20 HALAMAN
NOMOR 228 TAHUN KE 69
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (158 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
sabtu kliwon, 15 april 2017
@balipostcom (4.812 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
PETAKA DI PUPUTAN BADUNG Pelajar Tewas Saat Minum di AMO
Mesin Rusak Sejak Senin
Denpasar (Bali Post) Kehebohan terjadi di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Kamis (13/4). Rendi Rizaldi (13), siswa kelas I SMPN 2 Denpasar, meregang nyawa saat minum air di tempat air siap minum atau air minum otomatis (AMO). Diduga korban tersetrum listrik saat minum. ‘’Kasus ini kami limpahkan ke Polresta Denpasar. Informasi saksi, alat ini diketahui rusak sejak Senin lalu tapi belum ada perbaikan,’’ kata Kapolsek Denpasar Barat (Denbar) Kompol Wisnu Wardana, Jumat (14/4) kemarin. Selain itu, alat AMO itu disiapkan di TKP sejak 2010. Oleh karena itu harus diungkap siapa yang bertanggung jawab atas perawatan dan pengawasannya. ‘’Waktu itu korban habis main bola di Lapangan Puputan Badung, lalu minum dan tidak pakai alas kaki. Nanti kan Polresta yang selanjutnya menyelidiki kasus itu,’’ tegas mantan Kasat Reskrim Polres Badung ini. Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Denbar menambahkan, dari keterangan saksi, saat itu korban minum air di TKP dan langsung tersetrum. Korban yang beralamat di Jalan Letda Jaya, Denpasar ini, langsung jatuh dan baju korban tersangkut di besi. Korban langsung dilarikan ke RSAD dan dirujuk ke RSUP Sanglah. ‘’Seorang pengunjung bernama Saedi langsung memotong kain baju korban supaya terlepas. Informasinya sejak Senin lalu tempat air minum tersebut mengalami gangguan yaitu nyetrum,’’ ujarnya. Seperti dikatakan Agung Lanang Sudiksa (14) beralamat di Jalan Buana Raya, Denbar, Senin (10/4) pukul 17.00 Wita olahraga di TKP. Hal. 19 Tombol Keran
Aliran Listrik untuk Aktifkan UV
Denpasar (Bali Post) – Musibah yang menimpa Rendi Rizaldi yang minum air di mesin air minum otomatis (AMO) di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung masih dalam proses penyelidikan. Bahkan, mesin AMO milik PDAM Kota Denpasar tersebut masih diisi dengan garis polisi (police line). Karena itu, pihak PDAM belum bisa melakukan pemeriksaan sumber terjadinya kebocoran aliran listrik di mesin itu. Direktur Teknik PDAM Denpasar I Putu Yasa, Jumat (14/4) kemarin, mengatakan
mesin AMO tersebut menggunakan aliran listrik pada salah satu komponennya yakni Ultra Violet (UV). ‘’Aliran listriknya untuk mengaktifkan UV-nya,’’ jelasnya. Hanya, pihkanya belum bisa memastikan di mana letak kebocoran listrik pada mesin AMO yang ada di Lapangan Puputan Badung tersebut. Mengingat, sampai kemarin masih diisi garis polisi. ‘’Kami belum bisa melakukan pemeriksaan, karena masih ditangani kepolisian,’’ katanya. Hal. 19 Siap Minum
Rendi Meninggal Jelang Bertanding di Porjar Denpasar (Bali Post) Rendi Rizaldi (13), atlet Taekwondo yang meninggal tersetrum ketika minum air PDAM di Lapangan Puputan Badung, rupanya akan mengikuti lomba dalam gelaran Porjar, 24 April. Rencananya ia akan berlatih di Dojang di SDN 26 Dangin Puri. Namun karena pelatihnya
berhalangan hadir, sehingga latihan rutin yang dilakukan setiap Kamis diliburkan. Rendi pun membantu ibunya di rumah. Teman-teman menjemputnya untuk bermain sepak bola di Lapangan Puputan Badung. Hal. 19 Sempat Melarang
TUNGGU JENAZAH - Keluarga sedang menunggu jenazah Rendi untuk dipulangkan dan dimakamkan Jumat (14/4) kemarin pukul 14.00 Wita.
