Edisi 19 Januari 2015 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com

Senin, 19 Januari 2015

No. 12 tahun IX

Pengemban Pengamal Pancasila

Polisi Sita Ganja 2 Ton MEDAN - Personel Satuan Reserse Narkoba Polresta Medan menyita dua ton lebih ganja kering dari Provinsi Aceh yang diangkut menggunakan truk di Jalan Medan-Binjai, kemarin. Selain itu, petugas kepolisian juga mengamankan dua orang tersangka yang membawa narkoba tersebut, yakni sopir berinisial J dan kernet truk berinisial M, kata Kasat Narkoba Polresta Medan Kompol Dony Alexander, saat dijumpai wartawan di Mapolresta Medan, Minggu. Namun dia tidak bersedia menjelaskan kronologis penangkapan narkoba tersebut. ‘’Pada hari Senin (19/1) hasil tangkapan narkoba berupa ganja itu akan kita paparkan,” ujar mantan Kapolsekta Medan Baru. Pemantauan di Mapolresta Medan,

sejumlah personel Sat Reserse Narkoba menurunkan ganja dari dalam truk dan langsung ditimbang menggunakan timbangan besi. Ganja yang ditimbang itu telah dikemas dalam bungkusan plastik yang dimasukkan kedalam goni. Diperkirakan satu goni tersebut berisi lebih kurang 40 kilogram (kg) ganja kering yang siap untuk dipasarkan. Bahkan, dalam menimbang ganja hasil sitaan petugas Polresta Medan, juga melibatkan belasan orang anggota Pramuka Penegak Saka Bhayangkara Polresta Medan. Adik-adik Pramuka Penegak yang masih pelajar SLTA itu, sibuk mengangkat ganja dan ditimbang di halaman Sat Reserse Narkoba Polresta Medan. (ant)

Enam Napi Dieksekusi

Suluh Indoenesia/ant

EKSEKUSI TERPIDANA MATI - Jaksa Agung HM. Prasetyo memberikan keterangan terkait eksekusi enam terpidana mati di Gedung Kejagung Jakarta, kemarin. Menurut Prasetyo, eksekusi tersebut berlangsung dengan aman dan lancar.

JAKARTA - Eksekusi terhadap 6 (enam) terpidana mati terkait kasus narkotika selesai dilakukan oleh tim jaksa eksekutor dengan dibantu anggota kepolisian dari kesatuan Brimob dan beberapa pihak lainya. Eksekusi menurut Jaksa Agung HM Prasetyo, berjalan dengan baik aman dan lancar sesuai tahap perencanaan. ‘’Eksekusi para terpidana mati para terpidana mati perkara kejahatan narkotika sudah dilaksanakan. Semuanya berjalan dengan baik aman dan lancar,tidak ada perubahan tempat,seperti yang saya sampaikan yang lalu bahwa 5 (lima) terpidana mati dilaksanakan di LP Nusa-kambangan, sementara yang satunya di laksanakan di Boyolali,” terang Jaksa Agung saat menggelar jumpa pers di Kejagung, kemarin. Adapun kelima terpidana mati yang sudah dilakukan ekseksusi di Nusakambangan antara lain Ang Kiem Soei alias Kim Ho alias Ance Thahir alias Tommi Wijaya (62) WN Belanda, Rani Andriani

alias Melisa Aprilia asal Cianjur, Namaona Denis (48) WN Malwai, Marcho Archer Cardoso Moreira (53l) WN Brazil, dan Daniel Enemuo alias Diarrssaouba (38) WN Nigeria. Sementara terpidana mati yang dieksekusi di Boyolali yakni Tran Thi Bich Hanh alias Tran Dinh Hoang (37) WN Vietnam. Selanjutnya, sesuai permintaan para terpidana pada masa hidupnya, usai dieksekusi para terpidana pun ada yang dikremasi dan di kuburkan, serta dikembalikan ke para keluarganya. ‘’Seusai pesan terakhirnya yang minta dikremasi adalah Ang Kiem Soei.Kebetulan istrinya datang ke tempat eksekusi, nantinya setelah dikremasi akan dibawa abunya pulang ke negaranya. Sementara Marcho Archer atas permintaaannya, akhirnya dikremasi dan nantinya akan diserahkan ke tantenya. Sedangkan Tran Thi Bich Hanh dikremasi di Semarang, Begitupun Daniel Enemuowarga yang atas permintaanya, jenazahnya akan dibawa pulang ke negaranya dan dis-

