, Heriyah menolaknya. Salah satu yang paling terasa adalah kehadiran lukisan itu telah menganggu ketenangan keluarganya. Yah, hal ini memang bisa dimaklumi, karena rumahnya kerap digedor warga yang datang, padahal ia dan keluarganya tengah beristirahat. -Diana Runtu