20 HALAMAN
NOMOR 38 TAHUN KE 70
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (158rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
Selasa wage, 26 september 2017
Bali Post menerima titipan sumbangan untuk disalurkan kepada para pengungsi Gunung Agung. Bagi masyarakat yang peduli dan ingin membantu saudara kita yang kini berada di pengungsian, bisa menitipkan sumbangan ke Bali Post. Sumbangan bisa langsung diserahkan ke Sekretariat Bali Post Jl. Kepundung 67 A Denpasar, telepon (0361) 225764 atau melalui dompet simpati Anda Bali Post BCA Cabang Denpasar NO: 040-3555000.
Pura Besakih Dikepung Kabut Tebal Amlapura (Bali Post) Kawasan Pura Besakih dan sekitarnya sejak Senin (25/9) pagi hingga sore kemarin mulai dikepung kabut tebal disertai dengan hujan gerimis. Akibatnya, jarak pandang hanya beberapa meter. Warga Besakih I Ketut Sulandra mengungkapkan, kabut yang ada di Desa Besakih ini baru terjadi. ‘’Di sini sejak pagi sudah ada kabut tebal. Harihari sebelumnya tidak pernah ada,’’ ungkapnya. Hal. 19 Cukup Dekat
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Gunung Agung merupakan gunung vulkanik tipe monoconic strato yang tingginya 3.142 meter di atas permukaan laut. Gunung tertinggi di Bali ini terakhir meletus pada tahun 1963 setelah mengalami tidur panjang selama 120 tahun.
Dari 4 kejadian letusan masa lampau, periode istirahat Gunung Agung dapat diketahui yakni terpendek 16 tahun dan terpanjang 120 tahun.
Letusan Gunung Agung yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800
1808 Gunung Agung melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar biasa.
1821 Terjadi letusan normal, selanjutnya tidak ada keterangan.
grafis:anggara/BP diolah dari berbagai sumber
1843 Letusan didahului oleh gempa bumi. Material yang dimuntahkan yaitu abu, pasir, dan batu apung.
1963 Letusan dimulai tanggal 18 Februari 1963 dan berakhir 27 Januari 1964. Letusan bersifat magnatis. Korban tercatat 1.148 orang
meninggal dan 296 orang luka.
BANGLI (4.120 jiwa)
Bali Post/edi
Bali Post/wan
PENGUBURAN - Prosesi penguburan Made Rianta di Setra Adat Perangsari Kelod, Senin (25/9) kemarin.
Amlapura (Bali Post) Intensitas kegempaan Gunung Agung terus mengalami peningkatan. Bahkan gempa dangkal semakin sering terjadi dan semakin kuat. Itu mencirikan Gunung Agung sudah mengarah ke erupsi. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, Senin (25/9) kemarin. Kasbani mengungkapkan, intensitas gempa yang terjadi memang terus meningkat mulai dari gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal. Bahkan, untuk gempa vulkanik dangkal kekuatannya terus mengalami peningkatan. Termasuk aktivitas di dalam Gunung Agung terus terjadi. ‘’Dengan intensitas gempa dangkal yang terus meningkat ini kuat mengarah ke erupsi. Hanya kita tidak tahu kapan pastinya terjadi letusan. Karena bisa terjadi sewaktu-waktu. Intinya warga yang ada di wilayah Kawasan Rawan Bencana harus
tetap waspada,’’ ungkap Kasbani. Menurut Kasbani, dengan adanya gempa-gempa dangkal yang terjadi itu mengakibatkan gas fluida mulai bergerak ke permukaan. Termasuk adanya asa-asap tipis yang sudah muncul di puncak gunung. Jadi ini menandakan tidak lama lagi akan terjadi erupsi. Diakuinya, kondisi Gunung Agung memang tertutup kabut. Meskipun gunung tidak kelihatan, namun itu tidak memengaruhi pemantauan yang dilakukan. Hal. 19 Pos Pemantauan
Penanganan Pengungsi di Bali Mirip Jepang
TERNAK - Meskipun status Gunung Agung sudah awas, sejumlah warga masih beraktivitas di kawasan Desa Kubu, Karangasem, Senin (25/9) kemarin. Bahkan warga yang memiliki ternak masih mengembalakan ternaknya.
