Epaper belia 25 Agustus 2015

Page 1

21

SELASA (MANIS) 25 AGUSTUS 2015 10 ZULKAIDAH 1436 H HAPIT 1948

LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: HANI & DOK

ING L O O H C HOMES

P

ERGI ke sekolah setiap hari, belajar di kelas bersama puluhan teman sebaya, menjalani rutinitas harian, apakah itu hal yang kamu suka? Well, kru belia yakin sebagian dari kamu akan bilang ”ya”. Soalnya, normalnya kehidupan pelajar memang seperti itu adanya. Well, takukah kamu, ternyata ada yang akan berpendapat bilang sebaliknya. Buat kamu yang bilang ”ya”, maka sekolah reguler alias sekolah biasa memang sudah pas banget buat kamu. Sementara buat yang bilang ”nggak”, rasanya homeschooling lebih cocok deh buat kamu. Nah, berhubung keseruan di sekolah reguler udah sering banget belia bahas, sekarang giliran keseruan sekolah rumah alias homeschooling yang bakalan dibahas. Anyways, buat kamu yang belum begitu ngeh dengan homeschooling, belia kasih tau nih kalau homeschooling merupakan sebuah sistem pendidikan pilihan yang keberadaannya sah, diakui, sama, dan sederajat dengan sekolah reguler a.k.a. sekolah formal. Homeschooling – menurut buku Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional – adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orangtua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain di mana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal. Nah, homeschooling ini ada tiga jenis, yaitu

tunggal, majemuk, dan komunitas. Homeschooling tunggal berarti proses belajar diadakan di rumah atau tempat lain secara pribadi dengan bimbingan orangtua atau tutor dari luar, sedangkan di homeschooling majemuk, sejumlah kecil keluarga menyelenggarakan proses belajar bersama-sama. Sementara homeschooling komunitas, umumnya menaungi lebih dari sepuluh keluarga dan programnya jelas dari mulai jadwal kegiatan sampai kurikulumnya yang ditetapkan oleh pimpinan komunitas. Karena cukup tertarik dengan sistem yang diterapkan di homeschooling komunitas, kru belia belum lama ini mengunjungi salah satu komunitas homeschooling di Bandung yaitu Pewaris Bangsa yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 96. Di sana kru belia ngobrol dengan Bu Sanny Darmawan selaku pimpinannya. FYI, Bu Sanny awalnya menggagas komunitas homeschooling ini karena pengalamannya membesarkan lima anak yang memiliki potensi dan minat di bidang yang berbeda-beda. ”Di sekolah formal, rasanya potensi itu jadi kurang terasah dan anak kadang jadi minder karena ada bidang yang kurang dia kuasai. Padahal kan memang semua manusia itu punya potensi dan minat di bidang yang berlainan,” ujar Bu Sanny. Ia pun menggelar homeschooling tunggal hingga pada akhirnya banyak yang berminat untuk bergabung sampai kemudian dibentuk komunitas Pewaris Bangsa. Oh ya, di daerah Bandung, selain Pewaris Bangsa masih ada beberapa komunitas homeschooling lain yang nggak kalah oke seperti Kancil Cendekia, Primagama, Bintang Harapan, Taman Sekar,

Lentera Bangsa, dan Generasi Pemimpin Cemerlang. Jadi nih, kalau join komunitas homeschooling, kamu bakal belajar bareng teman-teman sebaya dengan jam belajar yang nggak sepadat sekolah biasa. Cara belajarnya pun disesuaikan dengan gaya masing-masing. Tau kan, kalau setiap orang punya gaya belajar efektif yang berbeda-beda? Nah, di homeschooling komunitas hal tersebut menjadi perhatian sehingga setiap orang bisa belajar secara optimal. Asyik banget! Karena dirancang buat memaksimalkan pengasahan potensi dan minat setiap orangnya, homeschooling komunitas punya banyak banget kegiatan seru di luar jam pelajaran. Mereka yang belajar di Pewaris Bangsa biasanya satu minggu sekali bergabung dengan beberapa keluarga yang melaksanakan homeschooling tunggal atau majemuk untuk kegiatan Pramuka. Sementara itu, di Bintang Harapan, ada berbagai jenis intrakurikuler yang bisa diikuti dari mulai modeling sampai band. Wiiih mantap!***