Semua Pelayanan AMO Ditutup
Denpasar (Bali Post) Di Denpasar terdapat tujuh air minum otomatis (AMO). Fasilitas air siap minum tersebut, dua di Lapangan Puputan Badung, Lapangan Renon (1), Sanur (1), Lapangan Lumintang (2), dan di area Sewaka (1). Rata-rata AMO tersebut berusia lima tahun. ‘’AMO yang di Lapangan Puputan yang pertama dibuat,’’ kata Direktur PDAM Denpasar IB Arsana. Hal. 19 Penyidik Kepolisian
LAYANAN AIR SIAP MINUM (AMO) AIR
AIR MINUM - Mesin air minum otomatis (AMO) yang berada di Lapangan Puputan Badung.
MULTI MEDIA
KARBON AKTIF
PP KARBON FILTER PP 3 MIKRON AKTIF MINERALISASI 5 MIKRON
OZON
UV
AIR MINUM
Mesin AMO ini bekerja otomatis sehingga tidak memerlukan operator Bali Post/ara
’’Induk dari Segala Bom’’ Dijatuhkan di Afghanistan
Soal Wenger, Arsenal Terbelah
London – Manajer Arsenal Arsene Wenger tak tahu pasti bahwa ada perpecahan dalam manajemen klub mengenai masa depannya. Sebaliknya, dia menyatakan lebih fokus memperjuangkan Arsenal masuk empat besar liga. Wenger habis kontrak akhir musim ini. Seruan agar dia mundur setelah 20 tahun melatih Arsenal semakin kencang setelah tim ini menelan kekalahan kelima pada delapan laga terakhirnya saat melawan Crystal Palace, Senin pekan ini. Menurut media massa Inggris, direksi Arsenal terbelah menyangkut masa depan Wenger setelah kalah 0-3 di Selhurst Park melawan Palace, sehingga klub ini menduduki peringkat keenam atau terpaut tujuh poin di bawah penempat posisi keempat Manchester City namun menyimpan satu pertandingan lebih banyak. ‘’Saya tak tahu. Yang terjadi di atas di direksi bukan urusan saya. Saya fokus kepada apa yang penting bagi saya adalah kinerja tim dan yang menjadi perhatian pendukung, yakni kinerja tim,’’ kata Wenger seperti dikutip Reuters. Wenger yakin hubungannya dengan pemilik saham mayoritas Arsenal, Stan Kroenke, tak berubah. ‘’Saya percaya hubungan kami selalu sama, tidak berubah,’’ kata Wenger, tak peduli apakah dia akan diperpanjang atau tidak. Kepala Eksekutif Arsenal Ivan Gazidis telah ditekan untuk melakukan perubahan, termasuk merombak jejaring pelatih klub dan memilih direktur olahraga. Hal. 19 Gantikan Wenger
Bali Post/ist
BARU PERTAMA- BU-43 atau MOAB (mother of all bomb, induk dari segala bom). Bom model ini yang dijatuhkan di Afghanistan untuk melumpuhkan jaringan ISIS. Bom yang membawa bahan peledak 11 ton ini baru bertama kali digunakan Amerika Serikat dalam arena konflik.
Trump Sebut Kebijakan yang Lebih Perkasa
Washington – Amerika Serikat menjatuhkan the mother of all bombs (induk dari segala bom), bom non-nuklir terbesar yang selama ini belum pernah diluncurkan dalam pertempuran, untuk menyerang serangkaian gua dan terowongan yang digunakan oleh kelompok ISIS di Afghanistan Timur pada Kamis (13/4), kata militer. Presiden Donald Trump menyebut aksi peneboman itu sebagai bukti dari kebijakan luar negeri AS yang lebih perkasa sejak ia menjabat pada Januari, setelah delapan tahun Presiden Barack Obama berkuasa.
