Epaper Belia 20 Desember 2016

Page 1

21

SELASA (WAGE) 20 DESEMBER 2016 20 RABIUL AWAL 1438 H MULUD 1950

Gold & Silver Winner IYRA 2016 untuk Belia Pikiran Rakyat Terima T erima Kasih Masyarakat Jawa Barat

LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com

DI MATA BELIA

FOTO:REGINA

Toleransi beragama versi kamu gimana sih? Marselinus Chandrajaya Putra, SMA Bunda Hati Kudus Kota Wisata TOLERANSI beragama itu ya saling menghargai umat yang berbeda agama. Saling menghargai dan melindungi saat beribadat. Nggak menganggap agama yang paling benar. Sama nggak percaya sama isu yang memecah agama dan lebih meningkatkan solidaritas antarumat beragama.

Ananda Sudrajat, SMPN 5 Bandung MENURUTKU, toleransi beragama yaitu kebebasan setiap masyarakat untuk memeluk agama atau kepercayannya masingmasing dan beribadah sesuai agamanya.

Julian Maximillian, SMP BPK Penabur Holis

Yang Bisa Kita Lakukan Saat Ini

P

ADA greget nggak sih lihat pemberitaan belakangan ini yang seperti banyak memprovokasi perbedaan antarumat beragama? Sepertinya gesekan antarumat beragama di negeri kita kian kencang dan panas. Sebagai remaja mungkin kita bingung apa sih yang bisa kita lakukan untuk membantu meredakan keadaan saat ini, but don’t worry daks! Nih kru belia kasih tips beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga perdamaian umat beragama di Indonesia! - Waspada Provokasi Banyaknya informasi yang beredar kadang bikin kita ikutan greget dan pengen semua orang tau berita tersebut. Sekali lagi, waspada sama berita dan media sosial, banyak konten hoax bertebaran yang bahaya banget kalau tersebar. So, sekali lagi, pikir matang-matang sebelum nge-share apapun dan perhitungkan dampaknya, jangan sampai jadi provokasi buat yang lain yes!

- Jangan Ikut Terpengaruh Daripada pusing lihat berita, mendingan kita just chill and relax, ikuti aja apa yang kata hati kamu benar. Ada berita nggak enak tentang agama lain nggak berarti kamu juga harus membenci teman kamu yang beragama tersebut. Selama mereka nggak pernah

MUNGKIN harus sadar kalau setiap orang boleh punya keyakinan agama masing-masing. Harus menghargai keyakinan dia. Tapi kita ga bisa maksain keyakinan kita atau orang lain juga nggak boleh maksain keyakinannya. Karena keyakinan itu personal dan sesuai perspektif orang.

Riska Amanda Fitriani, SMPN 5 Tasikmalaya KALO kata aku sih saling menghargai antaragama dalam menjalani ibadahnya masingmasing.

Amir Kusuma Wardhana, SMPN 11 Tambun Selatan Bekasi TOLERANSI beragama versi aku adalah kerukunan antarumat beragama, saling mendukung satu sama lain tanpa adanya sikap yang membuat permusuhan terjadi di antara keduanya.

Alexander Carlo Widjaja, SMA Bunda Hati Kudus Kota Wisata MEMAHAMI setiap perbedaan. Rasa saling menghormati dan menghargai antarsesama umat manusia tanpa memandang perbedaan.*** Reginaheryadi.rh@gmail.com

