19
SELASA (WAGE) 20 JANUARI 2015 29 RABIUL AWAL 1436 H MULUD 1948
LEMBARAN KHUSUS REMAJA ARCTICMONKEYSID.TUMBLR.COM
AYUSEPTA.BLOGSPOT.COM
EWIN-KUN24.BLOGSPOT.COM
Fanbase
) a y n s u r a (H OTTEST, Blackjack, VIP, Swinging Friends, Teman Tulus, Sarasvamily. Hemm nama-nama itu enggak asing banget ya. Coba, Belia tahu siapa mereka? Yep, bener banget! Nama-nama itu adalah sedikit dari sederetan nama fanbase artis dan band baik lokal maupun mancanegara. Hayo, siapa di antara Belia yang gabung dengan komunitas fanbase artis atau band? Hemm enggak afdol emang lamun ngaku fans berat tapi enggak gabung sama komunitas fansnya, soalnya di komunitas inilah para fans artis atau band saling sharing informasi. Bahkan, enggak sedikit fans ini menjadi kelompok massa yang kuat. Salah satunya fandom JKT48 yang kerap dikenal dengan sebutan Wota. Emang sebenernya ada manfaatnya enggak sih ikut fanbase? Apa cuman sekadar numpang eksis? Well, sebagai remaja, ada baiknya kamu tau dong aktivitas yang kamu ikutin. Jangan sampai cuman sekadar hore-hore doang hehe. Dari sisi band atau artis, fanbase sering kali berperan sebagai tolok ukur. Semakin kuat suatu fanbase, berarti semakin kuat pula karya-karya band tersebut memberikan pengaruh di masyarakat. Fanbase inilah yang juga menjadi ”andalan” band ketika meluncurkan suatu karya. Karena, biasanya anggota fanbase ini yang bakal support penuh dari mulai ngebeli semua CD dan merch sampai ngasih dukungan langsung. Hal ini tentu ngasih berbagai dampak positif buat para band supaya mereka bisa terus berkarya. Penting kan?
H
Sementara dari sisi komunitasnya sendiri, fanbase juga bisa ngasih banyak manfaat loh! Pertukaran informasi yang terjadi antaranggota bisa jadi inspirasi untuk menghasilkan karyakarya baru. Tau kan, biasanya fanbase suka bikin kegiatan diskusi atau sekadar ngobrol-ngobrol dengan tujuan membedah maksud atau pesan dari karya si band. Nah ide-ide itu bisa dipakai buat memperluas wawasan kamu. Kamu bisa mencoba ngeliat dari sudut pandang mereka tentang berbagai fenomena yang terjadi di sekitar bahkan di seluruh dunia. Jadi bisa sekalian belajar banyak. Coba tengok komunitas Arctic Monkeys Bandung. Bisa dibilang mereka salah satu komunitas yang aktif banget. Sering banget bikin acara tribute buat band idolanya itu. Anggotaanggotanya pun suka bikin band yang enggak cuman cover lagu, melainkan menciptakan karya baru dari referensireferensi yang didapat. Atau coba liat juga fandom yang sekarang lagi hype yaitu JKT48. Beberapa orang yang tergabung dalam fandom ini juga jadi belajar gitar, bikin video, atau malah menghasilkan karya seperti komik dan lukisan. Keren banget kan? Selain itu, gabung di komunitas fanbase juga bikin kamu dapet manfaat teman-teman baru berbagai latar belakang. Kedua, kamu pasti bakalan rajin nabung biar bisa berkegiatan dengan anggota komunitas dan pastinya biar bisa beli merchandise dan nonton konser sang idola. Dengan hobi yang sama, kamu juga bisa menyalurkan beban yang lagi dihadepin.