SUASANA duka menyelimuti keluarga Nengah Maliasi, warga Banjar Perangsari Tengah, Selat Duda, Karangasem, Senin (25/9) kemarin. Ayahnya, Made Rianta (80), meninggal di RS Klungkung saat mengungsi di kabupaten serombotan tersebut, Sabtu (23/9) malam. Prosesi penguburan dilakukan di Aetra Adat Perangsari Kelod pukul 09.00 Wita. Menurut Nengah Maliasi (60), sebelum meninggal ayahnya telah menderita penyakit dan mendapatkan perawatan di rumah. Itu alasan keluarga tidak ikut mengungsi pada tahap pertama. ‘’Saat ada perintah agar semua rumah dikosongkan dan diharuskan untuk mengungsi, saya tidak ikut. Karena menjaga bapak saya yang sakit,’’ ujar Maliasi. Walaupun telah mendapat perawatan intensif dari rumah sakit di Klungkung, namun jiwa Rianta tidak bisa diselamatkan. Hal. 19 Keluarga Terdekat
Bali Post/wan
KABUT - Kawasan Pura Besakih tertutup kabut tebal, Senin (25/9) kemarin.
BULELENG (10.524 jiwa)
Penguburan Rianta Diwarnai Gempa dan ’’Kulkul Bulus’’
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
Gunung Agung Mengarah ke Erupsi
Peduli Pengungsi Gunung Agung
Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Rp 5.000.000 Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar Rp 5.000.000 Gede Natalia Kusuma Rp 5.000.000 Sri Adiningsi Rp 2.000.000 Staf Guru, Pegawai dan siswa SMP Sila Candra, Batubulan Rp 2.000.000 SD No. 3 Mengwi, Badung Rp 1.210.000 I Made Sumandjaya Rp 1.000.000 KSP Dharma Dhita Rp 1.000.000 I Made Manga Rp 1.000.000 Bayu Rp 1.000.000 Tjan Djong Nio (alm), Baturiti Rp 1.000.000 The Bin Hoo (alm), Baturiti Rp 1.000.000 The Tju Yong, Dps Rp 1.000.000 I Dewa Gede Santos Rp 500.000 I Wayan Satriana Rp 500.000 Putu Fika Andriani Rp 500.000 Ni Made Ayu Arisan Rp 500.000 Rai Gede Suk Rp 500.000 I Gede Nyoman Budi Rp 500.000 Nyoman Budi Aryawa Rp 500.000 I Nyoman Murtha Rp 500.000 Frans Alexander L Rp 500.000 Dedy Abdi Rp 500.000 Hal. 19 Jumlah diterima kemarin Rp 37.435.000
@balipostcom (4.812rb Follower) http://twitter.com/balipostcom
KARANGASEM (15.129 jiwa)
JEMBRANA (208 jiwa)
TABANAN (750 jiwa) KLUNGKUNG (17.762 jiwa)
BADUNG (2.774 jiwa) DENPASAR (297 jiwa)
GIANYAR (5.468 jiwa)
Banyaknya titik pengungsian yang menyebar menyebabkan kendala dalam distribusi infografis: Anggara/BP bantuan logistik.