erahkan ke istrinya. Sementara Namaona Deni dimakamkan dan dikebumikan di Nusakambangan,”jelas Prasetyo. Dalam melakukan eksekusi, meskipun tidak ada perubahan tempat, namun tahapan pelaksanaan eksekusi sedikit mundur dari jadwal semula karena adanya beberapa kendala. ‘’Semula kedua tim lapangan eksekutor merencanakan akan dilaksanakan serentak di kedua tempat pada pukul 00.10 WIB, tapi karena suatu hal cuaca dan sebagainya, untuk di Nusakambangan akhirnya dilaksanakan pada pukul 00.30 WIB,sementara yang di Boyolali 00.46 WIB, kita hitung dari menit kemenit dari detik ke detik,”urainya. Meskipun demikian,eksekusi menurutnya, tetap berjalan dengan lancar. Bahkan dalam rangka memastikan para terpidana itu telah meninggal, tim dokter yang ditugaskan untuk membantu proses eksekusi, kembali mengecek kondisi jenazah para terpidana apakah benar-benar meninggal. (wnd)

Tokoh Agama :

Batalkan Pelantikan Budi Gunawan JAKARTA - Tokoh lintas agama menyerukan agar Presiden Joko Widodo bukan sekadar menunda, tapi melakukan pembatalan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri karena statusnya sebagai tersangka korupsi. ‘’Kami menuntut agar Presiden Jokowi bukan sekadar menunda, tapi membatalkan rencana pelantikan Budi Gunawan,” kata tokoh agama katolik, Romo YR Edy Purwanto, sesusai pertemuan forum lintas agama di Jakarta, kemarin. Menurut dia, melalui kasus ini komitmen Presiden Jokowi sebagai negarawan diuji, dan ia berharap Presiden memilih keputusan yang tepat agar terjadi perbaikan masa depan negara. Romo Benny Susetyo menambahkan penundaan itu adalah cara Presiden Jokowi meredakan kegaduhan politik, tapi hal itu mem-

butuhkan tindak lanjut keputusan yang lebih penting. Menurut dia, Presiden harus segera mengambil tindakan yang mengedepankan kepentingan rakyat meskipun mendapat tekanan dari partai, DPR, KPK dan pendukungnya. Sementara itu, tokoh Islam Masdar Mas’udi mengatakan lembaga penegak hukum harus dipimpin oleh orang yang bersih agar efektif dalam menjalankan tugasnya. ‘’Kita tidak mungkin membersihkan benda kotor dengan sesuatu yang kotor. Lembaga penegak negara harus kuat nuansa bersihnya,” kata dia. Ia juga mengatakan mendukung upaya KPK segera menindaklanjuti kasus korupsi Budi Gunawan serta mendesak agar KPK segera menuntaskan kasus hukum sejumlah orang yang berstatus tersangka. (ant)

Suluh Indoenesia/ant

PILIH KAPOLRI BERSIH - Anggota Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Polri melakukan aksi 'Pilih Kapolri Bersih' saat 'car free day' di depan pos polisi Bundaran HI, Jakarta, kemarin. Aksi tersebut menggalang dukungan masyarakat untuk meminta Presiden Joko Widodo memilih Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang bersih dan bebas korupsi.

Saatnya Perang Melawan Narkoba JAKARTA - Enam terpidana mati kasus narkoba akhirnya meregang nyawa di depan regu tembak, setelah semua upaya hukum dilalui. Eksekusi secara serentak terhadap enam terpidana mati kasus narkoba itu merupakan jumlah terbanyak dibanding yang telah dilakukan selama ini. Ini juga membuktikan bahwa pemerintah tidak akan main-main dengan maraknya

peredaran narkoba. Jaksa Agung HM Prasetyo menegaskan pihaknya tidak akan kompromi dengan peredaran narkoba. Tindakan tegas dan maksimal akan terus diberikan kepada para bandar dan pengedarnya serta pihak-pihak yang terlibat dalam peredaran, seperti kurir dan pengguna. Indonesia kini memasuki darurat narkoba. Bukan saja sebagai negara dengan pangsa pasar potensial, namun

juga—dalam beberapa kasus telah terungkap—menjadi lokasi produksi. Sindikat dan mafia narkoba internasional diyakini berada di balik fenomena semakin maraknya peredaran barang haram itu. Enam terpidana mati yang baru saja dieksekusi mati menjadi bukti adanya cengkeraman mafia internasional dalam bisnis narkoba di negeri ini. Simak data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) un-

tuk memperkuat kalimat tersebut. Menurut BNN, setidaknya 66 terpidana mati kasus narkotika kini sedang menunggu jadwal untuk dieksekusi setelah pelaksanaan hukuman maksimal tersebut kepada enam narapidana kasus narkoba usai dilaksanakan. ‘’Setelah eksekusi mati pada enam narapidana esok hari, ada sekitar 66 terpidana lagi yang menunggu,” katanya. (ant)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.