Kabul Bom terbesar yang dimiliki AS, Kamis (13/4) dijatuhkan di Afghanistan. Bom yang baru pertama kali digunakan dalam pertempuran itu, menghancurkan goa dan terowongan tempat persembunyian ISIS. GBU-43 nama bom itu. Beratnya 21.600 pound (9.797 kg) dan memuat 11 ton bahan peledak. GBU-43 ini, yang juga dikenal sebagai ‘’induk dari segala bom’’ pertama kali diuji pada Maret 2003. Perangkat ini dianggap sangat efektif digunakan untuk menyerang persembunyian kelompok yang berada di bawah tanah. Jenis lain dari bom ini juga sangat efektif menjangkau terowongan yang lebih dalam dan kokoh. Ini adalah pertama kalinya Amerika Serikat menggunakan bom konvensional dengan ukuran ini dalam konflik. Hal. 19 Tingkat Tinggi
Bom GBU-43 yang memiliki berat 21.600 pound (9.797 kg) dan memuat 11 ton bahan peledak, dijatuhkan dari sebuah pesawat MC-130 di distrik Achin, Provinsi Nangarhar, dekat perbatasan dengan Pakistan, kata juru bicara Pentagon Adam Stump. GBU-43 ini, yang juga dikenal sebagai ‘’induk dari segala bom’’, pertama kali diuji pada Maret 2003. Perangkat ini dianggap sangat efektif digunakan untuk menyerang persembunyian kelompok yang berada di bawah tanah. Hal. 19 Pertama Kali
Donald Trump
BUMDes-LPD Harus Bersinergi 1
Kreatif Kembangkan Potensi Desa PEMERINTAH pusat kini menggalakkan terwujudnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dorongan ini juga dikaitkan dengan kucuran bantuan pemerintah yang mencapai ratusan juta rupiah setiap tahunnya. Apabila ini gagal dijabarkan oleh desa, maka bantuan pemerintah tersebut takkan memberi manfaat dalam pemerataan ekonomi di pedesaan. Arsene Wenger
Akademisi Universitas Udayana (Unud) Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si. menilai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) masih pasif dalam mengelola potensi desa. Padahal, untuk menuju desa mandiri banyak potensi yang bernilai ekonomi dapat dikembangkan. ‘’Selain bersinergi dengan LPD, kita harapkan pengelola BUMDes kreatif mengembangkan program-program sesuai kebutuhan masyarakat. Sehingga pembangunan desa mengarah pada desa mandiri,’’ ungkap Wayan Murjana Yasa, Selasa (11/4) lalu. Menurutnya, upaya tersebut dapat terwujud apabila direncakan dalam pembangunan desa. Salah satunya, mulai mengenal
potensi desa masing-masing dan menghimpun aspirasi masyarakat sebagai bagian dari pengembangan pembangunan. ‘’Jadi nanti pemanfaatan dana desa berbasis sesuai kebutuhan masyarakat desa. Apa yang menjadi masalah desa dan apa potensi yang bisa dikembangakan untuk menyejahterakan masyarakat desa, bukan membawa atau mengadopsi potensi daerah lain ke tempat kita,’’ ujarnya. Wayan Murjana juga mengharapkan dana BUMDes yang bersumber dari dana desa dimanfaatkan untuk menjaga keberadaan lembaga berkembang di desa tersebut. Seperti membangkitkan sekaa-sekaa yang telah berkembang.
‘’Lembaga sosial masyarakat yang tumbuh di desa harus dijaga. Seperti sekaa ternak, gong, STT, sehingga partisipasi masyarakat terbentuk. Dari partisipasi itulah akan muncul potensi yang dapat dikembangkan, bahkan menjadi produk unggulan dari masyarakat. Ini yang disebut membangun partisipasi masyarakat dengan memanfaatkan potensi desa, bukan mengembangkan hal baru di desa,’’ tegasnya. Dia berpendapat, dengan adanya BUMDes yang dikelola dengan baik dan benar-benar tekun mengurus tentunya menjadi potensi yang luar biasa untuk meningkatkan perekonomian desa. Hal. 19 Secara Langsung
’’Selain bersinergi dengan LPD, pengelola BUMDes harus kreatif mengembangkan program-program sesuai kebutuhan masyarakat. Sehingga pembangunan desa mengarah pada desa mandiri.’’ Dr. Wayan Murjana Yasa