20 HALAMAN
NOMOR 208 TAHUN KE 68
Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com
TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA
E-mail: balipost@indo.net.id
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (110rb Like) http://facebook.com/balipost
SENIN KLIWON, 21 MARET 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (3,9rb Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
RIBUAN KRAMA BALI GELAR AKSI TOLAK REKLAMASI
Bali Post/edi
AKSI DAMAI - Ribuan massa dari 27 desa adat di Bali menggelar aksi damai, Minggu (20/3) kemarin. Pada aksi yang digelar di Tuban itu, mereka menyuarakan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.
Dulu di Pintu Tol, Kini Dekat Bandara Denpasar (Bali Post) -
Heli TNI Jatuh, 13 Tewas Palu (Bali Post) – Sebanyak 13 orang personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), termasuk Komandan Korem 132/Tadulako Kol. Inf. Saiful Anwar, dilaporkan tewas dalam peristiwa jatuhnya helikopter TNI di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3) petang kemarin sekitar pukul 18.55 Wita. Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana Kolonel I Made Sutia menyebutkan cuaca buruk menjadi penyebab helikopter TNI-AD jatuh di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso. ‘’Untuk sementara begitu,’’ katanya. Ia mengatakan, para anggota TNI yang berada di pesawat itu sedang menjalankan tugas rutin di Poso dalam kaitannya dengan Operasi Tinombala bersama Polri. Menurut Sutia, kecelakaan ini membuat 13 anggota TNI gugur, termasuk Danrem 132/Tadulako Kol. Inf. Saiful Anwar. Keterangan yang dikumpulkan Antara di Palu menyebutkan helikopter TNI-AD itu sedang dalam penerbangan dari Desa Watutau, Kecamatan Lore Tengah, ke arah Kota Poso, namun jatuh di sebuah perkebunan masyarakat di Dusun Petirebajo, Desa Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir sekitar pukul 17.45 Wita. Hal. 19 Danrem Tadulako
Rio Terhenti di Lap 18 PEMBALAP Indonesia Rio Haryanto, yang bergabung dengan tim Manor Racing, harus berhenti sebelum mencapai finis Grand Prix Australia di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Minggu (20/3) kemarin. Meski mengaku sedih tidak bisa melihat bendera kotak-kotak di garis finis, namun Rio mengatakan bahwa dia memulai dengan baik dan menikmati balap F1 pertamanya, ungkap Manor Racing di akun Twitter-nya. Hal. 19 Menabrak Mobil
Rio Haryanto
Bali Post/ap
Ribuan krama Bali dari 27 desa adat, Minggu (20/3) kemarin, kembali menggelar aksi tolak reklamasi Teluk Benoa. Desa adat yang tergabung dalam Pasubayan menggelar aksi di Bundaran Taman Patung Ngurah Rai, Tuban, Kuta. Sebelumnya, 29 Februari lalu, ribuan warga adat juga menggelar aksi serupa di tiga pintu Tol Bali Mandara. Seribuan polisi dari Poltabes Denpasar dan Polda Bali diturunkan untuk mengamankan aksi ini. Bahkan, aparat sempat meminta peserta aksi untuk tidak menggelar demo di sepanjang Jalan Ngurah Rai menuju Bandara Ngurah Rai. Alasannya, akan mengganggu kenyamanan. Namun setelah sejumlah bendesa adat melakukan negosiasi dengan aparat, akhirnya peserta aksi diperbolehkan menggelar demo di Bundaran Taman Ngurah Rai. Bahkan aparat melakukan pengawalan terhadap aksi tersebut.
