19
SELASA (PAHING) 9 DESEMBER 2014 16 SAFAR 1436 H SAPAR 1948
FOTO: SHUTTERSTOCK & KEKE
DA sebuah prinsip terkenal di dunia militer yang bilang kalau kita mau menang melawan musuh, maka kita harus paham dulu siapa musuh kita sebenernya. Nah, prinsip ini cocok juga nih diterapkan di dalam perang melawan korupsi. Makanya, yuk ah, sebelum beneran berperang melawan korupsi, kita pahami dulu apa itu korupsi. Nih, belia himpun beberapa info yang bakal berguna buat kamu! Pertama, mari kita pahami dulu arti korupsi itu sendiri. Korupsi, berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu ‘corruptio’. Kata tersebut punya kata kerja ‘corrumpere’ yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok. Kalau menurut hukum di Indonesia, penjelasan gamblang tentang korupsi ada di 13 pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 21 Tahun 2001. Menurut undang-undang tersebut, ada 30 jenis tindakan yang bisa dikategoriin sebagai tindakan korupsi. Secara ringkas, tindakan-tindakan tersebut bisa dikelompokkan menjadi kerugian keuangan negara, suap-menyuap (istilah lainya sogokan atau pelicin), penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi (pemberian hadiah).
A
Stop Apatis dan Egois!
P
ERNAH melihat sampah berserakan di jalan atau di suatu tempat? Lantas apa tindakan kita terhadap sampah-sampah itu? Apakah kita lalu memungutinya lantas membuangnya ke tempat yang benar karena kita khawatir efek buruk yang akan ditimbulkan sampah-sampah tersebut pada lingkungan dan masyarakat, atau hanya mendengus kesal sambil berlalu tidak peduli? Atau, pernahkah melihat pesawat televisi dibiarkan tetap menyala tanpa ada yang menontonnya, atau melihat lampu ruangan tetap menyala padahal matahari sudah terang? Lantas apa tindakan kita pada televisi atau lampu tersebut? Apakah kita langsung mematikannya karena ingat pada hidup hemat energi untuk ketersediaan energi bagi anak cucu kita kelak, atau kita hanya berlalu tanpa memedulikannya? Stop bersikap apatis! Dalam hal apa pun, sikap apatis adalah biangnya kehancuran! Coba bayangkan, jika seluruh rakyat Indonesia bersikap apatis, apatis pada lingkungan, apatis pada rakyat miskin, apatis pada kebodohan, tentu kehancuran bangsa dan negara ini hanya akan memakan waktu dalam hitungan hari saja. ”Tantangan terbesar kita adalah sikap apatis!” Pernah mendengar kalimat itu? Ya, kalimat itu menjadi populer sejak Dira Noveriani H, siswa kelas XII, Lab School Kebayoran, Jakarta, seorang pengajar sukarela yang berjuang memberikan pemahaman sanitasi, mengucapkannya dalam tayangan-tayangan iklan di televisi maupun media lainnya. Untuk mengetahui profil lengkapnya, sobat Belia bisa googling. Dira memang benar, sikap apatis atau tidak peduli pada sekitar, adalah tantangan terbesar kita untuk membuat Indonesia bangkit! Seandainya kita semua sebagai bangsa Indonesia meninggalkan sikap-sikap apatis, mau bahu-membahu dan saling membantu, yang kaya membantu si miskin, yang pintar membantu yang bodoh, saling peduli pada kondisi alam dan lingkungan, saling menjaga terhadap ancaman bahaya laten maupun ancaman bahaya yang nyata yang datang dari dalam dan luar negeri, tentu kesejahteraan dan kemakmuran bangsa ini akan segera terwujud. Oleh karena itu, mengapa kita tidak mencoba meninggalkan sikap apatis tersebut mulai dari diri kita sendiri? Pernah mengikuti acara kerja bakti tetapi kita hanya membersihkan lingkungan di sekitar kita saja? Atau pernahkah mengerjakan suatu tugas kelompok bersama kawan-kawan tetapi kita hanya mengerjakan bagian kita saja? Atau yang paling parah, pernahkah kita mengadakan acara makan bersama tetapi kita menyantap makanan dengan porsi paling banyak dibandingkan dengan yang lain tetapi tetap bersikukuh membayar ongkos patungannya dengan harga yang sama dengan yang lain? Pernahkah? Jika pernah, segera hentikan! Semua itu adalah bibit-bibit berkembangnya sikap egois dalam diri kita. Bukankah para pejabat yang melakukan korupsi itu pun didasari oleh rasa egois? Ingin memperkaya diri, ingin hidup enak sendiri tanpa ingat pada nasib rakyat. Stop rasa egoismu! Mereka yang egois, hanya akan selalu berpura-pura antusias mengikuti segala kegiatan seolah-olah peduli pada sekitar. Tetapi itu hanya kedok untuk menguntungkan dirinya sendiri. Untuk Indonesia maju, mulailah dari sekarang untuk menghentikan sikap apatis dan egois! ***
