Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771
www.suluhindonesia.com
Pengemban Pengamal Pancasi la
Rabu, 3 Agustus 2016
No. 138 tahun X
BNN Sita Sabu 15 Kg
JAKARTA - BNN kembali menggagalkan peredaran gelap narkotika yang dilakukan oleh sindikat internasional sebanyak 15 kilogram sabu asal Tiongkok dengan tersangka warga negara Taiwan berinisial L (42). Pengintaian sudah dilakukan selama dua bulan dan petugas berhasil menangkap tersangka L bersama barang bukti sabu yang disimpan di dalam mobilnya yang terparkir di kawasan apartemen Mediterania, Gajah Mada, Jakarta Barat pada hari Sabtu (30/ 7), kata Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso yang akrab dipangggil Buwas di Jakarta, kemarin. Barang bukti sabu tersebut dikemas dalam 15 plastik bening yang disimpan di dalam sebuah koper warna hitam. Selain itu, petugas menyita barang bukti
lain b erup a satu unit mob il yang digunakan u ntuk mela kukan tra nsaksi narkotika dengan delapan buah telepon genggam, kart u iden tit as berb entuk paspor berkewarganegaraan Taiwan dan uang tunai sebesar 7.000 dolar Amerika yang diduga dari hasil kejahatan narkotika. Tersangka L atas perbuatannya dikenakan pasal 114 ayat dua atau pasal 112 ayat 2 dengan ancaman pidana maksimal hukuman mati. Sementara itu, BNN sampai dengan saat ini masih melakukan pengembangan kasus tersebut guna mendapatkan otak pelaku penyelundupan serta adanya dugaan gudang di Indonesia, kata Buwas. Dengan pengungkapan ini, BNN telah berhasil menyelamatkan 75 ribu jiwa dari bahaya penyalahgunaan narkoba. (ant)
Suluh Indonesia/ant
DIPERIKSA KPK - Panitera PN Jakut Rina Pertiwi memberikan keterangan kepada wartawan seusai diperiksa sebagai saksi terkait kasus suap dagang perkara PN Jakut di Gedung KPK Jakarta, kemarin.
Gunakan Kekuatan Fundamental Saatnya Masyarakat Muslim
JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa masyarakat Muslim dunia harus menggunakan kekuatan fundamental untuk menghadapi situasi pergolakan politik yang semakin sulit diprediksi. Serangan teror besar dan kecil terjadi di dunia. Dapat dikatakan situasi politik di berbagai belahan dunia tidak dapat diprediksi sejak awal abad ini, kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam Forum Ekonomi Islam Dunia (World Islamic Economic Forum) ke12 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC),
Jakarta, kemarin. Ia menegaskan bahwa dalam situasi global seperti sekarang ini, komunitas muslim harus menggunakan kekuatan fundamentalnya. Apalagi m enurut dia, masyarakat muslim memiliki demografi yang paling baik dibanding kelompok lainnya di dunia dengan jumlah anak muda yang proporsinya paling besar. Umur rata rata pemuda muslim dunia 23 tahun dan umur tengah kelompok muslim rata rata 30 tahun, ujarnya. Selain itu, keuangan syariah juga sekarang menjadi industri bernilai jutaan dolar. D al a m d unia fa shi on ,
kuliner, dan arsitektur, komunitas Islam juga berkembang sangat cepat dan telah mengguna ka n pote ns inya u nt uk menciptakan ekonomi dunia yang baru, tuturnya. Tapi, harus diakui, kata dia, masyarakat muslim di Indonesia juga menghadapi masalah besar. Masyarakat muslim di Indonesia juga mengalami pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan kaum muda. Kita didorong untuk memutuskan apakah dapat berinterakasi dan berkompetsi dengan yang lain. Kita tidak terlalu powerful di media, di sosial media, di teknologi, oleh karena itu kita
belum memenangkan pertarungan persepsi, tegasnya. A pa bi la ke d e p a n , k a t a dia, tidak dil akukan upaya p e la ti ha n d a n p e n d i d ik a n kepada masyarakat muslim maka bisa jadi akan tertinggal di belakang. WIEF digelar di Jakarta pada 2-4 Agustus 2016 dan pembukaan forum itu dihadiri lima pemimpin dunia yakni Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Presiden Guinea Alpha Conde, PM Sri Lanka Ranil Shriyan Wickemenshinghe, Wakil PM dan Mendag Kerajaan Yordania Dr Jawad Al Anani, dan Presiden IDB Dr Ahmad Mohamed Ali. (ant)
Suluh Indonesia/ant
BENDUNGAN JEBOL - Warga melihat kondisi akibat terjangan arus sungai yang menghancurkan bendungan dan irigasi di sungai Lubukminturun, Padang, kemarin. Luapan sungai akibat hujan deras sejak Senin (1/ 8) sore tersebut mengakibatkan bendungan jebol, satu unit pintu air hilang terbawa arus, dan irigasi rusak.
