20 HALAMAN
NOMOR 171 TAHUN KE 68
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
terbit sejak 16 agustus 1948 perintis: k. nadha HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (103 rb Like) http://facebook.com/balipost
Pengemban Pengamal Pancasila
selasa Wage, 9 Februari 2016
@balipostcom (3,9rb Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
Tolak Reklamasi Teluk Benoa
18 Desa Adat Minta Jokowi Cabut Perpres Tolak Reklamasi
ARUS penolakan reklamasi Teluk Benoa makin gencar. Sudah tercatat 18 desa adat mendeklarasikan tolak proyek yang diyakininya akan merusak Bali. Pendeklarasian tolak reklamasi, Minggu (7/2), dilaksanakan Desa Adat Buduk. Sebelumnya juga dilakukan Desa Adat Tanjung Benoa, Bualu, Jimbaran, Kedonganan, Kelan, Kuta, Legian, Seminyak, Kerobokan, Canggu, Berawa dan Desa Adat Buduk.
‘’Jika semua umat Hindu mendukung KSPN, termasuk reklamasi, saya akan tetap berjuang sendiri menentang program ini. Umat Hindu mestinya berpikir jangka panjang. Jangan mengelola Bali dengan kepentingan jangka pendek.’’
Semua desa adat tersebut berada di wilayah Badung. Sementara di Denpasar penolak reklamasi adalah Desa Adat Pemogan, Kepaon, Pedungan, Sesetan, Serangan dan Desa Adat Sanur. Selain desa adat, penolakan juga dilakukan komponen pariwisata Bali,
salah satunya PHRI Badung. Dalam deklarasi tersebut, warga adat meminta agar Presiden Jokowi mencabut Perpres 51/2014 dan pemerintah menolak Amdal PT TWBI. Alasannya, selain merusak kawasan suci dan lingkungan, pembangunan proyek terse-
but akan menyebabkan Bali Selatan krodit. Mereka mempersilakan investor membangun di Bali Timur, Utara dan Barat. Sebab, di tiga wilayah itu masyarakatnya masih tertinggal. Hal. 19 Para Ahli
Bersih-bersih di Pulau Pudut Ida Pedanda Made Gunung
Bali Post/eka
TOLAK REKLAMASI - Krama Desa Adat Buduk, Mengwi, Minggu (7/2) menggelar aksi tolak reklamasi Teluk Benoa. Pernyataan sikap penolakan reklamasi merupakan keputusan paruman Desa Adat Buduk.
Keliling Bali Suarakan Tolak Reklamasi
SEKRETARIAT Bersama Sepeda Bali (Samas Bali) menuntaskan kegiatan bersepeda keliling Bali di Pura Dalem Segara, Pantai Padanggalak, Denpasar, Senin (8/2) kemarin. Lima anggota Samas yakni I Dewa Made
Merthakota, I Made Gede Sugiartha, Mahayanti, Wayan Artha, dan Syahrul Anwar menempuh perjalanan sejauh hampir 410 km sejak Jumat (5/2) lalu. Hal. 19 Agar Dibatalkan
MASYARAKAT Tanjung Benoa kembali bergerak melakukan aksi penolakan terhadap rencana reklamasi. Aksi penolakan kali ini dilakukan melalui aksi bersih-bersih di Pulau Pudut. Bendesa Adat Tanjung Benoa Made Wijaya di sela-sela aksi mengatakan, Pulau Pudut merupakan salah satu ‘’korban’’ reklamasi. Akibat reklamasi yang dilakukan di sejumlah wilayah, Pulau Pudut terus terkikis dan mengecil dari yang awalnya sekitar 10 hektar menjadi kurang dari satu hektar. Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Yonda ini berharap agar pemerintah memperhatikan hal ini dengan normalisasi untuk mengembalikan keadaan Pulau Pudut seperti semula. “Pulau Pudut adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya. Hal. 19 Banyak Menolak
Rehabilitasi, Tekan Peredaran Narkoba di Rumah Tahanan
Bali Post/kmb23
PULAU PUDUT - Masyarakat Tanjung Benoa, Kedonganan, dan Kuta, Minggu (7/2) menggelar aksi bersih-bersih sampah di kawasan Pulau Pudut, Tanjung Benoa.
