21
SELASA (WAGE) 1 DESEMBER 2015 19 SAFAR 1437 H SAPAR 1949
Bronze W inner Bronze Winner The Best of Java Newspaper IYRA 2015
Terima T erima Kasih Pembaca Belia!
LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr
Twitter: @beliapr
E-mail: belia@pikiran-rakyat.com
FOTO: HANI
S
OBAT Belia pada tahu kan kalau setiap tanggal 1 Desember itu diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia? Yup, setiap tahunnya digelar berbagai peringatan agar semua orang makin aware dengan penyakit ini, termasuk para remaja. Kenapa remaja? Karena remaja sangat-sangat rentan dengan yang namanya human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) Di usia-usia remaja gini, keinginan untuk mencoba ini itu sangat tinggi. Ngaku deh, pasti banyak hal yang pengen Belia cobain kan? Mending kalau yang dicoba itu hal-hal yang positif dan bisa ngasih pengaruh baik buat diri kita. Lain cerita kalau yang dicoba itu hal-hal negatif seperti bergaul di lingkungan yang salah dan akhirnya tergoda buat mencoba yang enggaengga seperti free sex maupun narkoba. Ini juga dibenarkan oleh Bunda Joan dari Female Rumah Cemara. Menurut dia, usia remaja itu lagi masa pencarian jati diri, jadi mudah terpengaruh untuk mencoba berbagai hal. Ini juga yang mengakibatkan banyaknya jumlah pengguna narkoba yang berada di usia produktif, di mana remaja masuk ke dalam kategori usia produktif itu. ”Rentan lah terkena HIV AIDS, apalagi yang coba-coba narkoba yang menguunakan jarum suntik. Satu jarum dipakai ramai-ramai, malas minta jarum steril. Belum lagi kalau ikut-ikut seks bebas, bergonta-ganti pasangan. Kalau masalah seks itu memang edukasinya kurang. Biasanya kurang info masalah penularan HIV juga bisa lewat hubungan seks tanpa kondom,” ujar aktivis yang juga ODHA tersebut. Yep, masalah kurangnya edukasi tentang seks alias sistem reproduksi juga kerap kali menjadi faktor banyaknya penularan virus HIV.
Seperti yang kita tahu nih, kalau di Indonesia berbicara tentang seks suka dianggap tabu, padahal masyarakat itu perlu banget loh edukasi tentang seks dan sistem reproduksi, terutama para remaja. Kurangnya pengetahuan reproduksi bikin para remaja sering cari tau sendiri dan akhirnya sok tau. Ini juga yang bikin banyak remaja salah mengerti tentang kondisi diri mereka. Pada dasarnya perkembangan jumlah penderita HIV-AIDS selalu stagnan alias tergolong stabil jumlahnya setiap tahun yaitu berkisar antara 20-30 pasien baru setiap bulannya. Berdasarkan hasil obrolan dengan Dokter Nirmala Kesuma selaku Kepala Klinik HIV-AIDS Rumah Sakit Hasan Sadikin, di tahun 2015 ini ada fenomena berbeda berkaitan dengan HIV AIDS. Menurutnya faktor penyebaran HIV melalui hubungan seksual mengalami peningkatan di tahun 2015, berbeda dengan tahun 2014 sekitar 60% penderita HIV disebabkan karena penggunaan jarum suntik secara bergantian. Perlu diingat kembali bahwa penyebaran HIV bisa terjadi melalui empat media. Yang pertama adalah darah, makanya kalau terjadi transfusi darah atau perpindahan darah salah satunya penggunaan jarum suntik secara bergantian penularan HIV ini akan cepat terjadi. Kedua, air susu ibu. Bila tidak dilakukan deteksi dini HIV-AIDS, sangat memungkinkan bayi yang sedang dikandung bisa tertular. Makanya sangat dianjurkan bagi ibu hamil untuk mengikuti tes HIV agar calon bayi bisa diselamatkan dan mendapatkan penanganan secara tepat. Ketiga, melalui sperma, dan keempat, melalui cairan vagina. Ini menunjukkan bahwa virus HIV juga bisa menyebar lewat hubungan seksual baik pasangan homoseksual ataupun heteroseksual. Dokter Nirmala menyatakan bahwa pen-
didikan reproduksi di kalangan remaja terutama usia SMP dan SMA sangat penting dilakukan di lingkungan sekolah. ”Remaja harus tahu bahwa hubungan seksual pranikah sangat berbahaya, selain bisa terkena penyakit menular seksual juga gampang terserang HIV,” begitu katanya. Selama ini banyak remaja yang menganggap pendidikan reproduksi sebagai sesuatu yang tidak serius. Padahal, di luar negeri pendidikan reproduksi itu sudah biasa diberikan kepada anak-anak usia dini. Pendidikan reproduksi juga harus diberikan kepada pasangan yang akan menikah, bahkan sangat dianjurkan bagi pasangan tersebut untuk mengikuti tes HIV. Ini bertujuan bila salah satu terjangkit HIV tidak menularkan kepada pasangannya. HIV memang sesuatu yang berbahaya, ini terjadi bila penanganannya terlambat. Dokter Nirmala menyatakan bahwa inilah saatnya semua pihak bertindak. Kampanye ini harus disuarakan agar membangun awareness terhadap orang terdekat dan semua pihak segera bertindak sesuai dengan peran dan fungsinya. Menurut data di Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat, ODHA atau orang dengan HIV-AIDS banyak menyerang remaja usia 18 hingga 30an tahun. Selama ini penderita HIV baru diketahui setelah empat atau lima tahun terjangkit atau sudah memasuki stadium 3 dan 4. Deteksi dini sangat gampang dilakukan di mana kamu tinggal melakukan tes darah di tempat pelayanan kesehatan. Dokter Nirmala bilang kalau semua rumah sakit negeri dan swasta bahkan puskesmas di Bandung sudah menyediakan akses pelayanan untuk tes HIV. Nggak perlu khawatir orang lain bakalan tahu hasilnya karena tes ini sangat dijamin kerahasiaannya.*** rani_mulyati@yahoo.com dhianynadya@gmail.com
Kamu Udah Paham Betul tentang HIV-AIDS? Gimana dengan Pendidikan HIV-AIDS di Sekolah? Herfina Hemadika Putri, SMAN 8 Bandung PAHAM sih, tapi cuma secara garis besarnya aja, kayak penyebabnya apa, cara penularannya, cara pencegahannya kayak gimana. Kalo pendidikan tentang HIV-AIDS di sekolah sih menurut aku kurang cukup. Soalnya kita cuma dikasih penyuluhan kalo ada dari dinas aja. Padahal kan pendidikan tentang HIV-AIDS itu penting banget, apalagi di zaman sekarang yang tingkat kenakalan remajanya makin tinggi, kan risiko HIVAIDS-nya juga pasti naik.
