Epaper belia 29 april 2014

Page 1

19

SELASA (PON) 29 APRIL 2014 29 JUMADIL AKHIR 1435 H JUMADIL AKHIR 1947

Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: KEKE

Pilah-pilih Kampus Setelah Lulus atau Langsung Gawe? ERES sekolah nanti mau nerusin kuliah, kerja, atau wirausaha aja ya? Hmm, mungkin pertanyaan seperti itu sedang bergelayut di pikiran kamu, khususnya bagi yang tahun ini udah bakal ngadepin kelulusan jenjang SMA/SMK sederajat. Sebenernya, pilihan itu dikembaliin lagi kepada diri kamu masing-masing sih, dan tentu aja harus berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Kalau kamu memang udah dari sononya bercita-cita sebagai pengusaha dan emang udah merintis usaha sejak sekolah, ya nggak salah sih untuk nerusin berdagang, misalnya. Namun bagi yang ingin langsung terjun ke dunia kerja pun, bukanlah hal yang mustahil. Apalagi kalau kamu merupakan lulusan SMK yang notabene udah dibekali keahlian khusus tertentu yang memungkinkan langsung turun bekerja. Nah bagi yang ingin nerusin kuliah, rupanya nggak sedikit orang yang masih menentukan pilihannya lho. Selain jurusan dan kampus, jenjang yang ingin dijalani pun biasanya masih menyisakan pertanyaan, semacam pilih diploma atau sarjana. Pak Daniel Karim, Direktur Blue Omega Consulting memaparkan, untuk kamu yang saat ini sudah memutuskan untuk lanjut kuliah, tapi masih bingung mau kuliah di mana dan ambil jurusan apa? Ada baiknya buat melakukan tes bakat. “Kadang calon mahasiswa

B

Biasakanlah Berbuat Benar Jangan Membenarkan Suatu Kebiasaan

S

ERING kali kita tidak merasa bersalah manakala kita tidak mematikan lampu yang tidak kita gunakan, tidak mematikan televisi yang tidak kita tonton, atau bahkan tidak merasa bersalah manakala berkali-kali men-charge HP. Mungkin kita akan berkata, “Toh, tagihan listriknya tidak minta pada orang lain kok! Tidak membebani orang lain kok!” atau “Toh orangtua saya masih mampu membayar tagihannya kok!”. Namun sadarkah Belia, jika pemakaian listrik yang berlebihan akan membuat bumi kita ini hancur? Bukankah untuk menggerakkan turbin-turbin penghasil listrik diperlukan sejumlah bahan bakar atau pelumas mesin yang diambil dari perut bumi ini? Bagaimana jadinya jika perut bumi ini terus-menerus “diisap” untuk menghasilkan sejumlah energi seperti listrik. Tentu bumi ini lama-lama akan rapuh tak berisi. Ubahlah pola kebiasaanmu dengan sesuatu yang benar, sesuatu yang betul-betul tidak merugikan diri sendiri dan orang lain secara hakiki, bukan hanya dari sisi ‘sudah kebiasaan’. Kita pun acap kali tidak merasa bersalah manakala kita lebih memilih berkendaraan motor daripada naik sepeda atau berjalan kaki. Mungkin kita akan berkata, “Toh kendaraan ini bukan pinjam dari orang lain kok! Toh saya membeli bensinnya dari uang saya sendiri kok! atau pemikiran-pemikiran lainnya yang seolah-olah tidak merugikan orang lain. Namun sadarkah belia, jika bensin kendaraan bermotor itu diambil dari perut bumi, dan itu berarti mengancam keutuhan struktur bumi ini? Dan sadarkah belia, jika gas pembakaran kendaraan bermotormu itu “menyesakkan” udara bagi bernapas makhluk lainnya, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan? Maka ubahlah cara berpikir kita dengan sesuatu yang betul-betul benar, bukan benar hanya dari satu sisi saja, apalagi jika alasan kebenaran itu karena ‘sudah kebiasaan’. Masih banyak pula orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya, bahkan beberapa orang membuang sampah langsung ke dalam aliran sungai. Mungkin mereka berpikir “Toh sungai ini tidak ada yang punya kok! atau “Toh nantinya juga sampah ini terbawa aliran air ke lautan lepas!”. Sepertinya mereka tidak sadar bahwa di sungai pun ada hewan-hewan yang menjadikan sungai sebagai tempat hidupnya. Bagaimana nasib mereka saat sungainya tercemar? Dan bagaimana nasib para penduduk yang juga bergantung pada sumber air tersebut? Atau penduduk yang terkena musibah banjir karena aliran sungainya meluap, terhambat sampah. Mereka lupa untuk berbuat benar, karena mungkin ‘sudah kebiasaan’. Dan masih banyak orang yang tega melukai pohon-pohon dengan pamflet-pamflet bernada promosi, menempelinya dengan lem beracun atau paku. Mungkin mereka pikir, “Toh pohon ini tidak merasa sakit atau rugi saat saya tempeli pamflet ini”. Namun, mereka tidak sadar jika perbuatannya bisa membunuh pohon tersebut yang telah menjaga ketersediaan air tanah, dan mencegah erosi tanah. Sungguh menyedihkan! Oleh karena itu, sobat belia, sebelum bumi ini hancur, biasakanlah melakukan hal yang benar, bukan membenarkan sesuatu yang sudah jadi kebiasaan, demi bumi kita, demi tempat tinggal kita ini. Karena jika bumi ini hancur, akan tinggal dimana kita semua? ***