Gempa Taiwan
Puluhan Korban Masih Terjebak di Reruntuhan
Medan (Bali Post) – Peredaran narkoba banyak diatur dari dalam penjara, termasuk di Bali. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyebut beberapa alasan. Salah satunya karena kurang maksimalnya pengawasan, di mana jumlah petugas keamanan di penjara komposisinya sangat sedikit dibanding jumlah narapidana. ‘’Over capacity (kelebihan kapasitas) yang terjadi di hampir seluruh rumah tahanan negara (rutan) dan lapas di Indonesia semakin membuat petugas keamanan sangat tidak sebanding dengan jumlah narapidana yang harus diawasi. Kondisi itulah yang telah dimanfaatkan oleh anggota jaringan peredaran narkoba. Overkapasitas kita sudah cukup mengkhawatirkan,” katanya, Senin (8/2) kemarin. Ia mencontohkan di Rutan Tanjung Gusta Medan yang memiliki narapidana dan tahanan lebih dari 3.000 orang, kenyataannya hanya dijaga oleh 17 petugas (sipir). Akibat banyaknya penghuni, sementara jumlah petugas keamanan minim, tamu-tamu atau pengunjung yang masuk pun menjadi sangat sulit diawasi maksimal, termasuk barang mereka bawa. Kalau tamu yang datang hanya 700 orang dengan satu anggota keluarganya, berarti yang berkunjung saja sudah mencapai 1.400 orang. Kondisi itu memungkinkan terjadinya kelengahan petugas rutan, yang kemudian dimanfaatkan pengedar narkoba untuk memasukkan barang terlarang itu ke dalam lapas dan rutan. Solusinya, kata Menkum HAM, penanganan narkoba harus mengutamakan program rehabilitasi untuk pengguna agar permintaan dari dalam penjara tidak banyak. “Kalau tidak ada rehabilitasi, akan menjadi masalah buat kita,” katanya. (ant)
Taiwan – Petugas penyelamat di Taiwan berhasil menarik seorang pria dalam keadaan selamat dari gedung apartemen yang runtuh pada Minggu (7/2) lalu, lebih dari 24 jam setelah gempa kuat mengguncang pulau itu dan masih mencari 130 orang lebih yang diyakini terjebak di reruntuhan bangunan. Petugas pemadam kebakaran, polisi, tentara dan sukarelawan menyisir reruntuhan tersebut, beberapa menggunakan tangan mereka, disaksikan oleh puluhan anggota keluarga korban cemas yang mengenakan jaket tebal, topi wol dan syal pada pagi hari yang sangat dingin. “Dia tidak menjawab telepon saya, saya berusaha menahan emosi dan tegar. Saya akan melakukannya hingga saya menemukan-
Bali Post/rtr
KORBAN - Tim penyelamat sedang melakukan pencarian korban di reruntuhan gedung apartemen berlantai 17, setelah gempa bumi di Tainan, Taiwan Selatan, 7 Februari 2016.
