21
SELASA (PON) 29 MARET 2016 20 JUMADIL AKHIR 1437 H JUMADIL AKHIR 1949
LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr
Twitter: @beliapr
E-mail: belia@pikiran-rakyat.com
Instagram: beliapr FOTO: HANI
Bulu Tangkis dan Belia AKYAT Indonesia kembali berbangga, pada 13 Maret 2016 atlet bulu tangkis Indonesia Debby Susanto dan Praveen Jordan berhasil meraih juara untuk kategori ganda campuran dalam kompetisi All England. Praveen/Debby resmi menyandang titel itu setelah menang dua set langsung dengan skor 21-12 dan 21-17 mengalahkan pasangan asal Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersend dalam laga final di Barclaycard Arena Birmingham, Inggris. Psst, tau nggak, sebetulnya pasangan ini sama sekali bukan jagoan dari tim Indonesia lho. Awalnya tim Indonesia udah waswas bakal kehilangan gelar All England tahun ini, karena pasangan yang dijagokan yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gugur di perempat final. Begitu juga dengan ganda putri terbaik negeri saat ini Nitya Krishinda Maheswari/Greysiana Polli kandas di babak pertama. Siapa yang sangka tiba-tiba Praveen/Debby tampil cemerlang hingga berhasil ke final dan menang! Kemenangan itu merupakan gelar perdana yang mereka raih di kompetisi super series sekaligus menjadikan mereka sebagai juara baru di dunia bulu tangkis Indonesia. Cool! Ngomongin bulu tangkis alias badminton emang nggak ada habisnya. Bukan hal yang baru kalau Indonesia banyak mendulang prestasi di bidang olah raga yang satu ini. FYI, prestasi Indonesia di dunia badminton dimulai sekitar akhir tahun 1950-an ketika Tan Joe Hoek berhasil menyumbangkan piala pertama All England bagi Indonesia. Setelahnya, prestasi Indonesia seperti tak bisa dihentikan di berbagai ajang badminton internasional. Banyak
R
legenda badminton dunia berasal dari Indonesia, salah satunya Rudi Hartono yang sudah 8 kali menjuarai All England, 4 kali Thomas Cup, 3 kali Denmark Open, 2 kali Canadian Open, dan masih banyak lagi. Nama lain yang gak kalah melegenda juga lebih dari hitungan jari sebut saja Liem Swie King, Christian Hadinata, Tjun Tjun, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Mia Audina, dan masih banyak lagi. Melihat banyaknya atlet badminton Indonesia yang sukses di ajang internasional tersebut tentu membuat banyak orang yang ingin mendalami cabang olah raga yang satu ini termasuk para remaja. Tapi sebenarnya gimana sih peluang mereka yang baru mau serius menekuni badminton di usia remaja? Berdasarkan hasil ngobrol kru belia bareng Bu Kurnia Andari yang juga pelatih badminton SMAN 24 Bandung, memang tidak menutup kemungkinan bagi para remaja yang ingin menekuni badminton untuk menjadi seorang atlet di usia remaja, asalkan adanya keseriusan yang ekstra dan fokus dalam latihan. Hal itu dikarenakan banyak hal yang harus dipelajari dalam olah raga badminton. ”Bagusnya sih kalau ingin jadi atlet dari usia dini. Tapi tidak ada yang tak mungkin, walaupun peluangnya sedikit tapi kalau ada kemauan ekstra dan dukungan dari orangtua, peluang pasti ada,” ujar Bu Kurnia. Menurut Bu Kurnia, komitmen dari diri sendiri sangat dibutuhkan bila ingin serius di dunia bulu tangkis. Mereka yang ingin jadi atlet pun harus sekolah bulu tangkis dan harus pintar-pintar membagi waktu. ”Kalau dia mau serius jadi atlet pasti ada yang dikorbankan,” katanya. Walau cukup terlambat tapi bagi para remaja yang baru memulai keseriusan di cabang olah raga badminton tapi kalian tetap bisa memulai dengan berlatih di club badminton. Selain itu, bisa juga dengan mendaftar melalui berba-
