HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 16 OKTOBER 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 181 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pimpin Rakor, Gubernur Minta Komitmen OPD Percepat Industrialisasi Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc bersama Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Ketua Dekranasda NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE, M.Sc, memimpin rapat koordinasi (Rakor) dengan seluruh jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB, Selasa (15/10). Rakor yang berlangsung di Pendopo Gubernur, terkait percepatan progres program industrialisasi.
Sosialisasi Beasiswa NTB Tujuan China
Dalam Rakor tersebut, untuk melakukan evaluasi progres peningkatan industrialisasi di NTB. Misalnya, dari awalnya penghasil dan penjual bahan baku seperti jagung dan daging. Setelah adanya industrialiasasi ini, NTB harus berubah dari saat sebagai penjual bahan baku berpindah ke pengolah. Untuk melakukan hal itu, gubernur menegaskan pemerintah butuh investor yang akan melakukan investasi untuk membangun pabrik-pabrik pengolahan di NTB. Pemerintah katanya, berkomitmen membantu dan mempermudah investasi di NTB. Khususnya untuk program industrialisasi seperti pembangunan smelter di Sumbawa, pabrik Essence Oil di Bima dan KLU, pabrik
pakan dan pabrik-pabrik pengolahan bahan baku lainnya di NTB. Untuk itu, gubernur meminta ketegasan dan komitmen dari semua Kepala OPD untuk berkontribusi dalam membangun industrialisasi di NTB. Menurutnya, makna industrialisasi tidak harus pada pabrik dengan skala besar. Namun skala kecil yang memungkinkan IKM di NTB mampu mengolah bahan baku yang dihasilkan sendiri dengan teknologi permesinan sederhana. Ia meminta Kepala OPD untuk lebih fokus pada satu atau dua jenis industrialisasi saja. Namun hasilnya nyata dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di NTB. ‘’Tidak perlu banyak, cukup satu. Namun fokus tapi ada hasil dan
(Suara NTB/humasntb)
RAKOR - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, bersama Wagub,Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Ketua Dekranasda NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, memimpin Rakor dengan seluruh jajaran OPD lingkup Pemprov NTB, Selasa (15/10). dampaknya bisa dirasakan,’’ ujarnya. Selain itu, ia menekankan bahwa peningkatan sumber daya manusia
menjadi hal mendasar dan sangat penting untuk dilakukan. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc menghadiri acara sosialisasi beasiswa NTB ke luar negeri (kategori B, S1 tujuan China), Selasa (15/10). Gubernur berharap, agar siswa-siswi yang mengikuti program ini nantinya tidak hanya diarahkan untuk menekuni bidang studi manajemen dan bisnis. Tapi juga belajar di bidang kimia dan teknik. Gubernur berpendapat, mengirim siswa-siswi ke China tidak hanya mengajarkan siswa-siswi masalah kedisplinan ataupun kecerdasan. Bersambung ke hal 15
TO K O H Pilih yang Bekerja Maksimal
H. Zulkieflimansyah
GUBERNUR NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc, akan segera menerima hasil seleksi terbuka Sekda NTB dari Pansel dalam beberapa hari ke depan. Gubernur mengatakan, sosok Sekda akan dipilih adalah orang mampu bekerja secara maksimal. ‘’Pokoknya, Sekda itu (tugasnya) membantu gubernur. Untuk waktu ini, saya tahu betul siapa yang bisa bantu saya maksimal. Kira-kira begitu,’’ kata gubernur dikonfirmasi di Pendopo Timur, Selasa (15/10) siang. Ditanya siapa calon Sekda yang paling menonjol dari lima orang yang saat ini sedang mengikuti seleksi, Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
KO M E N TTAA R