nya,” ujar seorang wanita 42 tahun dengan nama belakang Chang, yang menunggu kabar mengenai anak perempuannya yang berusia 24 tahun dan tinggal di lantai lima apartemen itu. “Tidak ada yang lebih penting selain menyelamatkannya. Wanita yang tinggal di seberang lorong telah diselamatkan kemarin. Saya yakin mereka akan menemukannya, namun saya juga telah bersiap untuk kemungkinan terburuk. Sudah lebih dari 20 jam sekarang,” tambahnya. Setidaknya 18 orang diketahui meninggal dunia akibat gempa yang mengguncang pada awal hari libur Tahun Baru Imlek, Sabtu (6/2), sekitar pukul 04.00 pagi. Di antara korban tewas ada 16 yang ditemukan di Wei Guan Golden Dragon Building yang runtuh di Tainan, bagian selatan Taiwan. Regu penyelamat yang mengenakan seragam merah dan kuning itu secara keseluruhan sudah menyelamatkan 240 orang dari reruntuhan itu dan meletakkan tiang penahan besar di bawah lempengan beton saat mereka melanjutkan pencarian. (ant)
Kasus Miras Oplosan di Yogya Bali Post/ant
TIGA DEWA - Tiga warga keturunan Tionghoa berkostum tiga dewa keberuntungan yang biasa disebut Fu Lu Shou Sanxing membagikan permen kepada pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/2) kemarin. Tiga dewa yang merupakan salah satu intisari filsafat kehidupan masyarakat Tionghoa tersebut yakni dewa kebahagiaan, kemakmuran, dan umur panjang.
Tidak Terbit Terkait dengan hari raya Galungan, maka Bali Post pada Rabu (10/2) dan Kamis (11/2) lusa tidak terbit. Bali Post terbit kembali seperti biasa pada Jumat (12/2). Untuk itu kepada pelanggan dan relasi iklan mohon maklum. Penerbit
25 Orang Tewas, Belasan Dirawat Yogyakarta (Bali Post) – Sebanyak 25 orang di Yogyakarta tewas pascaminum miras oplosan. Sebagian besar mahasiswa. Selain tewas, puluhan orang masih dirawat di rumah sakit, sebagian di antaranya kondisinya kritis. Atas kejadian itu, polisi pun telah menetapkan dua tersangka yakni Sasongo dan Badriah, istrinya. Pasutri itu adalah peracik minuman keras (miras) oplosan. Laporan wartawan Jogja TV, Senin (8/2) kemarin menyebutkan, selain menetapkan keduanya sebagai tersangka, polisi juga telah melakukan olah TKP. Dalam olah TKP tersebut, petugas menemukan
obat nyamuk cair dan galon berisi sari buah salak. Di rumah yang berlokasi di daerah Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta itu, petugas menggeledah dan memeriksa ruang tamu, dapur hingga kamar milik tersangka. Olah TKP dilakukan untuk mencari bahan maupun zat berbahaya lainnya yang dicampur dalam miras oplosan yang diracik tersangka. Dari tangan tersangka, petugas mengamankan barang bukti berupa bahan-bahan pembuatan miras oplosan di antaranya alkohol, etanol, air galon hingga sari rasa buah.
AKP Sepuh Siregar, Kasatreskrim Polres Sleman, mengatakan polisi masih menunggu hasil laboratorium forensik untuk mengetahui hasil yang lebih akurat. Selain Sasongko, polisi juga meminta keterangan Priyanto, penjual miras aplosan. Tercatat tiga korban meninggal yang seluruhnya warga Seyegan setelah meminum miras oplosan yang dibeli dari Priyanto. Kepada polisi, Priyanto mengaku miras oplosan yang dijualnya diperoleh dari penjual bernama Warjono, warga Klangkapan, Margoluwih, Seyegan. sementara Warjono membeli miras tersebut dari seorang penjual yang ada di kawasan Pasar Demangan
Sleman. Untuk mengungkap lebih lanjut kasus ini, sejumlah polisi dari Polsek Seyegan, Senin siang kemarin melakukan penggeldahan di rumah dan pekarangan Warjono. Hingga kini Priyanto dan Warjono masih berstatus sebagai terlapor dan belum ditetapkan sebagai tersangka. Namun penyelidikan dan penyidikan terhadap kedua terlapor tersebut masih akan terus dilanjutkan. Miras oplosan mematikan tersebut dijual dengan harga Rp 20 ribu per botol. Priyanto mengaku menyesal telah menjual miras hingga menyebabkan sejumlah warga meninggal. (kmb)