Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com
Rabu, 4 Maret 2015
No. 43 tahun IX
Pengemban Pengamal Pancasila
Eksekusi Siap Dilaksanakan JAKARTA - Jaksa Agung Prasetyo menyatakan persiapan eksekusi mati tahan kedua termasuk dua WN Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, saat ini sudah 95 persen. ‘’Sisa lima persennya, soal evakuasi dan sebagainya,” katanya di Jakarta, kemarin. Kedua terpidana mati asal Negeri Kangguru itu termasuk pentolan sindikat penyelundupan heroin ke Bali yang terkenal dengan sebutan “Bali Nine”, masih ditahan di LP Krobokan, Bali. Dikatakan, seluruh terpidana mati yang namanya masuk dalam eksekusi tahap II itu, nantinya akan dievakuasi ke LP Nusakambangan, Cilacap, Jateng. Sesampai di Nusakambangan, para terpidana mati dimasukkan ke sel isolasi. ‘’Pihak lapas sendiri mengharap-
kan pemindahannya itu tidak terlalu lama,” katanya. Ia mengharapkan evakuasi terpidana mati itu dapat dilaksanakan pada pekan ini mengingat keberadaannya terpencarpencar di sejumlah daerah. Mereka berada di Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali, Madiun, Jawa Timur, Yogyakarta, dan lainnya. Soal narapidana mana yang lebih dulu dipindahkan, terserah kepada petugas di lapangan. ‘’Setelah itu eksekusi akan kita tentukan harinya. Ya kita berhati-hati lebih baik daripada sembronokan?” katanya. Untuk terpidana mati dari LP Krobokan ke Nusakambangan, akan dievakuasi menggunakan transportasi udara. Ia enggan menyebutkan waktu yang pasti untuk pelaksanaan eksekusi. (wnd)
Tolak Pelimpahan Kasus Budi Gunawan
Pegawai KPK Unjuk Rasa JAKARTA - Sekitar lima ratus orang pegawai KPK melakukan unjuk rasa di halaman depan gedung KPK Jakarta, Selasa, menuntut pelimpahan kasus Komjen Pol Budi Gunawan dan meminta pimpinan KPK terbuka mengenai strategi pemberantasan korupsi. Di tengah kerumunan para pegawai yang mengenakan kemeja hitam maupun warna
gelap tersebut, hadir juga pelaksana tugas (Plt) Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dan plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji. Sedangkan pejabat struktural yang hadir terlihat Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono Ruki tampak melipat kedua tangan di dadanya dan memperhatikan para orator. Ia juga tampak ikut menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar” dan meng-
hentakkan kaki sesuai irama lagu tersebut. ‘’Kawan-kawan pegawai KPK, kepada Plt pimpinan kami sampaikan 3 sikap pegawai pertama, menolak putusan Pimpinan KPK yang melimpahkan kasus BG ke kejaksaan. Kedua, meminta Pimpinan KPK mengajukan upaya hukum PK (Peninjauan Kembali) atas putusan praperadilan kasus BG. Ketiga, meminta Pimpinan menjelaskan secara
terbuka strategi pemberantasan,” tegas Faisal. Sedangkan Nanang Farid Syam Ketua Wadah Pegawai 2012-2014 meminta agar pegawai tidak takut dalam upaya pemberantasan korupsi. ‘’Apakah kita kalah kawan-kawan ? Apakah kita takut ? Rakyat menitipkan amanah kepada kita untuk memberantas korupsi. Tidak ada satu pun yang bisa membajak perjuangan kita.
