Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com
Jumat, 2 Januari 2014
No. 1 tahun IX
Pengemban Pengamal Pancasila
Pilot AirAsia Gunakan Narkoba JAKARTA - Pilot pesawat Air Asia berinisial FI dengan momor penerbangan QZ7510 dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Internasional Ngurah Rai Bali diduga positif menggunakan narkoba jenis morfin, kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M. Djuraid. ‘’Temuan tersebut diperoleh setelah pemeriksaan urine yang dilakukan tim Balai Kesehatan Penerbangan dan Tim Direktorat Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub di Bandara Ngurah Rai,’’ kata Hadi di Jakarta, kemarin. Pemeriksaan dilakukan sesaat setelah yang bersangkutan mendarat Pukul 08.50 WIT. Semula yang bersangkutan akan kembali terbang ke Jakarta pada pukul 09.20 dengan penerbangan QZ7511. Atas temuan tersebut, pilot FI dilarang
terbang dan akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, Presdir AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menegaskan, AirAsia akan melakukan tes lanjutan dengan kerja sama BNN serta rumah sakit ketergantungan obat kepada pilot yang berinisial FI, supaya mengetahui hasil lebih detailnya. Sunu mengatakan dari hasil wawancara AirAsia dengan pilot bersangkutan sebelumnya diketahui pilot itu baru saja menderita sakit tipus dan dirawat di rumah sakit sejak 26 hingga 29 Desember 2014. Sunu mengaku pilot bersangkutan adalah senior dan sudah bekerja selama sembilan tahun bersama AirAsia dan memiliki rekam jejak baik. ‘’Dia pilot senior, sudah berkeluarga,’’ katanya. (ant)
Basarnas :
9 Jenazah Ditemukan
JAKARTA - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan tim evakuasi gabungan untuk korban dan pesawat AirAsia QZ 8501 terpaksa meninggalkan satu jenazah di KRI Yos Sudarso untuk sementara karena alasan cuaca. ‘’Total jenazah sampai sekarsang yang sudah pasti ditemukan ada sembilan. Posisinya enam sudah terkirim
ke Surabaya dan dua masih di Pangkalan Bun (Kalteng), sementara satu jenazah belum bisa dibawa karena tinggi gelombang dan cuaca tidak memungkinkan,” kata Bambang di kantornya, Kemayoran, Jakarta, kemarin. Bambang mengatakan evakuasi satu jenazah itu tidak bisa diangkut oleh tim karena helikopter pengevakuasi tidak dapat mendarat di kapal karena cuaca tidak memungkinkan.
Terlebih tinggi gelombang air laut di sekitar area evakuasi cukup tinggi 3-4 meter atau tidak kondusif. Dengan begitu, dia mengatakan sangat terpaksa meninggalkan satu jenazah untuk dievakuasi kembali menunggu cuaca bersahabat. Jenazah, kata dia, hanya bisa dibawa ke helikopter dengan bantuan pengevakuasi yang harus turun ke kapal dengan bantuan tali. Helikopter juga
tidak memungkinkan menunggu evakuasi satu jenazah karena khawatir cuaca semakin memburuk dan jika dipaksakan akan membahayakan helikopter dan tim. Kendati demikian, dua jenazah lain telah diangkut ke Pangkalan Bun. Sampai berita ini dibuat, tim evakuasi berhasil menemukan tiga jenazah termasuk satu yang masih di KRI Yos Sudarso. Ketiganya berjenis kelamin
perempuan. Dua korban yang telah sampai di Pangkalan Bun rencananya akan segera dikirim ke Surabaya. ‘’Dua masih di Pangkalan Bun dan rencananya malam ini akan didorong ke Surabaya,” kata dia. Pencarian korban dan objek pesawat AirAsia itu sendiri pada Kamis memfokuskan pada area seluas 13.500 kilometer persegi di kawasan Selat Karimata. (son/ant)
Hingga 4 Januari
