Epaper belia 20 mei 2014

Page 1

19

SELASA (WAGE) 20 MEI 2014 20 RAJAB 1435 H RAJAB 1947

Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com

FOTO: KEKE

EBIH dari seratus tahun yang lalu, sekumpulan pemuda mendirikan sebuah organisasi yang mereka beri nama Boedi Utomo. Lahirnya organisasi ini menjadi tonggak bagi pergerakan nasional di tanah air. Diresmikan pada 20 Mei 1908, Boedi Utomo menandai bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme Indonesia, tanggal ini pula yang kemudian kita kenal dengan Hari Kebangkitan Nasional. Nah, dari cerita tadi, kita bisa lihat gimana sebuah organisasi dapat mengukir peran begitu penting dalam sejarah Indonesia. Bisa kita bayangin jika organisasi Boedi Oetomo tidak lahir, belum tentu ada yang bisa menumbuhkan semangat pergerakan nasional. Jangan-jangan, tanpanya Indonesia juga jadi susah merdeka? Seberapa penting kita aktif di organisasi? Jangan salah, lho. Aktif berorganisasi menjadi penting karena kita jadi bisa mengembangkan soft skill dan kemampuan interaksi sosial kita. Seperti kita ketahui soft skill ini biasanya enggak secara formal diajarkan di sekolah. Padahal, salah satu aspek penting yang akan mendukung kesukesan karier seseorang adalah penguasaan soft skill ini. Di antara soft skill yang penting menurut penelitian Lifelong Learning Program di Eropa di antaranya kepemimpinan, bagaimana mempresentasikan diri, manajemen diri, dan manajemen kegiatan. Saat remaja memilih untuk berorganisasi, soft skill ini secara langsung ataupun tidak langsung akan terasah dengan sendirinya. Menurut Kang Ervan Abu, seorang psikolog, berorganisasi juga bermanfaat lebih bagi remaja-remaja yang memiliki satu atau lebih sifat pasif, misalnya minder, tertutup, atau pemalu. Dengan adanya kondisi yang terstruktur, remaja dengan

L

berbagai karakter bisa berekspresi pada wadah yang jelas. Hal ini tentu sulit dilakukan bagi remaja pemalu di kondisi pertemanan biasa. Remaja pemalu, ‘kan cenderung menarik diri dan hanya mengamati dari jauh. Sementara apabila diwadahi dalam organisasi, mereka diharapkan partisipasinya dan didengar pendapatnya. “Selain itu, ada dua kecenderungan remaja yang berorganisasi. Ada yang menjadi semangat untuk terus berorganisasi pada tingkatan sekolah selanjutnya, misalnya di SMP ikut OSIS, lalu di SMA juga kembali ikut. Namun, ada juga yang tampaknya kapok sehingga pada sekolah tingkat selanjutnya tidak lagi ikut organisasi,” ujar Kang Ervan. Pengalaman itu rupanya dialami sama Kalia, siswi SMAN 25 Bandung. Cewek yang ikut ekskul Paskibra ini ketagihan ikut organisasi sejak SMP. “Iya waktu SMP ikutan, terus pas masuk SMA ya jadi kepengen ikutan lagi. Udah biasa sibuk jadi kalau nggak ada kegiatan malah aneh,” kata cewek berambut sebahu ini. Ini juga diamini Riska dari SMA Pasundan 1 Bandung yang ikut tiga ekskul sekaligus! Menurutnya, ikut organisasi itu banyak manfaat, “Saya ikut Pramuka, Mading (majalah dinding), sama Klub Bahasa Jerman. Emang asik sih ikut organisasi, jadi banyak pengalaman sama banyak temen juga.” Beda sama dua belia tadi, Mutia dari SMAN 11 Bandung mengaku kalau dia nggak suka organisasi, buktinya nggak ada satupun ekskul yang dia ikutin. Kata cewek berambut panjang ini yang ikut organisasi itu biasanya suka sibuk dan banyak rapat makanya doi males ikutan. “Pernah sih ikut ekskul, tapi cuma tahan sebulan dua bulan,” ujarnya sambil nyengir. Selain untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi diri, organisasi juga melatih kita memiliki jiwa sosial tinggi.