punya keinginan untuk masuk jurusan tertentu, sayang sekali kalau ternyata bakatnya bukan di jurusan itu. Keinginan atau passion itu berubah-ubah dari waktu ke waktu, sedangkan bakat itu melekat,” papar Pak Daniel. Pak Abur Mustikawanto selaku kepala seksi kesiswaan pendidikan layanan khusus Dinas Pendidikan Kota Bandung juga punya pendapat soal perencanaan masa depan selepas SMA. “Niat kuliahnya harus benar-benar bertujuan. Sekolah yang bijaksana akan bertanya terlebih dulu tentang kondisi orangtua. Kalau menginginkan anaknya segera bekerja, ya masuklah jenjang diploma D-2 atau D-3. Bagi yang ingin nerusin ke S-1 biasanya orangtuanya kudu cukup mampu secara finansial. Namun, jika nggak mampu pun, bisa menerima beasiswa kok. Contohnya lewat beasiswa Bidikmisi. Selain itu, sekolah yang ikatan alumninya bagus juga bisa membuka cakrawala siswa (melalui jaringan alumninya),” ujarnya. Nah, bagaimana dengan lulusan SMK? Kalau ingin nerusin kuliah juga, perlukah linier (sama) dengan jurusan yang sama? Pak Abur bilang kalau SMK ditujukan untuk BMW (bekerja, melanjutkan, atau wirausaha). Biasanya hanya 25 persen yang melanjutkan kuliah, sedangkan sisanya bekerja. “Tapi ada juga yang memang berbakat wirausaha dan dibekali sekolahnya untuk jadi entrepreneur. Mereka berusaha ingin menjadi mandiri. Namun, presentasenya kecil sekali dan ini adalah tantangan karena bagaimanapun kan lebih baik menjadi juragan,” tutur Pak Abur. Pasti kamu juga udah tahu kan, sejumlah SMK biasanya udah punya program kerja sama dengan para pelaku industri agar lulusannya bisa langsung

diserap sebagai tenaga kerja siap pakai? Contohnya SMKN 1 Cimahi yag udah bekerja sama dengan sejumlah industri di daerah Kab. Bandung dan KBB. Nah, buat kamu-kamu lulusan SMK, sebenernya kurikulum SMK juga emang udah nyiapin kamu untuk langsung terjun ke dunia kerja. So, kalo ngerasa udah siap gawe, ya langsung aja yes? Biar nggak kelamaan membebani ortu, dan segera mandiri di usia muda. Pada dasarnya, menurut Pak Abur, golongan calon mahasiswa itu ada tiga, yaitu calon mahasiswa nggak mampu; pintar dan mampu; serta pintar tapi pas-pasan. Bagi yang golongan pertama, disarankan ketika kuliah udah mencari strategi yang bisa mendukung biaya kuliah melalui peluang beasiswa. Makanya penting banget nih untuk jadi mahasiswa yang pintar dan cerdas. “Untuk yang kedua, tinggal melanjutkan aja karena memang nggak masalah urusan biaya. Namun tetap harus betul-betul belajar. Apalagi di zaman perkembangan teknologi canggih sekarang harus diimbangi dengan kemampuan bahasa asing yang baik. Ini karena sumber pelajaran biasanya berbahasa asing,” tambah Pak Abur. Untuk yang golongan ketiga, biasanya mereka mencari peluang beasiswa sebelum tes masuk seperti SBMPTN, misalnya lewat kabupaten/kota masing-masing. “Contohnya Kab. Indramayu yang intens menjaring banyak siswa pintar namun nggak mampu. Nah itu akan dibiayai oleh dinas,” sambungnya. Oh iya, ngomongin soal beasiswa nih, nggak usah khawatir nggak kebagian deh! Seperti yang sudah sempat dibahas Pak Abur, salah satunya adalah beasiswa Bidikmisi. Minggu (27/04), di Bale Santika Unpad Jatinangor diadakan sebuah gelaran bertajuk "Etos Expo" yang menyajikan info

“Niat kuliahnya harus benar-benar bertujuan. Sekolah yang bijaksana akan bertanya terlebih dulu tentang kondisi orangtua.”

hanifauziaramadhani@gmail.com siswanti.hanifa@yahoo.co.id

Setelah Lulus, Kerja atau Gawe?

