HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
16 HALAMAN NOMOR 12 TAHUN KE 14
SUARA NTB
RABU, 14 MARET 2018
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pengemban Pengamal Pancasila
Ali BD di Mata Ulama
TGH. Hazmi Hamzar :
Ali BD Reformis Sejati
Agama Islam
Merupakan Pemersatu MASYARAKAT Sasak adalah orang yang hebat. Bahkan disebut orang Sasak ini merupakan orang paling hebat di dunia. Disebut demikian karena orang-orang Sasak ini telah melalui proses perpecahan dalam sejarah perjalanannya. Akan tetapi orang Sasak ini telah dikuatkan oleh kekuatan agamanya, yakni agama Islam. Bersambung ke hal 15
Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan
DOKTOR H. Moch Ali Bin Dachlan adalah sosok reformis sejati. Sosok demokrat sejati dan sangat sayang kepada seluruh rakyat, meskipun rakyat tersebut tidak mendukungnya. Ali BD bertindak tanpa membedakan kelompok dan golongan. Demikian pandangan Pimpinan Pusat Yayasan Maraqitta’limat Mamben Bersambung ke hal 15
CALON INDEPENDEN, NON PARTAI DAN NON BLOK
TO K O H
Ali Bin Dachlan saat mengisi acara di Dusun Jago Desa Jago Kecamatan Praya, Selasa kemarin
UNIVERSITAS Mataram (Unram) di bawah komando Rektor Prof. Dr. H. Lalu Husni, SH., M.Hum mulai tancap gas. Pascadilantik beberapa hari lalu, Prof. Husni, mulai membangun kemitraan dengan Universitas Gorontalo. Kerjasama dengan Universitas Gorontalo ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Selasa (13/3) kemarin. Upaya membangun kemitraan dengan kampus luar diharapkan berimbas positif bagi peningkatan kualitas Unram. Kepada Suara NTB, Prof. Husni menjelaskan, kerjasama dengan kampus luar ini menandai komitmen awalnya untuk Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R Program Perhutanan Sosial MASYARAKAT yang merambah hutan di NTB diminta untuk tobat nasuha. Mereka diminta untuk mengembalikan fungsi hutan dan tak akan diproses hukum. Pemerintah akan membagikan 200 ribu hektare hutan di daerah ini untuk masyarakat melalui program perhutanan sosial. Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/dok)
NTB Siap Rekrutmen CPNS Usai Pilkada Mataram (Suara NTB) – Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB menerima informasi bahwa kuota CPNS 2018 akan turun Mei 2018 mendatang. Namun pelaksanaan rekrutmen atau seleksi akan dilaksanakan usai gelaran Pilkada 2018 yang dilaksanakan Juni mendatang. ‘’Infonya kan begitu dari rapat dengar pendapat di DPR RI. Antara DPR dan Men PANRB,” kata Kepala BKD NTB, Drs. H. Fathurahman, M. Si ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (13/3) siang. Secara formal, Fathurahman mengaku Pemda belum mendapatkan informasi resmi. Namun, berdasarkan penjelasan dari Kementerian PANRB, kuota CPNS masing-masing Pemda akan turun pada bulan Mei. Sedangkan pelaksanaan rekrutmen akan dilakukan setelah gelaran Pilkada 2018. “Kalau seluruh persyaratan dan ketentuan yang dipersyaratkan oleh BKN (Badan Kepegawaian Negara) sudah kita penuhi seluruhnya,” jelasnya. Termasuk mengenai ketersediaan sarana dan prasarana seperti untuk pelaksanaan tes. Selain sarana prasarana gedung untuk tes Computer Assisted Tes (CAT) yang dimiliki saat ini. Fathurahman mengatakan pihaknya juga sudah menginventarisir laboratorium-laboratorium komputer SMA/SMK yang akan dipergunakan untuk tes CPNS nantinya. ‘’Penganggarannya juga sudah kita siapkan dengan anggaran dan sarana prasarana. Tinggal menunggu (kuota)
’’
Infonya kan begitu dari rapat dengar pendapat di DPR RI. Antara DPR dan Men PANRB.