Apakah kawan-kawan takut ? Tidak,” kata Nanang. Ia meminta agar para pegawai juga melunasi utang dari para pembayar pajak dalam bekerja. ‘’Pilihan kita jelas hidup mulia atau mati menanggung malu. Mulai hari ini kita akan bayar pajak yang diberikan rakyat dengan darah. Para pemimpin yang katanya negarawan bisa saja memenjarakan kita,’’ katanya. (wnd)
Taufiequrachman Ruki
Kembalikan Mandat JAKARTA - Plt. Ketua KPK Taufiqutrachman Ruki siap mengembalikan mandat kepada Presiden Joko Widodo terkait dengan demo dan petisi pegawai mengenai keputusan pimpinan yang melimpahkan kasus Komjen Pol. Budi Gunawan ke Kejakgung. ‘’Kalau (petisi) itu diserahkan ke pimpinan, saya harus katakan yang mengangkat saya adalah presiden. Saya kembalikan kepada presiden selaku kepala negara. Kalau presiden menilai saya tidak ‘firm’, maka saya dengan senang hati (mundur),” katanya di Gedung KPK Jakarta, kemarin. Saat digelar aksi, Ruki terlihat berada di antara pegawai yang menggelar aksi. ‘’Dengan senang hati saya simak, saya dengar, saya tanda tangan. Itu suara saya. Saya dan Pak
Indriyanto adalah bagian dari pegawai dan saya tidak mau berpisah dengan mereka (pegawai),” kata Ruki. Ruki berada di tengah kerumunan sekitar lima ratus pegawai yang mengenakan kemeja hitam maupun warna gelap bersama dengan Plt. Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji. ‘’Saya senang, saya terharu karena mereka menjadi begini adalah bentukan kami pimpinan jilid 1, saya pimpinan jilid 1 yang diminta turun kembali untuk menutup kekosongan jilid 3,” tambah Ruki. Jaksa Agung HM Prasetyo meminta semua pihak tidak mencurigai kejaksaan. ‘’Ya, kita tidak usah bercuriga seperti itulah. Kita sudah sepakat bahwa penanganan perkara harus objektif, profesional, dan proporsional,” katanya. (wnd)
Suluh Indonesia/ant
TOLAK PUTUSAN PIMPINAN KPK - Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki (kiri) bersama ratusan pegawai KPK melakukan aksi damai di halaman gedung KPK Jakarta, kemarin. Aksi yang diikuti seluruh pegawai KPK tersebut menolak putusan pimpinan KPK yang melimpahkan kasus Komjen Pol. Budi Gunawan ke kejaksaan dan meminta untuk mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) atas putusan praperadilan yang memenangkan Budi Gunawan.
Matinya Sebuah Keberanian
Suluh Indonesia/ant
AKSI DUKUNGAN AHOK - Warga yang tergabung dalam Pijar Indonesia membentangkan poster ketika aksi save Ahok di teras Balai Kota Jakarta, kemarin. Mereka mendukung Ahok untuk membongkar dan menyeret ke meja hijau mafia anggaran di DPRD DKI Jakarta.
SEJUMLAH pegiat anti korupsi yang tergabung dalam koalisi pemantau peradilan, mengirimkan karangan bunga duka cita ke Kantor KPK.Pengiriman karangan bunga duka cita dengan tulisan ‘Turut Berduka Cita Atas Matinya Keberanian KPK’ tersebutdilakukan sebagai bentuk kekecewaan para pegiat anti korupsi atas keputusan Pimpinan KPK melimpahkan berkas perkara dugaan korupsi Komjen Pol.Budi Gunawan ke Kejagung. ‘’Ini untuk menunjukan kekecewaan teman-teman terhadap keputusan yang diambil oleh para pimpinan KPK,” kata anggota koalisi yang berasal dari ICW Lalola Ester di sela-sela penyerahan karangan bunga di Kantor KPK Jakarta, kemarin.
Selain sebagai bentuk keprihatinan pada KPK,pengiriman bunga tersebut juga dilakukan sebagai bentuk kecintaan pegiat hukum tersebut dengan KPK.
‘’Ini sebetulnya harus dianggap sebagai bentuk kecintaan dari publik, karena biar bagaimnapun publik juga yang kemarin membantu untuk melindungi KPK,
mendukung semua kerja-kerja KPK. Jadi anggaplah ini sebagai motivasi untuk kemudian KPK bisa berani kembali mengambil alih perkara-perkara yang sudah dilimpahkan, atau dalam hal ini perkara Budi Gunawan yang sudah dilimpahkan ke kejaksaan dan mungkin juga akan dilanjutkan ke kepolisian karena ada kekhawatiran bagi kami bahwa kalau perkara ini dilimpahkan, tidak akan selesai atau janganjangan nanti malah dihentikan penyidikannya,’’ kata Lola. Senada dengan Lola,anggota koalisi lain yang berasal dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Miko Ginting berpendapat, tidak seharusnya kasus Budi Gunawan dilimphakan ke Kejaksaan. (wnd)