gai beasiswa dan pembinaan yang ada saat ini. Adanya program beasiswa dan pembinaan ini menurut Bu Kurnia sangat bagus untuk mengembangkan kemampuan dan potensi anak serta membuka peluang mereka agar mau bersaing dan belajar. Program seperti ini juga bisa membuat para remaja lebih fokus karena menempati ruang dan tujuan yang sama. ”Saringannya juga lumayan berat dan ketat,” ujarnya. Nah sebagai satu cabang olah raga, badminton tentunya nggak cuma bisa menjadi peluang karir tetapi juga sebagai sebuah hobi yang menyehatkan. Badminton bahkan memiliki beragam manfaat yang oke buat remaja karena selain melatih fisik, badminton juga mengembangkan cara berpikir taktis. Bahkan di beberapa sekolah, badminton kini sudah jadi ekskul resmi yang difasilitasi dengan tenaga pelatih dan sarana penunjang. Namun, di sekolah yang nggak ada ekskul badmintonnya pun, kesadaran akan dampak positif olah raga badminton dirasakan oleh para siswanya sendiri. SMA Negeri 22 Bandung misalnya, meski pun tidak ada ekskul badminton resmi, tetapi para siswanya punya inisiatif untuk merintisnya. Salah satu siswa perintis tersebut adalah Ariq Alhakim, yang tengah memperjuangkan agar badminton menjadi ekskul resmi di sekolahnya dan untuk sementara waktu berperan sebagai pelatih untuk teman-temannya. ”Badminton itu ngajarin banyak banget; sportivitas, strategi, kerja sama tim, pokoknya bukan asal bergerak doang. Jadi saya pikir buat remaja badminton ini bakal bagus aja dijadikan ajang aktualisasi diri,” ujar Ariq.*** agniahadini@yahoo.com dhianynadya@gmail.com hanifauziaramadhani@gmail.com
Perebutkan Piala Bergilir Disdik
N
Kamu Ikutan Bulu Tangkis untuk Menyalurkan Hobi atau untuk Karir? Sejak Kapan Suka Bulu Tangkis? Yosi Fachrezi, SMAN 24 Bandung SEBENERNYA sekadar hobi soalnya kalau mau diseriusin juga udah telat, harusnya latihan dari kecil. Kalau sekarang persaingan udah ketat, makanya cuman buat hobi. Aku cuman ikutan bulu tangkis di sekolah aja di ekskul, dari kelas X emang udah bermain ganda campuran.
Muhammad Handya, SMAN 22 Bandung BERMAIN bulu tangkis buat saya hanya sekadar hobi soalnya dari kecil udah main bulu tangkis. Belum kepikiran juga buat diseriusin hehe. Karena di sekolah nggak ada ekskul jadi aku biasa latihan sama orangtua di rumah. Sayangnya pertandingan bulu tangkis yang diadain barudak SMA di Bandung tuh masih jarang.
Fatma Nur Baeti, SMAN 22 Bandung AKU ikutan bulu tangkis karena kemauan orangtua jadi mau nggak mau harus serius, dulu juga udah sempet mau ikutan beasiswa Djarum tapi terganjal izin. Kalau latihan sih cuman di sekolah aja di ekskul, soalnya kalau
22> Skul: SMA Edu Global Bandung 23> MusicTerritory: Since Tomorrow 23> Aksi: - FLS2N SMPN 1 Cimaung - Festival Teater Remaja V 23> Chat: The Club Master
ikut club waktunya nggak cukup. Aku udah main bulu tangkis sejak kecil, dulu kan ikut club tapi pas masuk SMA aku berhenti. Sempet berprestasi juga di bulu tangkis juara dua tingkat provinsi.
Hasna Wijaya, SMAN 24 Bandung PERTAMANYA disuruh sama orangtua tapi makin ke sini jadi kebiasaan sendiri, kalau gak main badminton tuh berasa ada yang kurang. Jadinya mau diseriusin. Aku sih biasanya latihan sama orangtua sama temen-temen juga. Udah main badminton dari kelas V SD, dulu pernah juara I di tingkat Kota Bandung tapi lupa nama pertandingannya hehe.