sumber: BPBD Kabupaten/Kota
Jakarta (Bali Post) Presiden Joko Widodo diagendakan mengunjungi para pengungsi Gunung Agung, Selasa (26/9) ini. Rencana kunjungan Kepala Negara ke Bali diungkapkan Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin (25/9) kemarin. Dari data yang berhasil dikumpulkan BNPB, jumlah pengungsi mencapai 48.540 jiwa yang tersebar di 301 titik pengungsian di kabupaten/kota. Jumlah itu diyakininya masih akan terus bertambah karena update data yang dilakukan BNPB dilakukan tiap enam jam sekali. Dari perkiraan lembaganya, terdapat sekitar 62.000 penduduk yang tinggal di radius berbahaya. Semua penduduk di wilayah radius berbahaya harus mengungsi. Begitu juga dengan hewan ternak. ‘’Objek wisata Pura Besakih yang terletak dalam radius berbahaya ditutup,’’ ujarnya. Hingga saat ini masih ada sebagian masyarakat yang belum mau mengungsi karena bermacam alasan. ‘’Ada yang beralasan gunungnya belum meletus, karena
Terkait Kasus Tahura
Bendesa Adat Tanjung Benoa Ditahan Denpasar (Bali Post) Setelah menyandang status tersangka sejak Juli lalu, I Made Wijaya, Bendesa Tanjung Benoa, ditahan di ruang tahanan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Bali, Senin (25/9) kemarin. Hal itu diakui Direktur Reskrimsus Polda Bali Kombes Pol. Kenedy. Menurut Kenedy, ia sudah menandatangi surat penahanan terhadap tersangka Made Wijaya yang juga anggota DPRD Badung terkait kasus dugaan pengurukan dan pemotongan pohon mangrove di Pantai Barat Tanjung Benoa, Kuta Selatan. ‘’Hari ini (kemarin - red) mulai ditahan. Surat penahanan sudah saya tanda tangani,’’ ujarnya. Terkait pasal yang disangkakan, perwira melati tiga di pundak ini mengatakan, tersangka dijerat Undangundang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekositemnya. Selain itu mengingat berkas perkasa kasus itu sudah dinyatakan P-21 (lengkap) oleh Kejati Bali. Oleh karena itu secepatnya kasus ini akan dilimpahkan ke Kejati Bali. ‘’Dilakukan penahanan untuk mengantisipasi tersangka melarikan diri, menghilangkan barang bukti dan tidak mengulangi perbuatan serupa,’’ tegasnya. Hal. 19 Sebagai Tersangka
Bali Post/ken
DITAHAN - Tersangka I Made Wijaya alias Yonda sebelum dimasukkan ke sel.
menyangkut ternaknya. Kemudian masalah kepecayaan keagamaan,’’ katanya. Kendati demikian, secara umum Sutopo mengapresiasi kemandirian masyarakat di Bali. Saat status erupsi dinyatakan di level III atau siaga, ribuan pengungsi berduyunduyun secara sukarela mengungsi. Rasa gotong royong, rasa kebersamaan di antara penduduk sangat tinggi. Karena pengungsi yang dari atas lereng gunung langsung diterima penduduk di bawah lereng dengan menyediakan ruangan, disediakan makanan, disediakan tempat ternak, bahkan disediakan handphone untuk komunikasi dengan kerabatnya. ‘’Ini hampir mirip di Jepang ketika saya berkunjung langsung ke sana. Sebanyak 80 persen penduduk mencukupi dirinya sendiri dan keluarga dalam tempo selama tiga hari. Ini sangat penting dan membantu pemerintah. Karena bantuan pemerintah pasti datang tapi memerlukan waktu untuk ke tempat tujuan,’’ katanya. Hal. 19 Konsep Ideal
Bendesa Ditahan, Warga Histeris USAI menjalani pemeriksaan di Dit. Reskrimsus Polda Bali, tersangka I Made Wijaya alias Yonda digiring menuju Rutan Mapolda Bali dikawal ketat anggota bersenjata laras panjang. Selain itu, pengacara, puluhan pecalang dan warga turut mendampingi Yonda sekitar pukul 20.30 Wita. Setibanya di depan rutan, seorang warga langsung histeris saat tersangka hendak dimasukkan ke sel. Sementara Yonda dikawal pecalang. ‘’Dia (Yonda - red) seorang bendesa dan anggota DPRD Badung. Saya siap menggantikannya. Saya juga siap menggorok leher saya di sini,’’ kata warga itu sambil teriak-teriak. Yonda pun emosi dan mengatakan dirinya dikriminalisasi. ‘’Tembak saya. Berondong saya pakai peluru. Saya selama ini gencar menolak reklamasi dan sekarang dikriminalisasi,’’ tegas Yonda. Warga lain menimpali jika bendesa tidak boleh diperlakukan seperti itu. Pecalang dan warga mengaku akan bertahan. Sedangkan warga lain berusaha menenangkan Yonda. Setelah dilakukan negosiasi, sekitar pukul 21.00 Wita, Yonda dibawa masuk ke sel. Sedangkan pecalang dan warga tetap bertahan di depan rutan. (kmb36)