Bidik Satu Tersangka KEJAKSAAN Tinggi (Kejati) NTB, baru menemukan keterlibatan satu orang untuk dijadikan tersangka dalam kasus pengelolaan Lombok City Center (LCC). Calon tersangka itu dari manajemen PT. Tripat, perusahaan daerah yang membuat kerjasama dengan perusahaan pengelola LCC. Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati NTB Ery Ariansyah Harahap mengatakan, hasil ekspose Senin (14/10) lalu, penyidik sudah yakin salah satu menajemen PT Tripat sebagai aktor di balik kerugian negara yang timbul dalam kasus LCC. ‘’Saya tidak sebut nama. Tapi pelakunya mengarah ke dia-dia saja. Bersambung Ery Ariansyah Harahap ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB mengaku kekurangan armada mobil pemadam kebakaran (Damkar) untuk memadamkan kebakaran di TPA Regional Kebon Kongok, Lombok Barat (Lobar). Di sisi lain, Kota Mataram dan Lobar justru menarik empat unit armada Damkar yang telah diturunkan untuk memadamkan selama dua malam. ‘’Sekarang, armada Damkar yang bekerja dari BPBD saja. Armada Damkar Kota Mataram dan Lombok Barat sudah pada pulang,’’ kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F, M. Si dikonfirmasi Selasa (15/10) siang. Madani menyebutkan, sejak hari pertama kebakaran sampai Senin (14/10), armada Damkar sebanyak sembilan unit. Terdiri dari Kota Mataram 2 unit, Lobar 2 unit, BPBD NTB 2 unit, Tagana
Dinas Sosial NTB 2 unit dan satu unit mobil water canon. ‘’Sekarang tinggal dua armada Damkar. Seharusnya dengan kondisi (cuaca) saat ini jangan berhenti (dilakukan pemadaman). Kalau berhenti, lagi (titik api) kena matahari nyala lagi,’’ kata Madani. Madani mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas LH Kota Mataram dan Lobar terkait dengan hal ini. Bahkan, ia sudah meminta bantuan Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd agar mengontak Walikota Mataram dan Bupati Lobar agar kembali menerjunkan bantuan armada Damkar untuk terus memadamkan sumber api di TPA Kebon Kongok. Disebutkan, dari luas TPA Kebon Kongok, seluas 5 hektare tempat tumpukan sampah. Lahan TPA yang terbakar sekarang mencapai 2 hektare. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
MENUMPUK - Sampah yang mulai menumpuk di pinggir jalan nasional di Bertais Kota Mataram (foto atas). Sementara, petugas kesehatan membagikan masker kepada masyarakat terdampak asap akibat kebakaran TPA Kebon Kongok.
NTB Raih Penghargaan Akselerasi IPK Terbaik Nasional Mataram (Suara NTB) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri, menyerahkan penghargaan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) terbaik nasional kepada Gubernur NTB, Dr.H.
Zulkieflimansyah, SE.MSc di Jakarta, Senin (14/10). Pengahargaan diberikan, karena dinilai berhasil meningkatkan pembangunan ketenagakerjaan selama memimpin NTB. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ars)
(Suara NTB/ist)
PENGHARGAAN - NTB meraih penghargaan IPK terbaik nasional dari Menaker M. Hanif Dhakiri. Penghargaan diberikan kepada Gubernur NTB diwakili Kepala Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, M.Agus Patria.
Percepat Tuntaskan Validasi Data Tambahan Korban Gempa Mataram (Suara NTB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan tenggat kepada kabupaten/kota menyelesaikan validasi data tambahan rumah rusak korban gempa selama seminggu. Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB, sedang mempercepat penyelesaian validasi data tambahan ini di lapangan, terutama daerah yang terkena dampak gempa paling parah seperti Kabupaten Lombok Utara (KLU). ‘’Pemerintah maunya tidak ada masyarakat terdampak gempa yang tidak terakomodir bantuan perbaikan rumah. Sementara pendataan-pendataan sebelumnya, ini tidak totalitas. Ada masyarakat yang tidak aktif, ternyata dia tidak terdata,’’ kata Kepala Disperkim NTB, Ir. I Gus-
ti Bagus Sugihartha, MT dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Selasa (15/10) siang. Korban gempa yang tidak terdata, kata Sugihartha, baru belakangan diketahui. Sehingga data tambahan korban gempa yang rumahnya rusak masuk data tambahan yang diusulkan ke BNPB untuk mendapatkan bantuan perbaikan rumah. Data tambahan tersebut sedang dilakukan validasi di lapangan oleh Pemda kabupaten/kota. ‘’Jadi kita menunggu untuk segera diinformasikan kembali. Itu sesuai arahan Sestama (Sekretaris Utama BNPB) saat rapat koordinasi minggu kemarin,’’ katanya. Soal data tambahan ini, Sugihartha mengatakan tak hafal angka pastinya. Tetapi, telah diusulkan bantuan untuk perbaikan rumah korban gempa yang belum tercover dalam bantuan sebelumnya ke BNPB. Bersambung ke hal 15