Belajar dari Teman S

ETIAP orang pasti memiliki teman, dengan berbagai macam sifat dan karakter yang berbeda-beda. Sering kali kita merasa bahwa hidup kita akan terasa lebih “ramai” jika memiliki banyak teman. Kita akan rela menghabiskan banyak waktu, demi untuk sekadar mengobrol bersama teman-teman. Hal-hal yang kita anggap biasa saja juga bisa jadi luar biasa bila dilalui bersama teman. Teman juga merupakan faktor penting yang turut serta dalam perkembangan kehidupan kita. Selain orangtua, ternyata teman juga dapat memberi pelajaran hidup yang tidak kalah pentingnya dengan pelajaran yang orangtua kita berikan. Sering kali seorang teman dapat menularkan apa yang jadi kebiasannya kepada temannya. Hal ini akan menjadi baik jika apa yang ditularkan itu merupakan hal yang baik, tetapi akan menjadi buruk jika apa yang ditularkan itu merupakan hal yang buruk. Teman yang baik tentu akan menularkan hal yang baik, begitu pula sebaliknya. Teman yang buruk tentu akan menularkan hal yang buruk juga. Tapi, tidaklah masalah apabila hal buruk ini menular pada keseharian kita karena justru dari hal buruk inilah, kita dapat mempelajari sesuatu. Itulah mengapa teman dianggap sebagai cerminan kepribadian kita. Kita dapat melihat hal buruk dan baik dari teman kita. Semakin banyak teman yang kita miliki, semakin banyak pula pelajaran yang dapat kita diambil. Jika kita tidak ingin menjadi anak yang tidak baik, jangan meniru hal yang tidak baik dari teman kita. Tidak sedikit orang yang berubah hidupnya berkat temannya, menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Itulah mengapa kita harus bisa memilih-milih teman yang seperti apa yang patut kita temani. Sifat dan karakter teman yang berbeda-beda pun dapat membentuk

kepribadian kita. Lewat merekalah, kita dapat memilih mana sifat yang baik, mana sifat yang buruk. Jika seseorang pandai menganalisis lingkungan pertemanannya, ia dapat dengan mudah mengenali berbagai jenis sifat dan karakter setiap orang yang patut untuk dicontoh atau yang tidak. Jadikanlah teman yang baik sebagai patokan kita untuk bersikap, dengan tidak mengesampingkan nasihat dari orangtua sebagai pedoman utama dalam kehidupan kita. Banyak hal baik yang dapat kita contoh dari seorang teman, namun banyak pula hal buruk yang bisa saja tertular kepada kita dari seorang teman. Oleh karena itu, kita harus cermat dalam memilih teman. Namun, memiliki banyak teman juga bukan masalah karena sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa semakin banyak teman yang kita miliki, semakin banyak pula pelajaran yang dapat kita ambil yang dapat membentuk kepribadian kita kelak, asalkan kita dapat menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Baik-buruknya hal yang dapat kita ambil dari seorang teman merupakan pelajaran bagi kita. Seburuk-buruknya teman pasti tidak akan mengajak temannya sendiri untuk menjadi pribadi yang buruk. Untuk menjadi pribadi yang baik atau buruk adalah pilihan kita sendiri. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat memilih teman-teman yang dapat membantu kita untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak. Lebih baik memiliki sedikit teman, tapi berarti dan dapat saling mengajarkan daripada memiliki banyak teman, tapi tidak peduli terhadap temannya sendiri.*** Alifia Sabilla Yasmin, XI IPA 1, SMAN 3 Cimahi

Indeks:

Quotes “The essence of community, its heart and soul, is the non-monetary exchange of value; things we do and share because we care for others, and for the good of the place.” - Dee Hock, One from Many: VISA and the Rise of Chaordic Organization