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/dys)
Bangun Kemitraan
H. Fathurahman
saja,’’ ucapnya. Pemprov NTB dan sembilan kabupaten/kota telah mengajukan usulan formasi CPNS ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) sebanyak 20.491 formasi. Dari 11 entitas pemerintahan di NTB, hanya Pemda Dompu yang belum mengajukan usulan CPNS 2018 hingga akhir Januari lalu. Sepuluh Pemda yang mengajukan usulan CPNS 2018 ke Kemen PANRB yakni Pemprov NTB sebanyak 5.554 formasi, Kota Mataram 250 formasi, Lombok Barat 1.800 formasi, Lombok Utara 578 formasi. Selanjutnya, Lombok Tengah 3.198 formasi, Lombok Timur 4.992 formasi, Sumbawa Barat 737 formasi,
Kota Bima 273 formasi, Kabupaten Bima 1.798 formasi dan Kabupaten Sumbawa 1.311 formasi. Sekretaris BKD NTB, Yus Harudian Putra, S. STP mengatakan, hingga saat ini pemerintah pusat belum menetapkan jumlah kuota formasi untuk masing-masing daerah. Pemda masih menunggu dari Kemen PANRB. Setelah menyampaikan usulan formasi, kata Yus, Pemda diminta merincikan rasio belanja aparatur terhadap belanja publik yang terdapat dalam APBD masing-masing daerah jika ada tambahan jumlah PNS sebanyak itu. Untuk Pemprov NTB, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB telah melakukan perhitungan. Bersambung ke hal 15
Abuya : Ahyar Abduh Sosok Jujur dan Amanah Bima (Suara NTB) Calon Gubernur (Cagub) NTB, TGH Ahyar Abduh menggelar silaturahim di Ponpes Al Ajaziyah Kota Bima, Selasa (13/03). Cagub nomor urut 2 ini langsung disambut hangat oleh Pimpinan Yayasan, H. Zainul Arifin yang juga mantan Bupati Bima. Mereka terlihat akrab dan terlibat pembicaraan yang hangat. Terlihat dua tokoh ini berjalan akrab dan hangat serta penuh canda diantara keduanya. Buya, sapaan akrab mantan Bupati Bima ini mengatakan bahwa, pemimpin kede-
pan adalah pemimpin yang jujur dan amanah. TGH Ahyar Abduh menurut Buya adalah pemimpin yang jujur dan amanah, antara perkataan dan perbuatannya sejalan. “Saya kenal betul TGH. Ahyar Abduh adalah sosok pemimpin yang amanah dan jujur dalam bertutur kata, sehingga inilah yg membuat hati saya berjanji untuk memenangkan TGH Ahyar Abduh di Kota bima dan Kabupaten Bima,” tegasnya di hadapan ratusan masyarakat yang hadir. NTB Untuk Semua, tambah Buya, yang menjadi (Suara NTB/ist)
BERSAMA ABUYA - Cagub NTB, TGH Ahyar Abduh saat menggelar silaturahim dengan mantan Bupati Bima, H. Zainul Arifin. Tokoh yang akrab disapa Abuya ini menegaskan dukungannya untuk pasangan Ahyar-Mori di Pilkada NTB 2018. slogan dari Ahyar-Mori adalah bukti nyata yang dijalankan oleh TGH Ahyar Abduh untuk memperhatikan dua pulau yang ada di NTB yaitu pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Selain itu, pilihan pasangan dari TGH. Ahyar Abduh hari ini adalah Mori Hanafi. Ini dinilai merupakan bukti
komitmen Ahyar dalam membangun kebersamaan. “Ahyar sudah sangat serius dalam membangun NTB, keterwakilan pulau merupakan bukti serius dari Ahyar Abduh,” jelasnya. Sementara itu, TGH. Ahyar Abduh telah berkomitmen di setiap kampanyenya menga-
takan bahwa, untuk meningkatkan kualitas dan kemajuan bagi Pondok Pesantren yang ada di Nusa Tenggara Barat, Ahyar menekankan akan menjadikan pondok pesantren di NTB menjadi Pondok yang modern berbasis digital yang ada di NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/bul)
MEROKET - Harga cabai di pasar-pasar tradisional di Kota Mataram dan sekitarnya meroket. Penyebabnya, produksi cabai menurun karena tanaman cabai rusak diserang hama antraks. Tampak seorang petani sedang membersihkan cabai yang sudah dipanen.
Harga Meroket, NTB Datangkan Cabai dari Luar Daerah Mataram (Suara NTB) – Harga cabai belakangan ini meroket hingga Rp 100 ribu per Kg. Untuk menstabilkan harga, NTB terpaksa mendatangkan cabai dari luar daerah seperti Jawa dan Sulawesi. Kepala Dinas Perdagangan NTB, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M. Si yang dikonfirmasi Selasa (13/3) siang membenarkan harga cabai pada pekan lalu menembus Rp 100 ribu per Kg. Sekarang, berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan pada empat pasar yang ada di Kota Mataram, harganya cabai sudah mulai turun menjadi Rp 75 – 80 ribu per Kg. Selly mengatakan, harga cabai di NTB akan kembali normal pada Mei mendatang. Karena pada bulan tersebut, sudah memasuki musim panen cabai di daerah ini. Upaya yang dilakukan untuk menstabilkan harga cabai saat ini, kata mantan Penjabat Walikota Mataram ini dengan mendatangkan cabai dari Lamongan Jawa Timur (Jatim), Sulawesi. ‘’Iya (mendatangkan cabai dari luar daerah). Karena cabai lokal harganya mahal,’’ ucapnya. Meroketnya harga cabai di NTB akibat petani gagal panen. Sekitar 20 hektare tanaman cabai di sentra cabai Lombok Timur (Lotim) rusak dan mati. Tanaman cabai yang rusak dan mati itu akibat terserang hama antraks. Disebutkan, jumlah cabai yang didatangkan dari Lamongan sekitar 450 Kg, Sulawesi 300 Kg dan Bima 200 Kg. Meskipun cabai yang didatangkan masih sedikit, namun mampu menurunkan harga dari Rp 100 ribu per Kg, menjadi Rp 80 ribu per Kg. Jika tidak ada cabai dari luar daerah yang didatangkan, maka harga di dalam daerah akan terus melambung. Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si yang dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (13/3) sore kemarin mengatakan pihaknya sudah menghubungi produsen cabai di Lombok Timur bahwa mereka sepakat untuk menurunkan harga. Meroketnya harga cabai belakangan ini, kata Husnul bahwa memang akibat pasokan yang berkurang. Bersambung ke hal 15