Edisi 20 Juli 2016 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771

www.suluhindonesia.com

Pengemban Pengamal Pancasi la

Rabu, 20 Juli 2016

No. 128 tahun X

DPR Bentuk Panja Vaksin

JAKARTA - Komisi IX DPR akan membentuk Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Peredaran Obat dan Vaksi n Palsu. Penyelidikan yang akan dilakukan Panja meliputi produksi, distribusi, hingga dari sisi regulasinya. Dari panja tersebut kami akan mengeluarkan output rekomendasi yang mampu menutup semua celah peredaran obat dan vaksin palsu. Kami akan inventaris regulasi mana saja yang jadi celah masuknya peredaran obat dan vaksin palsu, kata Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Menurut politisi Partai Demokrat ini, selain menyelidiki fenomena vaksin palsu, Panja juga akan menyasar persoalan obat palsu. Kami prediksi peredaran obat palsu bisa jadi tak kalah maraknya den-

gan vaksin palsu, ujarnya. Mengenai regulasi yang juga menjadi perhatian serius panja, menurut Dede sejumlah regulasi yang menjadi perhatian panja adalah peraturan mengenai distribusi obat dan vaksin, serta peraturan mengenai tata niaga obat di Indonesia. Berdasarkan gambaran kami, regulasi-regulasi itulah yang akan menjadi sasaran revisi. Ke depannya, apakah ada tambahan dilihat nanti saja. Bisa jadi ada penambahan seiring penelusuran yang lebih jauh. Intinya, celah permainan itu harus ditutup, ujarnya. Sementara itu, orang tua korban vaksin palsu mendatangi pimpinan DPR. Mereka menyampaikan keluh kesah terhadap penderitaan yang dialami kepada para wakil rakyat itu. (har)

Suluh Indonesia/ant

KINERJA KEJATI-POLDA - Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) saat memberikan evaluasi kinerja kepada jajaran Polri dan Kejaksaan di Istana Negara Jakarta, kemarin.

Tak Kriminalkan Eksekutif Kejati-Polda Diminta

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta jajaran kejaksaan dan kepolisia n tidak mengkriminalkan eksekutif yang menjalankan tugas pembangunan karena jika hal itu dilakukan akan menyebabkan serapan anggaran rendah. Sekretaris Kabinet Pramono Anung m engatakan permintaan Kepala Negara itu disampaikan saat mem berikan pengarahan kepada seluruh Kapolda dan Kajati yang dihadiri Kapolri Jenderal Pol Tit o K arnavian dan Jaksa Agung M Prasetyo di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Pramono mengatakan, jangan lakukan kriminalisasi kepada eskekutif yang jalankan pembangunan. Kalau memang salah ya tangkap. Kalau mencuri ya penjarakan. Jangan kemudian kebijakan dikriminal-

isasi, katanya. Ia mengatakan, Presiden menemukan ada temuan BPK yang langsung diproses hukum padahal belum sampai 60 hari. Dalam proses itu kemudian diumumkan ke publik sehingga seakan-akan sudah tersangka dan seterusnya. Itu arahan Presiden, kata Pramono. Presiden minta para Kapolda dan Kajati yang hadir untuk menyampaikan hal itu kepada para Kapolres dan Kajari. Kalau proses krimininalasi tetap dilakukan Presiden minta Kapolri dan Jaksa Agung untuk copot Kajari dan Kajati, katanya. Pramono mengatakan, Presiden perlu menekankan kembali hal itu kepada para Kapolda dan Kajati karena sekarang ada dana Rp246 triliun mengendap di bank daerah akibat para ek-

sekutif takut m enggunakan uang tersebut. Tahun lalu, Kepala Negara mengatakan, telah memberikan li ma arahan k epada pa ra Kapolda dan Kajati dan hari ini arahan itu akan dievaluasi secara blak-blakan. Kelima poin arahan itu adalah kebijakan dan deskresi tidak bisa dipidanakan, pelanggaran administrasi tidak dipidana, hasil audit BPK tentang kerugian negara diberi waktu menyelesaikan 60 hari, kerugian negara harus nyata atau tidak mengada-ada dan kasus yang ditangani tidak dieksp ose ke media secara berlebihan. Saya masih banyak dengar yang tidak sesuai yang saya sampaikan, baik di kabupaten, kota, provinsi termasuk pusat, k ata Kepala Negara. (ant)

Presiden Apresiasi

Kinerja Tim Tinombala

Suluh Indonesia/ant

JENAZAH TERORIS - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (tengah) memberikan keterangan pers terkait penembakan teroris kelompok Santoso di Jakarta, kemarin. Kapolri memastikan salah satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala di daerah Tambarana, Poso, Sulteng adalah Santoso alias Abu Wardah, setelah melakukan cek sidik jari jenazah.