Aksi massa yang diwarnai parade budaya ini, diawali dengan long march dari Pura Desa Adat Kelan (sebelah selatan bandara). Selain bendera, spanduk, mereka juga mengusung ogoh-ogoh tolak reklamasi. ‘’Aksi massa damai ini melibatkan 27 desa pakraman yang telah menyatakan penolakannya terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Selain 27 desa pakraman, juga diikuti organisasi pemuda adat, organisasi kemasyarakatan, komunitas yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Bali,’’ kata Ketua ForBALI I Wayan ‘’Gendo’’
Suardana di sela-sela aksi. Untuk itu, katanya, Presiden Joko Widodo agar melihat realita penolakan reklamasi yang terus berkembang di masyarakat. Kini sudah ada 27 desa adat yang telah memutuskan melalui paruman desa untuk menolak reklamasi. Selain itu, ada puluhan organisasi kepemudaan, LSM dan organisasi profesi yang juga menolak reklamasi. Karena itu, tidak ada alasan lagi untuk tidak mencabut Perpres No. 51 Tahun 2014. Hal. 19 Keamanan Bali
Bendesa Adat Canggu dan Buduk Dibawa ke Polres Badung Mangupura (Bali Post) Dua bendesa adat di Badung; Bendesa Adat Buduk dan Canggu dijemput aparat untuk diajak ke Polres Badung. Mereka dijemput terkait rencana pelaksanaan demo tolak reklamasi. Kapolres Badung AKBP Tony Binsar mengatakan, pihaknya menjemput kedua bendesa adat itu untuk diajak diskusi di Polres. Diskusi itu terkait masalah keamanan pelaksanaan kegiatan demo tersebut. ‘’Kami ajak diskusi mereka di Polres. Tidak ada larangan (demo - red),’’ tegasnya, kemarin. Ditanya diskusi yang dimaksud? Menurut Kapolres, secara umum imbauan terkait menjaga kamtibmas saja. Hal. 19 Ajak Diskusi
Harus Berpihak pada Kepentingan Bali Jakarta (Bali Post) Tidak hanya di Bali, massa dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) juga menggelar aksi menolak rencana reklamasi Teluk Benoa, Minggu (20/3) kemarin. Mereka melakukan aksinya di Bundaran HI, Jakarta. Para pengunjuk rasa mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut Perpres No. 51/2014 yang dianggap berpihak kepada investor
dibandingkan kepentingan Bali. ‘’Gerakan ini men-support aksi ForBALI di Bali, kita ini ForBALI Jakarta terdiri dari beberapa elemen, bentuknya solidaritas gerakan,’’ kata Juru Bicara ForBALI Jakarta Made Bawayasa. Dia menjelaskan, pada dasarnya penolakan reklamasi bukan hanya untuk Teluk Benoa, juga ditujukan terhadap sejumlah daerah yang masyarakatnya juga resah karena
persoalan reklamasi. ‘’Harusnya Kementerian Lingkungan Hidup berdiri di garda terdepan. Bukan melegalkan amdal,’’ tantang Bawayasa. Dia mengingatkan, sudah sepatutnya KLH merawat kekayaan alam Indonesia, bukan malah menyerahkan pengelolaannya kepada investor. ‘’Kami menolak, karena kami memiliki 13 alasan,’’ katanya. Hal. 19 Rentan Bencana
Jajak Pendapat
Pesimis, Ekonomi Pedesaan Menguat PEMBERDAYAAN masyarakat desa sebagai basis ekonomi kerakyatan saat ini terus digaungkan dan difasilitasi pemerintah. Sejumlah fasilitas kredit dan permodalan usaha dikucurkan. Bahkan, kucuran dana desa juga diharapkan mendorong terbangunnya penguatan ekonomi pedesaan. Namun, rendahnya pemahaman masyarakat tentang perbankan, lemahnya kreativitas dan daya saing produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tetap menjadi kendala. Di lain pihak, pelatihan kewirausahaan bagi pelaku ekonomi kerakyatan juga masih sangat minim. Tantangan ini pun dinilai akan menjadi kendala serius dalam menjadikan desa sebagai basis bangkitnya
ketahanan ekonomi regional dan nasional berbasis pedesaan. Menyikapi hal ini, Pusat Data Bali Post melakukan jajak pendapat terkait dengan tantangan pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pelaku usaha di pedesaan. Pada jajak pendapat yang dilakukan sepekan terakhir, masyarakat masih pesimis ekonomi pedesaan bisa bangkit dalam waktu dekat. Tercatat 54,21 persen responden mengaku masih ragu jika pembangunan berbasis desa bisa diwujudkan tanpa ada upaya yang lebih konkret dari pemerintah. Menjawab pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner dan wawancara melalui telepon, responden mengaku kucuran dana desa yang
difasilitasi pemerintah ke desa-desa dampaknya belum terlihat. Belum ada inovasi pengelolaan pemerintahan desa untuk membangun daya dukung ekonomi. Bahkan, kuat kecenderungan dana desa yang dikucurkan pemerintah dominan dijadikan anggaran pembiayaan fisik dan gaji perangkat desa. Di lain pihak, 43,39 persen responden optimis pembangunan ekonomi pedesaan bisa bangkit dalam waktu dekat. Partisipasi perbankan dan lembaga keuangan dalam pemberian kredit lunak akan mendorong bangkitnya usaha-usaha mikro di sektor kerajinan, peternakan, perdagangan, jasa dan lapangan usaha lainnya. Hal. 19 Bantuan Permodalan
Bali Post/edi
DISKUSI - Peserta aksi berdiskusi dengan Kapoltabes Denpasar di sela-sela demo tolak reklamasi, Minggu (20/3) kemarin.