Nanda Nidia, SMA BPI 2 Bandung AKU udah main badminton dari lama, malah dulu sempet ikut klub gitu. Kalo sekarang kan udah lumayan sibuk sama sekolah, jadi cuma ikut ekskul aja di sekolah. Sebenernya buat hobi aja sih, turunan kayaknya. Soalnya mama dan papa juga suka, aku jadi suka juga deh. Lagian emang asik sih permainannya.*** rani_mulyati@yahoo.co.id hanifauziaramadhani@gmail.com
"MY PARENTS TOLD ME EITHER I CHOOSE BADMINTON OR SCHOOL HAS TO MAKE THE BEST OF ME." - Taufik Hidayat
GGAK afdol rasanya kalau ngomongin bulu tangkis tapi nggak bahas pertandingan yang diikuti sama remaja seusia kamu. Baru-baru ini ada pertandingan bulu tangkis yang cukup bergengsi diselenggarakan di Kota Bandung. Yep, Turnamen Beregu Bulu Tangkis 8 Cup tingkat SMA/SMK se-Kota Bandung dilaksanakan pada 19-20 Maret dan 26-27 Maret 2016 di Aula SMAN 8 Bandung. Turnamen yang memperebutkan piala bergilir kepala dinas pendidikan Kota Bandung untuk pertama kalinya ini merupakan inisiatif barudak bulu tangkis SMAN 8 Bandung. Hasil obrolan kru belia bareng Andreas Renaldi selaku ketuplak 8 Cup, turnamen ini bertujuan untuk mewadahi potensi barudak SMA di Kota Bandung dalam bidang bulu tangkis. Mengusung tema ”Sportivity for Living Totality”, Andreas berharap barudak yang bertanding bisa menjunjung nilai sportivitas dan menjadikan pertandingan ini sebagai ajang silaturahmi. Menurut Andreas, turnamen bulu tangkis seperti ini masih jarang diselenggarakan buat pelajar SMA, terutama turnamen antar ekskul bulu tangkis. ”Ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan 8 Cup. Turnamen seperti ini
masih jarang diadakan di Bandung,” ujar Andreas. FYI, Turnamen Beregu Bulu Tangkis 8 Cup ini diikuti oleh 14 sekolah. Delapan sekolah berhasil lolos dari babak penyisihan setelah bertanding tiga partai yaitu ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Di babak delapan besar, setiap sekolah bertarung untuk bisa lolos kesemifinal dengan mempertandingkan lima partai, yaitu tunggal pultra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Empat sekolah berhasil lolos ke babak semifinal yaitu SMAN 4 Bandung, SMA BPI 2 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan SMAN 24 Bandung. Pertarungan sengit dipertunjukkan oleh SMAN 22 Bandung dan SMAN 24 Bandung. Dipartai tunggal putra dan putri SMAN 22 Bandung berhasil merebut dua poin, tetapi tiga partai ganda yaitu ganda putra, ganda putri, dan campuran SMAN 24 Bandung melibas semua poin. Akhirnya, SMAN 24 Bandung melaju ke babak final bertemu dengan SMAN 4 Bandung yang berhasil mengalahkan SMA BPI 2 Bandung melaju ke babak final. Meski banyak pemain yang sekedar menyalurkan hobi, mereka sangat berse-
Turnamen Beregu Bulu Tangkis 8 Cup
mangat, bahkan banyak yang rela habishabisan dalam bertanding demi mendapatkan poin. Ternyata kemenangan Praveen dan Debby di ajang All England 2016 beberapa waktu lalu turut menjadi motivasi bagi para pemain untuk menjadi juara dan pastiya bisa mengharumkan nama baik sekolah. Contohnya, Yosi Fachrezi dari SMAN 24 Bandung. Pemain ganda campuran ini sangat semangat bahkan sebelum bertanding dirinya selalu menyaksikan tayangan ulang pertandingan Praveen dan Debby di Youtube. ”Aku mencontoh beberapa gerakan yang dilakukan sama Praveen dan Debby pas mereka bertanding,” begitu katanya. Di babak final SMAN 24 Bandung dan SMAN 4 Bandung menunjukkan permainan terbaik. Dukungan terus diberikan suporter kedua sekolah. Setelah bertanding 5 partai, SMAN 24 Bandung keluar sebagai juara. Ouh iya sebelum babak final diselenggarakan, SMAN 22 Bandung dan SMA BPI 2 Bandung yang gagal masuk final kembali dipertandingkan untuk merebut juara III. Akhirnya juara III diraih oleh SMA BPI 2 Bandung. Wah selamat buat para pemenang!*** rani_mulyati@yahoo.co.id