Nah, di edisi ini juga belia bakal ngasih kamu penjelasan tentang fenomena fanbase hasil ngobrol-ngobrol dengan Pak Yusar M Agma, sosiolog dari Universitas Padjadjaran. Check it out! Beberapa tahun terakhir, dunia dihebohkan dengan kemunculan boyband dan girlband terutama dari Korea Selatan. Alhasil, muncul pula para peggemar dari seluruh penjuru dunia hingga akhirnya membentuk fanbase yang memiliki sebutan berbeda-beda. Menurut Pak Yusar, fenomena remaja yang mengidolakan boyband/girlband telah terjadi setidaknya sejak akhir dekade 1980-an. Saat itu banyak muncul boyband dan girlband dari Amerika Serikat seperti New Kids On The Block, Boyz II Men, Color Me Badd, atau All 4 One. Ternyata, secara kajian sosiologi, menggemari dan mengidolakan artis, band, atau boyband dan girlband itu sangat wajar. Apalagi band, boyband, dan girlband itu termasuk dalam genre teen pop. Genre teen pop ini enggak disangkal emang merupakan musik komersial tersukses yang pernah ada dalam perkembangan industri musik dan pastinya konsumen dari genre ini adalah para remaja. Kata Pak Yusar, para remaja penggemar band, boyband, dan girlband dapat secara khusus menginterpretasi serta memaknai lirik-lirik dan gaya artis band, boyband, atau girlband serta mengonstruksikan dirinya sesuai dengan lirik-lirik dan gaya tersebut. Enggak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga mengonstruksikan bagaimana orang lain bersikap terhadap
dirinya. ”Musik, lirik, ataupun gerak yang tertampil oleh band, boyband, dan girlband, merepresentasikan konsep serta identitas diri bagi penggemarnya,” kata Pak Yusar. Pada tataraan tertentu terjadi pengultusan dari remaja penggemar band, boyband, dan girlband terhadap artis-artis itu sehingga sangat mungkin menuruti apa pun yang dikerjakan oleh para idolanya, termasuk stalking kehidupan pribadi para artis. Bagi artis, adanya fans tentu bisa meningkatkan popularitas dan juga pendapatan. Kata Pak Yusar, semakin terkenal si artis, semakin banyak pula keuntungan yang mereka dapatkan, tidak hanya dari penjualan album semata melainkan dari penjualan merchandise, tiket tour show yang mereka lakukan, dan dari perusahaan produk-produk yang mensponsori mereka. Eits, tapi ada masukan nih dari Pak Yusar buat kamu yang gabung di komunitas fanbase. Sebagai generasi penerus, kamu kudu lebih kritis dan pandai memilah prioritas mana yang harus didahulukan. Ada saatnya kamu menjadi fans artis, band, boyband, dan girlband, tetapi dalam porsi waktu yang lebih besar kamu harus menjadi produsen budaya dan menciptakan prestasi dari diri yang autentik dan orisinal. Prestasi ini tentu saja bukan hanya bagi diri sendiri tetapi bagi kebermanfaatan masyarakat yang lebih luas. *** dwilukita@gmail.com rani_mulyati@yahoo.co.id KEKE
WE ALL HAVE IDOLS. PLAY LIKE ANYONE YOU CARE ABOUT BUT TRY TO BE YOURSELF WHILE YOU'RE DOING SO.
Tentang Orang Kidal
M
ANUSIA memiliki bagian tubuh, salah satunya adalah tangan. Kebanyakan orang beraktivitas menggunakan tangan kanan sebagai kekuatannya. Ada juga orang yang memiliki kekuatan pada tangan kiri. Khusus yang terakhir, biasa kita sebut dengan istilah kidal. Tahukah kalian? Kidal sebenarnya bukan cacat. Bagi orang kidal, kekuatan tangan kirinya tidak kalah kuat dengan kekuatan tangan kanan. Tidak hanya dalam kekuatan, orang kidal juga cenderung memiliki keistimewaan dalam hal berkreativitas dan seni dibandingkan dengan orang-orang yang bukan kidal. Hingga saat ini, kidal belum dapat diketahui penyebabnya. Ada yang beranggapan bahwa itu merupakan faktor biologis ataupun faktor lingkungan. Meskipun demikian, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tentunya orang kidal harus tetap bersyukur dan saling menghormati baik kepada yang kidal ataupun tidak. Bagi para orangtua yang menemukan anaknya lebih banyak beraktivitas menggunakan tangan kirinya, jangan memaksanya untuk menggunakan tangan kanan. Hal tersebut dapat mengganggu perkembangan otak dan kepribadiannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari buku Orang Kidal Memang Istimewa karangan Gamal Komandoko, orang kidal ada yang cenderung menggunakan otak kanan untuk berpikir. Orang-orang yang dominan menggunakan otak kanannya lebih cenderung pada kreatif, konseptual, inovasi, gagasan, gambar, warna, musik, irama, melodi, dan bermimpi. Sementara orang yang dominan menggunakan otak kirinya cenderung pada matematika, bahasa, membaca, menulis, logika, urutan, sistematis, dan analitis. Di dunia ini, cukup banyak orang kidal yang terkenal dari berbagai bidang. Beberapa di antaranya yakni pada bidang seni lukis ada Pablo Picasso dan Leonardo da Vinci; pada bidang seni peran ada Charlie Chaplin; pada bidang sepak bola ada Lionel Messi. Sementara itu, pada bidang sosial dan politik ada Mahatma Gandhi dan Barrack Obama. Kidal sebenarnya baik, tetapi kita harus tetap menjaga adat dan kesopanan yang ada di negeri kita. Kesopanan tersebut misalnya menggunakan tangan kanan seperti saat makan dan memberi pada orang lain. Tentu kita pernah mendengar perkataan, ”Jangan pakai tangan kiri, enggak sopan!”. Perkataan tersebut merupakan salah satu contoh adat dan kesopanan di negeri kita. Selama itu sudah berasal sejak dari lahir, tidak ada salahnya jika orang beraktivitas dengan tangan kirinya. Jangan sampai kita beranggapan bahwa kidal adalah cacat dan sesuatu yang harus diluruskan. Apalagi kalau kita menjauhi orang yang kidal.***
- BB King
Kamu gabung di komunitas fans enggak? Kenapa? Lia Juliyanti, Kelas XI Mia 4 SMA Negeri 18 Garut AKU enggak gabung sama komunitas fans. Kalau aku hanya sebatas menyukai dan menggemari seleb. Tapi aku enggak terlalu kepo sampe kegilaan juga, jadi enggak tertarik masuk komunitas.