Tamatnya Riwayat Sang Teroris

RIWAYAT Santoso alias Abu Wardah, pemimpin kelompok sipil bersenjata yang melakukan sejumlah teror di Poso, Sulteng, tamat, setelah sejumlah peluru menembus tubuhnya pada kontak senjata dengan personel Satgas Operasi Tinombala. Kepala Satgas Operasi Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis mengatakan, informasi yang dihimpun dari berbagai sumber di lingkungan Satgas Operasi Tinombala menyebutkan kelompok personel satgs dengan sandi Alfa-29 yang beranggotakan sembilan orang prajurit Yonis Brigif 9 Divisi 2 Kostrad sedang melaksanakan patroli di sebuah pegunungan sekitar Desa Tambarana yang cukup jauh dari desa. Tim itu menemukan sebuah gubuk dan melihat beberapa orang tidak dikenal sedang mengambil sayur dan ubi untuk menutup jejak. Mereka juga

menemukan jejak di sungai dan terlihat tiga orang di sebelah sungai namun langsung menghilang. Tim satgas ini kemudian berupaya mendekati orangorang tak dikenal (OTK) itu dengan senyap. Setelah berada dalam jarak sekitar 30 meter, mereka kemudian terlibat k on t ak se njat a de ngan lima OTK selama sekitar 30 menit. Setelah dilakukan penyisiran usai baku tembak, ditemukan dua jenazah dan sepucuk senjata api laras panjang sedang tiga OTK lainnya, dua di antaranya perempuan, berhasil melarikan diri.

Kedua jenazah tersebut kemudian dievakuasi pada Selasa pagi ke Mapolsek Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bhakti, Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saleh Mustafa dan Kepala Satgas Operasi Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis telah menunggu di Mapolsek tersebut. Hanya beberapa menit di Mapolsek Tambarana, jenazah kedua buronan dalam kasus terorisme itu di terbangkan dengan sebeuah helikopter menuju Bandara Mutiara Palu. Bergerilya M a nt a n K e p a l a BN PT Ansya ad Mbai pernah mengatakan, Santoso yang lulusan SMP di Tentena, Poso, itu menjadi pria yang paling diburu sejak 2007 seteah ter-

libat dalam berbagai aksi teror pascakerusuhan horizontal di Poso. Dia dituding sebagai otak pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga siswi SMK di Poso, disusul kasus pembunuhan terhadap sejumlah polisi yang dikuburkan dalam satu lubang. Pria ini juga pernah dihukum dalam kasus pemilikan senjata api oleh PN Palu sekitar tahun 2008. Kini, sudah hampir satu dekade dia bergerilya menghadapi polisi dan TNI. Santoso merupakan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dibaiat secara langsung oleh Abu Bakar Baasyir, laiknya Jemaah Anshorut Tauhid (JAT). Setelah itu, dia mulai memperkenalkan dirinya dengan membuat video dan menyebarkannya melalui jejaring sosial. (ant)

JAKA RTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi TNI/Polri atas keberhasilan dalam melumpuhkan kelompok teroris Santoso di Poso, Sulteng yang selama ini menjadi target pencarian aparat keamanan. Staf Khusus Presiden, Johan Budi mengatakan upaya TNI/Polri melumpuhkan kelompok Santoso layak untuk diapresiasi. Nam un demikian Presiden meminta agar l angkah dan upaya mengejar sisa-sisa gerombolan harus tetap dikejar, kata Johan. Pre side n, kata Johan, juga telah mengingatkan untuk tetap waspada terhadap

potensi dan ancaman terorisme. Jangan sekali-kali kendur dan melemah sebaliknya kewaspadaan perlu ditingkatkan dan diperluas untuk menjaga bangsa dan negara dari aksi dan ancaman terorisme, kata Johan. Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla menghargai kinerja operasi gabungan TNI-Polri Satgas Tinombala dalam membekuk jaringan kelompok bersenjat a radika l Sa ntoso di Poso. K it a mengucapkan penghargaan sebesar-besarnya kepada polisi dan tentara yang sudah melakukan operasi besar-besaran selama berbulan-bulan. K arena it ulah diberikan penghargaan, kata

Wapres. Terkait dugaan tewasnya Santoso sebagai dalang dari kelompok tersebut, Wapres mengatakan Pemerintah masih menunggu hasil investigasi dan identifikasi oleh pihak terkait. Kalau itu berhasil, artinya kita bisa menyelesaikan masalah di Poso. Ini masih menunggu kepastian DNA-nya, katanya. Satgas Tinombala merupa kan tim khusus ya ng dibentuk untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso di hutan Poso. Tim ini merupakan gabungan dari prajurit TNI dan Polisi yang jumlah totalnya lebih dari 3.000 orang. (ant)

Suluh Indonesia/ant

JENAZAH SANTOSO - Sejumlah personil membawa kantong jenazah ke ruang jenazah di RS Bhayangkara Palu, di Palu, Sulteng, kemarin. Dua jenazah diduga anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yakni Santoso dan Muhtar yang tertembak dalam operasi Satgas Tinombala.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.