20> Skul: SMAN 7 Garut

21> MusicTerritory: - SambaSunda Junior - Astalaras Sarasvati

Bonusnya adalah jejaringyang luas. Kayak pengalaman Rahyang Nusantara, direktur CV. AgriPlus Indonesia. Bisa dibilang, kariernya saat ini adalah buah dari apa yang dilakukan dulu. “Apa yang aku pelajari terkait manajemen organisasi, membuat program, dan merealisasikannya adalah implemetasi dari apa yang aku pelajari semasa sekolah dan kuliah. Kita jadi lebih dikenal karena kita berhubungan dengan banyak orang,” tutur pria yang ikut ekskul PKS SMPN 14 Bandung dan KIR SMAN 2 Cimahi saat bersekolah dulu. Menurut penulis buku Hearts of Volunteers ini, ikut organisasi tuh harus banget. Selain memahami passion diri sendiri agar bermanfaat bagi orang lain, juga jadi ajang buat bebas berkarya. “Ikutlah organisasi sedini mungkin. Telat juga enggak apa-apa, minimal jadi relawan lah. Manusia itu makhluk sosial yang pasti selalu membutuhkan satu sama lain. Jadi relawan bisa jadi personal healing juga lho!” sambung Rahyang. Cerita yang sama juga dikisahkan Ibrahim Imaduddin. MC kondang berusia 24 tahun yang akrab dipanggil Ibam ini udah wara-wiri dalam dunia organisasi. Setelah ikut OSIS kala SMP, ia jadi Kepala Komisi A MPK dan Koordinator Bidang Kehumasan DKM SMAN 5 Bandung. Bahkan, ketika menginjak kelas 11, Ibam bikin organisasi cinta lingkungan bernama FOREST (For Resaving the Future) barengan sekolah lain. Saat kuliah, ia aktif di Majelis Perwakilan Mahasiswa, organisasi penelitian mahasiswa, klub debat, organisasi pengembangan karakter remaja KARISMA ITB, serta jadi ketua angkatan di Forum Indonesia Muda. Setelah lulus pun masih berorganisasi dan kini aktif di Kelas Inspirasi Bandung. Wuah...banyak pisan! “Organisasi membentuk diri saya seperti terlatih ngatur diri dan pekerjaan, melatih komunikasi antarpersonalel, leadership, terbiasa memecahkan masalah, membentuk pola pikir

O

RGANISASI adalah sebuah wadah berkumpulnya orangorang dengan tujuan yang sama. Banyak penelitian membuktikan bahwa bergabung dalam sebuah organisasi adalah sarana pembentukan karakter dan aktualisasi diri yang efektif. Banyak pula cerita para orang sukses yang memulai kiprahnya lewat organisasi semasa masih duduk di bangku sekolah. Hmmm… tapi bingung nggak sih, mau bergabung dalam organisasi apa? Well, sebelum memutuskan untuk bergabung dalam sebuah organisasi, coba renungkan dulu deh tentang tujuan kamu berorganisasi. Buat kamu yang tujuannya berorganisasi adalah mengembangkan karakter kepemimpinan alias leadership, OSIS atau MPK bakal jadi organisasi yang tepat. Menjadi anggota OSIS atau MPK berarti menjadi perwakilan dari seluruh siswa di sekolah. Karena itu, OSIS dan MPK harus bisa menyusun program kerja yang bisa mendongkrak kreativitas, memaksimalkan potensi yang dimiliki, serta mengakomodasi suara seluruh siswa. Di OSIS dan MPK tentu kemampuan dasar kepemimpinan akan ditempa, misalnya kedisiplinan, managerial, dan masih banyak lagi. Lain halnya dengan kamu yang tujuannya berorganisasi untuk berkarya sesuai hobi yang dimiliki. Kan seperti yang diungkapkan oleh Pramoedya Ananta Toer, salah satu penulis termasyhur Indonesia, “anda boleh bersekolah setinggi-tingginya, tapi kalau tidak berkarya, maka anda akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah.” Nah, khususnya di Bandung, banyak sekali organisasi, kelab, komunitas, atau sebangsanya yang bisa diikuti. Coba deh kamu main ke Tobucil yang ada di Jalan Aceh No. 56. Tobucil ini adalah toko buku yang juga menjadi tempat bernaungnya komunitas-komunitas kreatif. Ada banyak alternatif yang bisa kamu pertimbangkan untuk bergabung. Dari mulai fotografi, menulis, merajut, sampai merenda ada semua di sini. Selain Tobucil, kamu juga bisa tengok Simpul Institute yang dibawahi oleh Bandung Creative City Forum a.k.a BCCF. Simpul Institute ini punya banyak program berupa organisasi, kelab, atau komunitas yang juga berbasis hobi. Cocok banget nih untuk yang mau menekuni hobi, berkarya, sekaligus ketemu teman-teman baru yang hobinya sama.*** hanifauziaramadhani@gmail.com