Adinda Tasya Aqila, kelas X MIA 6 SMAN 12 Bandung ENGGAK gabung komunitas kok, sekadar suka sharing bareng aja yang sama-sama suka. Soalnya enggak terlalu addict juga sih, gak ampe ke dalem kpop banget. Biasanya kan kalau komunitas gitu suka tau banget kpop ampe biodatanya pun tau, schedule artisnya juga, apa pun lah yang lagi trend tau. Kalo aku jarang ngikutin dan agak males juga.
Afralia, SMAN 7 Bandung Aku enggak ikut komunitas fans karena aku juga memang enggak terlalu tertarik buat gabunggabung di komunitas fans gitu.*** rani_mulyati@yahoo.co.id
Difla Nagib, Kelas VIIC Al Ghazali SMP Islam Dian Didaktika Depok
21> MusicTerritory: 20> Skul: SMA Negeri 10 Garut
Kelas Mocca: Buah Karya Para Swinging Friends
Catatan Perjalanan Echolight ke Singapura
21> Aksi: Aresta 10
P
ARA penggemar Mocca yang menamai diri mereka Swinging Friends bisa jadi merupakan salah satu fans club yang paling produktif. Lio Kemit, KM-nya Kelas Mocca, cerita sama kru belia bahwa Swinging Friends sendiri sebenarnya udah ada dari tahun 2007. Nah, di 2009 sempat ada gagasan buat bikin Kelas Mocca sebagai ajang ngejam barudak Swinging Friends. Sayangnya, waktu itu Kelas Mocca agak terbengkalai. ”Kelas Mocca mulai lagi pada Juli 2014 dan untungnya anak-anak yang join sekarang lebih committed,” tutur Lio. Terus kok gagasan lama bisa tercetus kembali dan malah makin serius ya? Well, Lio bilang sih, Kelas Mocca yang kembali diaktifkan di pertengahan 2014 itu bermula dari ide supaya para Swinging Friends bisa tetap ngumpul dan berkegiatan bareng walaupun Mocca lagi vakum. Ide tersebut datang dari Agung Kurniawan selaku Presiden Swinging Friends. Singkat cerita, setelah ide tersebut disetujui ramerame, Kelas Mocca resmi digelar kembali di Taman Musik Bandung pada 19 Juli 2014. ”Waktu itu yang hadir sekitar 30 orang, termasuk Pak Guru Indra Kusumah dari Bandung Inikami Orchestra (BIO) sebagai pengajar,” tutur Lio. Anyways, enggak ada syarat khusus loh buat join Kelas Mocca ini. Kata Lio, yang penting tertarik dan mau ikut ngumpul aja sambil main musik. Eh, tapi enggak semua barudak Kelas
21> Aksi:
Offline Casting ”40 Days in Europe”
21>Gaya Gaya Titik Totol
Mocca ini main musik sih sebenernya. Ada juga yang suka bikin lagu atau bahkan sekadar suka ikut kumpul dan bantuin hal-hal teknis kalau mau manggung. Oh ya, ngomongin soal manggung, Kelas Mocca udah mengantongi pengalaman manggung yang lumayan banyak loh! Penampilan perdana mereka di Loubelle Shop waktu Mocca launching piringan kuning ternyata memukau banyak pihak. Alhasil, kesempatan Kelas Mocca buat tampil lebih banyak terbuka lebar. Mereka pun pernah manggung di acaranya Komunitas Fashion Bandung, ngiringin Arina sang vokalis Mocca tampil di salah satu mall bawain lagu ”Do What You Wanna Do” di Home Concertnya Mocca beberapa waktu lalu, dan beberapa lainnya. Ah, Kelas Mocca juga sempat bikin gelaran sendiri buat memperingati ulang tahun Mocca. Ketika ditanya tentang harapan dan rencara Kelas Mocca di waktu yang akan datang, Lio menjawab panjang lebar. ”Kami pengen ngadain Kelas Mocca reguler lagi, soalnya selama ini kami lebih banyak ngumpulnya informal. Ada tawaran juga buat bikin videoklip. Terus mudah-mudahan ada kesempatan buat bikin album yang isinya cover lagu Mocca karya anak-anak Kelas Mocca,” ucap Lio. Wah, semoga tercapai dan makin eksis ya Kelas Mocca!*** hanifauziaramadhani@gmail.com
22> Chat: Hinhin ”Akew” Agung Daryana