Nah tuh, dari pemaparan di atas, ketahuan dong kalau korupsi itu banyak bentuknya. Kalo yang paling deket dengan kehidupan pelajar kayanya kategori perbuatan curang, ya? Hayooo… yang masih suka nyontek waktu ulangan atau nyalin PR temennya, itu termasuk korupsi tuuuh! Jangan dilakukan lagi ya! Salah satu temen kita, Nadya dari SMPN 3 Bandung ngasih komentarnya soal korupsi nih. “Aku tau kalau nyontek itu curang, tapi gak tau kalau nyontek itu termasuk perbuatan korupsi, hehehe. Hmm, kalau gitu lumayan jadi serem juga. Kalau kita nyontek, berarti kita korupsi, kalau kita korupsi sebutannya berarti koruptor dong. Ah, gak mau..” ujar Nadya. Tuh kaaan, jangan mau korupsi. Jangan mau! “Korupsi itu ngegunain sesuatu yang bukan punya kita, di dalam korupsi kan pasti ada pihak yang dirugikan, jadi menurut aku sih korupsi itu buruk sih pasti,” kalo yang ini kata Riva Nugraha, siswa SMAN 12 Bandung. Seruan antikorupsi juga disuarakan oleh Ibu Adni, guru SMAN 12 Bandung, katanya siswa itu sangat rentan korupsi, biasanya sih dari hal-hal yang dianggap kecil seperti minta jawaban teman saat ulangan alias nyontek dan meminta uang lebih yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Karena dianggap sepele, sering kali perbuatan itu dilakukan lagi dan lagi. “Misalnya siswa itu harus membikin suatu prakarya, butuh beli ini beli itu, setelah dibeli totalnya sekitar Rp 30.000 tapi dia bilang ke orangtuanya Rp 50.000. Lah itu bukan korupsi namanya? Itu korupsi loh. Sering kali korupsi kayak gitu gak kerasa, tapi kalau jadi kebiasaan dan terbawa sampai besar nanti, bagaimana? Nanti kalau dia jadi pejabat dan dapat proyek negara, nanti anggarannya dilebih-lebihkan juga sama dia, kan bahaya. Makanya sedari bangku sekolah harus benar-benar ditumpas itu kebiasaan yang mengarah ke korupsi, biar gedenya nanti lurus-lurus aja,” kata ibu berjilbab satu ini. Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa kita
heboh banget kudu memerangi korupsi? Nih, berdasarkan apa yang belia baca dari buku panduan Youth Against Corruption yang diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ada lima hal fatal yang terjadi gara-gara korupsi. Pertama, penegakan hukum dan layanan masyarakat jadi amburadul. Contohnya lalu lintas. Dari mulai bikin SIM sampai sidang tilang, duit dan kekuasaan yang ambil andil besar, right? Kedua, pembangunan fisik jadi terbengkalai. Jalanan rusak, gedung sekolah reyot, dan bangunan publik lainnya nggak memadai, ya salah satunya karena duit untuk pembangunannya ditilep. Capek deh! Ketiga, prestasi jadi nggak berarti. Idealnya, setiap jabatan ditempati oleh orang yang kompeten dan dan berprestasi. Tapi, lagi-lagi uang dan kekuasaan yang bicara. Susah deh menemukan the right man on the right place! Keempat, demokrasi jadi nggak jalan. Lihat aja, contohnya, pemilihan kepala daerah. Sudah repot-repot dipilih rakyat, eh doi malah mengutamakan kepentingan mereka yang punya duit, bukan rakyat. Terakhir, ekonomi jadi ancur. Mau bikin perusahaan, kudu nyogok sana-sini. Mau bikin usaha kecil, kalah sama yang gede dan dekat dengan penguasa. Susah deh! Setelah tau apa itu korupsi dan akibat fatalnya, kamu udah nggak bertanyatanya lagi kan kenapa kita harus memerangi korupsi? Yep, sekaranglah waktunya… lawan! Kalau temanmu melakukan tindakan yang termasuk korupsi tapi dia nggak menyadarinya, kasih tau dan ingatkan untuk nggak mengulanginya. Kalau kamu lihat ada tindak korupsi yang jelas di sekitar kamu, laporkan. Buat tau lebih banyak soal korupsi kamu bisa main ke website-nya KPK di www.kpk.go.id. Sekali lagi, ayo lawan korupsi!***
VoxPop
Pernah gak sih kamu korupsi? Riva Nugraha, SMAN 12 Bandung, kelas XII PERNAH, pas lagi UAS. Temen aku pengen nilainya bagus jadi dia nyogok aku pake makanan biar nanti aku kasih tau jawaban punya aku biar nilai dia bagus. Yaa, minimal gak remedial lah. Jadi korup pake makanan gitu, hehehe.
Nadya, SMPN 3 Bandung, kelas IX KALAU korupsinya semacam nyontek-nyontek gitu sih pernah. Kayaknya semua pelajar pernah, deh.
Tania, SMP BPI Bandung, kelas VIII HEHEHE pernah, suka bilang mau beli ini ke mamah tapi sebenernya buat jajan. Nyesel kadang-kadang mah, kasian mamahnya.
M Zaky, SMK Bhakti Kencana, kelas XI PERNAH. Curang-curang sedikit waktu ujian, misalnya tanya-tanya teman gitu. Iya menyesal.*** dhianynadya@gmail.com
hanifauziaramadhani@gmail.com dhianynadya@gmail.com
Quotes ”THERE IS NO COMPROMISE WHEN IT COMES TO CORRUPTION. YOU HAVE TO FIGHT IT.” - AK Antony
Indeks:
Choirunisa, SMP Vijaya Kusuma
20> Skul: Bina Bangsa School Bandung
21> MusicTerritory: Vert Music Campaign
21>AKsi:
21>Gaya:
Komunitas Bandung Otopet
Rupa-rupa Jam Tangan
22> Chat: Arina Ephipania