Hukuman Mati
Tidak Perlu Dievaluasi
MENKO bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto berpendapat kebijakan hukuman mati bagi pengedar dan bandar narkoba tidak perlu dievaluasi karena ditetapkan berdasarkan yurisdiksi hukum nasional. Saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin, Wiranto mengatakan, semua produk hukum yang ada, termasuk pelaksanaannya, kan untuk kepentingan nasional, bukan untuk memuaskan satu atau dua orang. Meskipun demikian, Wiran-
to mengaku akan bertemu dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang sebelumnya mengeluarkan pernyataan bahwa pem erintah sedang mempertimbangkan berbagai masukan terkait pelaksanaan hukuman mati. Presiden pun, kata Pra-
mono, telah mengetahui mekanisme termasuk menampung berbagai usulan yang timbul sebagai bahan pertimbangan bagi Kejaksaan Agung untuk memutuskan. Berbagai usulan yang timbul tentunya akan dipertimbangkan pemerintah, tuturnya. Ia berpendapat, eksekusi mati untuk kasus narkoba sebenarnya bukan hal yang menggembirakan tetapi Indonesia harus melindungi anak cucu bangsa dari ancaman narkoba. Sementara itu, desakan agar pemerintah Indonesia mempertimbangkan pemberlakuan hukuman mati datang dari berbagai pihak antara lain Ketua Dewan HAM PBB Zeid Ra ad Al Hussein. Hukuman mati dilaporkan akan dilaksanakan beberapa saat lagi pada pekan ini di lembaga pemasyarakatan dengan keamanan berstandar tinggi di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, ujarnya. Dia menambahkan bahwa PBB sangat perhatian terhadap kurangnya transparansi atas proses dan sesuai dengan jaminan pengadilan yang adil, termasuk hak untuk mengajukan banding. Satu suara dengan PBB, Kelompok Kerja Hak Asasi M anusia (HRWG ) m enil ai praktik hukuman mati mengarah pada pelanggaran HAM serius. Hak hidup adalah hak yang tidak bisa dibatasi dalam situasi apapun, ujar Di rektur Ek sekutif HRWG Muhammad Hafiz dalam keterangan tertulis. (ant)
Suluh Indonesia/ant
PAMERAN WIEF - Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla mendapat penjelasan tentang produk dan layanan dari Dirut Telkomsel Alex Sinaga (kedua kanan) saat meninjau stan Telkomsel di World Islamic Economic Forum (WIEF) Ke-12 di Jakarta Convention Center, Jakarta, kemarin. WIEF ke-12 berlangsung dari 2-4 Agustus 2016.
Abu Sayyaf Ultimatum
Tenggat Waktu Pembayaran Tebusan SAMARINDA - Kelompok bersenjata Filipina, Abu Sayyaf Grup, yang menyandera tujuh kru tugboat atau kapal tunda Charles, telah memberi tenggat waktu pembayaran uang tebusan terkait pembebasan sandera. Saya memang mendengar ada batas waktu yang diberikan oleh penyandera untuk membayar uang tebusan seperti yang mereka minta, tetapi saya tidak tahu persis berapa hari batas waktu yang diberikan, ujar Public External Relation PT Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman di Samarinda, kemarin. Ia juga mengaku belum
bisa memastikan, apakah negosiasi uang tebusan yang sebelumnya diminta kelompok Al Habsy Misaya, salah satu faksi Abu Sayyaf Grup yang menyandera empat kru kapal tunda Charles sebesar 250 juta Peso, turun menjadi 150 juta Peso. Tentu, upaya untuk mencari titik temu terus dilakukan, termasuk masalah nilai uang tebusan itu. Setahu saya, nilainya masih sama seperti sebelumnya yakni 250 juta Peso dan sejauh ini saya belum mendengar ada angka lainnya. Berapa pun nilainya yang dipandang baik oleh perusahaan, belum tentu menjadi pas dari segi pemerintah. Kami (perusahaan)
tentu mengikuti arahan dan langkah dari pemerintah terkait upaya-upaya pembebasan kru kapal tunda Charles, tutur Taufik Rahman. Dari komunikasi yang dilakukan dengan pihak penyandera lanjut Taufik Rahman, kondisi ketujuh sandera dalam keadaan baik dan sehat, termasuk tiga kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok lain, tetapi masih salah satu faksi Abu Sayyaf Grup yakni, Ferry Arifin (nahkoda), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) serta Edi Suryono (Masinis II), yang juga dalam kondisi sehat. Dari inform asi yan g kam i t erima,
ketuj uh kru kap a l t u nd a C ha rl es ya ng di sa n d era dalam dua kelompok berbeda itu dalam keadaan baik. M ema ng, a da p e rb edaa n pengertian mengenai sakitnya tetapi mungkin mereka sakit akibat hanya kecapean karena mereka berpindahpindah, katanya. Komunikasi dengan tiga kru lainnya yang disandera kelompok lain tidak selancar dengan komunikasi dengan empat kru yang disandera oleh Al Habsy Misaya. Jadi, kelompok penyandera empat kru itu memberi keleluasaan berbicara terkait kondisi mereka. (ant)