Instagram: beliapr

ALO gengs, udah mau tahun baru nih! Kira-kira kalian lagi pada sibuk ngapain? Mungkin ada yang udah bagi rapor dan mulai iburan ya? Atau ada juga yang masih bolak-balik ke sekolah? Atau ada yang lagi ngelamun aja mengingat-ingat segala peristiwa yang terjadi di 2016? Hehehe... Ngomongin soal beberapa kejadian di tahun ini, pastinya masih segar dalam ingatan kalian tentang ‘keramaian’ beberapa waktu lalu yaitu peristiwa yang berkaitan dengan toleransi agama, baik itu tentang kasus yang katanya penistaan agama, pelarangan beribadah, sampai aksi-aksi bela agama. But relax guys, belia di sini bukan mau bahas kasus-kasus itu. Udah cukup lah ya pembahasan itu di mana-mana hehehe. Kru belia sih lebih kepengen tahu pandangan para remaja aja tentang toleransi beragama. Kru belia ngobrol sama beberapa orang lainnya biar tau gimana sih sebenernya pandangan sobat Belia tentang toleransi beragama, khususnya terkait kasus yang lagi ramai belakangan ini. Pertama ada Franky Wijaya dari SMA Trinitas Bandung nih. Kalau kata cowok yang satu ini, kasus-kasus yang berhubungan sama agama kayak yang lagi ramai sekarang ini harusnya nggak terjadi. Franky juga percaya kalau sebenarnya yang bikin kasus-kasus ini jadi ramai cuma segelintir orang yang jadi provokator aja. “Saya sih nggak begitu percaya kalau toleransi beragama di Indonesia udah separah itu. Soalnya pengalaman saya beda banget sama apa yang ada di berita. Saya punya banyak temen Muslim yang baik banget, selalu menghargai saya dan agama saya, termasuk cara ibadah saya. Kalau yang di berita itu cuma oknum-oknum aja yang pengen memperkeruh suasana,” ujar Franky. Ini senada sama apa yang dibilang Tania Nurfitria dari SMAN 7 Bandung, katanya praktik toleransi beragama itu sebenarnya masih sangat bisa ditemui di manamana. “Aku punya teman yang berbeda agama. Terus aku dan temanku yang beda agama itu juga sangat bertoleransi kok. Kayak pas bulan puasa kemarin kan kita pergi bareng siang-siang, otomatis aku nggak bisa jajan-jajan dong karena lagi puasa, nah temenku itu karena menghormati yang puasa jadinya dia nggak jajan juga, paling kalau haus dia pamit ke belakan sebentar buat minum. Padahal sih kalau mau di depan aku juga gapapa minumnya, nggak akan kabita hahaha. Terus kita juga menghargai dia, kalau mau main hari Minggu biasanya ngumpulnya nunggu dia selesai ibadah dulu baru pada berangkat,” tutur Tania. Tuh kaaan, toleransi beragama itu sesimpel itu kok guys. Kebayang indahnya kalau semua bertoleransi dan saling menghargai antar-agama. Lebih jauh Tania juga nambahin kalau pada dasarnya agama nggak bikin perbedaan yang signifikan kok dalam milih teman. “Nggak pernah ada kejadian misalnya si A agamanya ini, si B agamanya itu, terus aku jadi nggak mau temenan sama mereka. Diajarin Mamah berteman itu harus sama siapa aja selama membawa pada kebaikan, darimana pun asalnya dia. Lagi pula aku percaya sebenernya semua agama juga pasti megajarkan yang baik-baik, tinggal gimana para pemeluknya menjalankannya. Kalau ada yang buruk, itu pasti salah orangnya, bukan agamanya,” tutur Tania. Beuhhh, belia sih setuju banget! Terus nih, terkait dengan isu-isu yang lagi ramai belakangan ini, Franky bilang kalau remaja a.k.a. pelajar kayak kita kudu bisa menghindari konflik-konflik dan jangan malah tercebur di dalamnya. “Pelajar ini kan dekatnya dengan media sosial, nah sayangnya di media sosial ini amat sangat ramai provokasi tentang isu-isu yang ada sekarang. Makanya, kita jangan mudah terprovokasi apa yang kita liat di media sosial, harus pinter menganalisis, jangan gampang percaya harus pastikan sumbernya dulu. Apalagi banyak berita hoax yang memperpanas suasana. Pokoknya harus bijak bermedia sosial,” ujarnya. Ini juga diamini oleh ahli komunikasi Ibu Trie Damayanti, menurut ibu yang juga dosen Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran ini, media sosial memang merupakan salah satu bentuk media yang eksis saat ini. Sebetulnya dari segi konten tidak terlalu jauh berbeda dengan media mainstream. Hanya saja, media sosial tak ada pihak yang mengatur. ”Kalau media seperti TV atau radio itu kan sebelum tayang sudah ada yang memfilter, nah media sosial ini tidak ada yang mengatur karena pada dasarnya media sosial adalah media untuk berinteraksi, jadi filternya adalah diri sendiri. Ini mungkin yang menjadi sorotan untuk remaja, karena kemampuan remaja untuk memfilter terpaan informasi mungkin belum sebaik orang dewasa. Di sinilah orang dewasa juga harus turut serta, tidak untuk membatasi, tetapi lebih ke mengedukasi,” kata Bu Trie. That’s why, pemahaman tentang toleransi juga penting dimulai sejak bangku sekolah. Menurut Pak Didi Ridwan selaku Wakil Kepala Sekolah Mts Al Mukhtariyah yang juga mengajar bahasa Arab ini, ada beberapa cara yang ia serta guru-guru berikan kepada anak-anak mengenai toleransi dalam beragama. Mulai dari memberikan wejangan kepada anak-anak saat pengajian di pagi hari dan juga memberikan materi mengenai pentingnya toleransi beragama lewat beberapa guru yang mata pelajarannya berkaitan dengan hal ini seperti IPS dan PKn. Terus nih, Pendeta Edi Suranta Ginting dari Gereja Injili Karo Indonesia (GIKI) juga bilang kalau agama itu jangan sampai membatasi pergaulan. ”Paling utama tentunya membimbing anak-anak untuk beriman dan taat pada agama, tetapi kami juga mengajarkan bahwa mereka harus bergaul, baik dari suku atau agama apapun. Karena kita hidup itu tak mungkin sendiri sehingga kita butuh bergaul dan membina hubungan dengan teman-teman lain. Jangan sampai agama menjadi penutup atau mengisolasi kita untuk kita saling bekerja sama dan mencapai tujuan bersama. Contoh mudahnya dalam belajar kita boleh berguru pada siapa saja, mungkin guru kita berbeda agama, itu tidak masalah! Lalu misalnya dalam bermain bola, tentu kita butuh membuat tim dengan orang lain, kiper atau gelandangnya mungkin saja beda suku dan agama, tapi itu bukan masalah jika kita memang ingin mencapai tujuan bersama,” ujar Pendeta Edi. Super duper sepakat! Nggak cuma itu, toleransi beragama juga ternyata bukan hanya antaragama lho, tapi di dalam agama itu sendiri. Pimpinan Pesantren Al Ma’soem Ustaz Asep Abdul Halim cerita sama belia tentang bentuk toleransi di pesantrennya. ”Kalau tentang toleransi antarumat beragama di pesantren kami secara langsung tak ada, karena kepercayaannya di sini sama semua, Muslim semua. Tetapi tentu ditanamkan pula pada santri mengenai bertoleransi, terutama saat ada perbedaan pendapat dengan umat lain, bagaimana kita harus tetap menghargai pemeluk agama lain dan tidak memaksa mereka mnegikuti keyakinan kita. Lalu kalau secara khusus di sini juga ada bentuk toleransi, misalnya tentang praktik fiqih, jika ada santri yang berbeda mahzab dengan yang biasa diajarkan di sini, kami juga menghargainya,” ujar Ustaz Asep. Tuh kan, semudah itu kok bertoleransi. Yuk kita sama-sama jaga toleransi beragama!