21> Aksi: - Tanam 1000 Pohon dan Modifikasi Mobil - Festival Budaya 2014: Culture of Teenagers

dan karakter, memperluas jaringan, punya wawasan dan ilmu baru, dan untuk yang beruntung sih bisa dapat jodoh. Hahaha. Waktu kuliah, pengalaman organisasi selama SMA ngebantu banget. Akhirnya saya bisa ngatur waktu dan prioritas dengan baik. Belajar jalan, organisasi jalan, jadi ketua lembaga jalan,” ujar Ibam. Pengalaman berorganisasi emang bikin kita mampu beradaptasi secara cepat dengan lingkungan baru karena dibiasakan untuk dapat tantangan dan mencari solusi. Juga bikin orang mudah percaya saat memberikan amanah ataupun pekerjaan. “Berorganisasi itu penting. Kapasitas dan keahlian diri di masa depan ditentukan dari apa yg kita biasakan saat ini. Jadi nggak ada salahnya nyicip organisasi selagi muda. Belajar sebanyak-banyaknya selagi bisa. Eksis atau nggaknya saat jadi anggota organisasi itu bergantung sama diri kita. Saat aktif dan berbuat sesuatu, eksis itu bonus dan akan mengikuti,” ungkap Ibam. Buat kamu yang ingin berorganisasi sebenarnya nggak ada rekomendasi khusus. Namun baiknya masuklah organisasi sesuai dengan minat dan keahlian yang ingin dikembangkan. Kalau kamu hobi gambar, carilah organisasi yang bisa ngembangin bakat gambarmu sampai titik maksimal! Begitupun yang suka musik, renang, tari, bahasa Inggris, dll, ikuti dan kembangkan diri kamu. Cari sohib yang bisa diajak ngejar impian bareng supaya sama-sama terpacu. Cari tantangan yang bisa melatih dan mengasah dirimu lebih jauh, kayak ikut lomba dan ambil aktivitas menantang, misalnya jadi ketua project besar atau jadi ketua divisi dan lembaga. Terakhir sih, just follow your heart! Ikutin aja kamu nyamannya di mana. *** dhianynadya@gmail.com siswanti.hanifa@yahoo.co.id

“Ikutlah organisasi sedini mungkin. Telat juga enggak apaapa, minimal jadi relawan lah. Manusia itu makhluk sosial yang pasti selalu membutuhkan satu sama lain. Jadi relawan bisa jadi personal healing juga lho!”

Penting Nggak Sih? Menurutmu, Aktif Bero rganisasi

M. Aditya Caesaramadan, Mts Baabusalam Bandung AKTIF berorganisasi itu penting. Dengan berorganisasi, kita bisa dapet banyak pengalaman dan nambah teman juga.

Rani Febriani Hendarman, SMA Negeri 9 Bandung PENTING untuk menambah teman dan link. Terus bisa tau cara-caranya berorganisasi.

Kalia Nisrina, SMAN 25 Bandung PENTING dong, biar ga cupu. Biar banyak kegiatan, banyak kenalan, banyak temen.

Karina Nur Astari, SMAN 12 Bandung LUMAYAN penting, kan ikut organisasi kaya OSIS gitu bikin kita ngerti cara berorganisasi, tambah ilmu organisasi.*** hanifauziaramadhani@gmail.com dhianynadya@gmail.com

22> Review:

22>Chat: Goodnight Electric


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.