Rosdiana Dewi, SMKN 1 Tasikmalaya SEKARANG sedang persiapan SBMPTN dan USM lainnya. Urusan keterima sih nggak tahu karena saya pengennya kuliah di Akuntansi UGM. Kalaupun harus kerja, ya sesuai dengan jurusan yang diambil pas sekolah.

Wida Indah Permata, SMKN 5 Bandung SETELAH lulus, pengen cepat kuliah lalu cepat lulus dan bantu orangtua. Kuliahnya sih pengen masuk fakultas yang sesuai dengan jurusan di SMK, yaitu analis kimia. Kalau nggak di UI sih pengennya di ITB.

Mutiara Dwiyana, SMKN 13 Bandung PENGEN kuliah karena nanti prospek kerjanya lebih bagus. Pengennya sih masuk Fakultas Kedokteran Gigi Unpad.

Muthia, SMAN 11 Bandung MAU nerusin kuliah, masih bingung mau jurusan apa, tapi maunya sih psikologi. Pokonya sih kepengen masuk universitas negeri, ya kayak Unpad atau UPI gitu. Tapi kalau swasta, juga enggak apa-apa sih kan banyak yang bagus juga.

Ridwan, SMKN 1 Cimahi UNTUK saya pribadi sih setelah lulus dari sini pengennya bekerja dulu, nanti sambil mengumpulkan dana baru lanjut kuliah. Pengennya sih nerusin yang sekarang aja, ini kan saya jurusan teknik otomasi, paling nanti kuliah di teknik elektro.

Aditya, SMKN 1 Cimahi SAYA juga nanti kalau udah lulus mau kerja dulu baru kuliah. Saya juga mau ngelanjutin jurusan saya sekarang biar udah punya dasarnya kan. Nanti kalo kuliahnya sih mau ke Polban (Politeknik Bandung), kayanya.***

VoxPop VoxPop Indeks:

Jihan Fairuz, kelas VII, SMPN 30 Bandung

Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan.” - Anies Baswedan, Indonesia Mengajar

lengkap soal persiapan masuk perguruan tinggi. Dalam acara itu, hadir perwakilan penerima beasiswa Bidikmisi dari beberapa universitas seperti UPI dengan nama paguyuban Lingkar Bidikmisi UPI dan Unpad dengan nama Kulawargi Bidikmisi Unpad. Cecep Irwansyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad yang menjabat Ketua Kulawargi Bidikmisi Unpad memaparkan bahwa Bidikmisi adalah sebuah kesempatan berharga untuk mewujudkan impiannya. “Beasiswa yang dikeluarkan oleh Dikti ini selain prosedurnya sederhana, langkah pertamanya adalah minta rekomendasi dari sekolah. Langkah-langkah setelah itu pun mudah, semua informasi yang dibutuhkan ada di halaman webnya yang juga mudah diakses,” begitu Cecep memaparkan. Selain Bidikmisi, masih banyak beasiswa lainnya yang bisa diraih di kampus mana pun, salah satunya ITB. Menurut Ahmad Zammir Ribah mewakili program Aku Masuk ITB 2014, lebih dari 25% mahasiswa ITB mendapatkan beasiswa penuh dari berbagai sumber yang mencakup biaya kuliah dan biaya hidup. Selain Bidikmisi, ada pula beasiswa lainnya seperti BIUS (Beasiswa ITB untuk Semua), Beasiswa Pemerintah Provinsi, Beasiswa dari Ikatan Alumni dan Ikatan Orangtua Mahasiswa, Beasiswa Salman, dan lain-lain. So, kalau sudah mantap ingin melanjutkan kuliah, nggak usah khawatir deh soal biaya pendidikan! Banyak banget caranya ngedapetin biaya kuliah. Yang pasti, kudu nyaho mau kuliahnya di mana dan mempelajari apa. Nah, kamu udah mantep buat nerusin gawe atau wirausaha, jangan ragu juga untuk segera ‘nyemplung’ ke dunia kerja ya! ***

20> Skul:

21> MusicTerritory:

SMP Islam Terpadu Anni’mah

Bina Bangsa School Bandung

21> Aksi :

21> Selancar:

- Open House SMKN 1 Cimahi - Bazar SMP Negeri 5 Bandung

Lindungi Diri dari Pelecehan

dhianynadya@gmail.com hanifauziaramadhani@gmail.com siswanti.hanifa@yahoo.co.id

22> Review:

22>Chat: Kuburan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.