H B

dhianynadya@gmail.com laroybaunsa@gmail.com

menyakiti atau menyerang kamu langsung, nggak ada alasan buat kamu untuk menyerang mereka, apalagi kalau itu teman kita sendiri. - Saring informasi yang Kamu Dapat Kena terpaan informasi dari sana-sini mungkin bikin kita bingung harus gimana menentukan sikap. So, it’s important to filter your social media! Karena kita remaja itu amat lekat sama medsos dan saat ini medsos merupakan media yang paling padat muatan informasi tentang isu-isu yang ada, baik benar maupun hoax. Nah, yang hoax ini yang bahaya. Jadi, selalu pastikan kamu dapat info dari sumber yang terpercaya ya! Cek-ricek satu berita, jangan sembarang melakukan re-broadcast informasi yang nggak jelas kebenarannya!

Tidak penTing apa pun agamamu aTau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuaTu yang baik unTuk semua orang, orang Tidak pernah Tanya apa agamamu... - KH Abdurrahman Wahid

- Keep Being Nice Yes, selanjutnya kamu harus tetap baik dan bersikap normal pada sesama. Terlepas dari agama, di hari-hari besar, mungkin kamu bisa sempatkan diri untuk memberi selamat dan membuat ibadahnya nyaman. Sebagai remaja kita tunjukkin kalau toleransi itu bisa tumbuh dari mana aja, kayak cerita-cerita temen kita di tulisan sebelah. Iya gak? dhianynadya@gmail.com

22> Skul MTs Al-Mukhtariyah Rajamandala

23> Aksi O2SN Kabupaten Sukabumi

23> Aksi Melatih Minat Sejak Dini

23> MusicTerritory: - Changcuters vs Ariel Noah - An Intimacy vol. 13

24> Review:

24> Chat: Tora Sudiro


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Epaper Belia 20 Desember 2016 by cnexus kidz - Issuu