Evakuasi Terganggu JAKARTA - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan evakuasi korban dan objek pesawat AirAsia QZ 8501 akan terganggu secara signifikan karena gelombang air laut tinggi hingga 4 Januari mendatang. ‘’Tim gabungan akan berhadapan dengan kendala utama cuaca yang mengganggu proses evaku-asi sampai 4 Januari. Tinggi gelombang ada di kisaran 3-4 meter,” katanya Jakarta, kemarin. Ramalan cuaca dari BMKG menyebutkan gelombang tinggi masih dan akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan di sekitar area operasi evakuasi korban dan objek pesa-
wat AirAsia QZ 8501. Kendati demikian, dia menampik anggapan proses evakuasi akan dihentikan begitu saja. Faktor cuaca dikatakannya memperlambat gerak tim evakuasi gabungan. Salah satu contohnya adalah penundaan pengangkutan satu jenazah ditemukan yang sementara tidak dibawa ke Pangkalan Bun tapi ditinggal sementara di KRI Yos Sudarso. Pencarian korban dan objek pesawat AirAsia itu sendiri pada Kamis memfokuskan pada area seluas 13.500 kilometer persegi di kawasan Selat Karimata yang dekat dengan Pangkalan Bun. Saat ini, 19 kapal gabungan dikerahkan. (son/ant)
Suluh Indonesia/ant
JENAZAH KORBAN - Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi satu dari dua jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dari heli Bell 412 EP milik TNI AL di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, kemarin. Basarnas menyatakan tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, berhasil dievakuasi dari kapal perang TNI AL, enam dari tujuh jenazah itu telah dibawa ke Pangkalan Bun.
Langkah Cepat Basarnas
Membesarkan Hati Kita Semua PAGI ini kami menemukan tiga jenazah yang terdiri dari dua pria dan satu wanita yang mengenakan seragam pramugari. Inilah gerak cepat Basarnas yang menuai pujian.
Suluh Indonesia/ant
KORBAN AIRASIA TERIDENTIFIKASI - Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf (dua kanan) didampingi Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim Kombespol Budiyono (kanan) saat memberikan keterangan pers mengenai identifikasi korban AirAsia QZ8501 di Mapolda Jatim di Surabaya, kemarin.
Dengan ditemukannya tiga jenazah tersebut, menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bambang Soelistyo, maka sudah enam jenazah yang ditemukan karena telah ditemukan dua mayat wanita dan seorang pria. Walaupun cuaca jelek di perairan yang berkedalaman 35-40 meter itu, Basarnas mengerahkan tidak kurang dari sembilan pesawat udara, 17 helikopter serta 1700 orang . Selain buruknya cuaca maka gelombang berketinggian tiga hingga empat meter itu juga cukup merepotkan tim SAR termasuk sejumlah penyelam.
Hilangnya pesawar Airbus telah menimbulkan pertanyaan, kritik terhadap kemampuan jajaran SAR karena belum ditemukan juga serpihan hingga jenazah para korban. ‘’Saya cemas karena belum juga ada kontak antara SAR dengan pesawat. Tapi setelah kita melihat beritaberita televisi, saya merasa tenang. Ternyata kemampuan SAR kita tidak kalah dengan tenaga- tenaga luar negeri,” kata pengajar Universitas Pertahanan Profesor Salim Said. Pujian serupa juga dilontarkan seorang penerbang senior Captain Nababan dan pengamat penerbangan Duddy
Sudibyo. ‘’Saya mengapresiasi tim SAR,” kata Nababan. Upaya pencarian pesawat Air Asia ini juga tidak luput dari dua pucuk pimpinan pemerintah yakni Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Jokowi terbang ke Selat Karimata untuk melihat upaya pencarian dan penyelamatan.
Sementara itu, Jusuf Kalla mendatangi markas Basarnas di Jakarta. Kalau saja, Basarnas dilengkapi peralatan yang memadai dan memenuhi standar internasional, diyakini proses pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia QZ 8501 ini akan lebih cepat. (ant)