Pilih Homeschooling untuk Kembangkan Bakat

B

AGI sebagian orang pilihan homeschooling biasanya didasarkan karena kurangnya waktu buat mengembangkan hobi dan bakat yang mereka punya. Nah hal ini juga yang dirasakan oleh Daniel Ricardo, Trah Nibras Ibrahim, dan Yosifia Gundari dari Komunitas Pewaris Bangsa. Buat ketiganya bersekolah di sekolah formal dirasa hanya buang-buang waktu. Yep maklum aja dari pengalaman yang mereka punya, sekolah di sekolah formal selain penuh dengan tekanan, tugas, dan pekerjaan rumah alias PR juga ditambah karena guru yang masuk kelas hanya sekedar memberikan tugas. Belum lagi di kelas pun guru juga sering marah-marah kepada siswa. Nah hal ini yang akhirnya jadi alasan buat mereka memilih homeschooling. ”Ya, kalau cuma ngasih tugas terus keluar lagi, kita juga bisa cari sendiri aja di rumah, bisa lewat internet,” kata Yosifia. Menurut Daniel, Trah, dan Yosifia, homeschooling jauh lebih mereka suka karena proses belajarnya yang santai dan nggak berat. Suasananya juga lebih kondusif, bisa bercanda-canda, saling membantu, dan lebih santai. Selain itu, karena setiap anak punya cara belajar yang beda, homeschooling ini juga disesuaikan dengan keinginan para siswanya. ”Homeschooling itu lebih ngikutin anaknya, sampai anaknya ngerti, terus nggak banyak tes atau ulangan,” kata Trah Nibras.

hanifauziaramadhani@gmail.com

Nah berbeda dengan Daniel, Trah, dan Yosifa yang lebih milih homeschooling karena proses belajar sekolah konvensional yang kurang mendukung. Ailsa justru ikutan homeschooling karena pernah punya pengalaman yang buruk. Yep apalagi kalau bukan bullying. Menurut Ailsa nih, dia pernah kena bully sama seniornya pas zaman SD. Biasanya para senior ini suka ngebully di mobil jemputan supaya nggak ketahuan para guru. Selain itu, menurut Ailsa sekolah formal juga terlalu banyak pelajaran yang akhirnya malah bikin males buat belajar karena terlalu capek. Nah hal ini menurut Ailsa berbeda dengan homeschooling yang nggak terlalu berat pelajarannya dan tingkat senioritas yang rendah, ”Aku jadi bisa lebih akrab sama kakak kelas, bully juga jarang ada, teman-temannya baik, menerima, kalau nggak suka mereka langsung bilang tetapi dengan cara yang halus,” kata Ailsa. Pertimbangan lainnya nih menurut Ailsa pas zaman sekolah formal, ia harus bangun subuh dan pergi jam 5.15 WIB karena jarak sekolahnya yang jauh banget, belum lagi banyaknya PR yang harus dikerjakan. ”Aku kan suka musik sama nulis jadi nggak ada waktu buat itu, jadwal tidur jadi kegeser garagara PR, jadi kadang bangun telat, terus salah juga kalau nggak ngerjain PR, belum lagi kalau telat juga dihukum. Jadi akhirnya aku lebih milih homeschooling,” ujar Ailsa. *** agniahadini@yahoo.com

Kenapa Kamu Lebih Memilih Homeschooling? Ibrena

Ivan

AKU dari kecil udah homeschooling jadi ngga ikut sekolah formal. Pilih homeschooling soalnya lebih nyaman dan lebih santai.

AKU lebih suka homeschooling soalnya lebih santai, beda sama sekolah formal yang lebih ribet.

Derka Christofle AKU milih homeschooling soalnya jam datangnya lebih fleksibel dan lebih nyaman.

SOALNYA lebih ringan pelajarannya dan lebih santai. Kalo di formal gurunya suka galak dan banyak PR-nya jadi numpuk.

Vanessa

Ailsa AKU milih homeschooling soalnya lebih banyak punya waktu untuk ngembangin bakat jadi ngga terlalu capek, kalo sekolah formal terlalu banyak PR jadi waktunya habis buat ngerjain PR.

AKU milih homeschooling karena pengen ngembangin bakat supaya bisa les dan lebih santai. Kalo di sekolah formal banyak PR terus banyak ulangannya jadi nggak ada waktu buat ngembangin bakat.*** agniahadini@yahoo.com

"THE BOTTOM LINE IS, IF YOU’RE NOT THE ONE WHO’S CONTROLLING YOUR LEARNING, YOU’RE NOT GOING TO LEARN AS WELL."

- Joel Voss, Neuroscientist

22> Skul: SMP Negeri 1 Plered

23> MusicTerritory: Release Party ”Eleven Heroes”

23> Aksi: Perang Warna SMAN 19

23> Review :


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.