Kiko Mei Kristi, SMAN 8 Bandung AKU sih nggak begitu ngerti tentang HIV-AIDS, paling cuma ngerti virus HIV itu adlah virus yang nyerang kekebalan tubuh manusia dan menjadikan penyakit AIDS. Terus penyebabnya kayak pergaulan bebas gitu. Kalo menurut aku pendidikan tentang HIV-AIDS di sekolah belum cukup. Soalnya masih ada aja generasi muda yg terserang penyakit ini. Seharusnya pendidikan di sekolah lebih menekankan ke psikologis murid untuk menyadari bahaya AIDS yang merusak masa depannya.
Fauzan Diaz, SMAN 20 Bandung BELUM. Menurut saya sih belum cukup, karena sekolah baru mengadakan sosialisasi pendidikan tentang HIV-AIDS itu secara teori saja. Akan tetapi, sosialisasi secara praktik untuk mencegah HIV-AIDS itu pada muridnya masih kurang.
Anindya Triana O, SMAN 1 Bandung
Darius Christopher Ethan Samuel, SMP Semipalar Bandung KALO aku belum terlalu paham karena pendidikan tentang HIV-AIDS belum terlalu sering dibahas. Berarti menurutku sih belum cukup deh kayaknya, karena mungkin sebagian besar taunya dari internet.*** hanifauziaramadhani@gmail.com
LUMAYAN. Kalo pendidikan tentang HIV-AIDS di sekolah, menurut aku masih kurang karena jarang banget ada yang sosialisasiin tentang itu di sekolah aku.
Fakta dan Mitos tentang HIV, AIDS, dan ODHA 1. Terkena HIV pasti juga terkena AIDS. Mitos. HIV berbeda dengan AIDS. Seseorang dapat menderita HIV selama bertahun-tahun tanpa AIDS. Orang dengan HIV belum tentu akan terkena AIDS nantinya, tetapi pengidap AIDS pasti sudah menderita HIV sebelumnya. AIDS merupakan sekumpulan gejala yang muncul akibat turunnya kekebalan tubuh akibat HIV. Jadi kita tak bisa menyamakan HIV dan AIDS meski dua-duanya hampir mirip. 2. HIV dan AIDS bisa menular lewat kontak fisik dengan ODHA. Mitos. Virus HIV-AIDS gak akan menular lewat berjabat tangan, berpelukan, bahkan minum dari gelas yang sama, lho. Kita tak perlu khawatir untuk berinteraksi dengan ODHA selama kita tidak melakukan aktivitas yang melibatkan cairan atau lendir tubuh seperti tranfusi darah, menggunakan jarum suntik yang sama, atau melakukan hubungan seks tanpa pengaman.
4. HIV dan AIDS tidak bisa disembuhkan. Fakta. Yep, sayangnya yang satu ini fakta. Orang yang sekali terkena HIV ataupun AIDS akan selamanya menjadi ODHA. Tetapi meski gak bisa disembuhkan, kini ada obat untuk melemahkan virusnya agar tidak berlipat ganda sehingga banyak ODHA yang bisa melanjutkan hidup dengan normal bertahun-tahun meski membawa virus HIV ataupun AIDS di tubuhnya. Contohnya adalah pemain basket legendaris NBA, Earvin ”Magic” Johnson. Sejak 1991 dia hidup dengan HIV, tetapi berkat pengobatan dan obat-obatan, dia masih hidup sehat sampai sekarang.*** dhianynadya@gmail.com
3. Siapa pun bisa terkena HIV dan AIDS. Fakta. Virus HIV dan AIDS memang gak pandang bulu. Semua orang bisa terkena HIV, baik itu laki-laki, perempuan, wanita, remaja, anak-anak, pasangan normal, maupun pasangan sesama jenis. Semuanya tergantung dari lingkungan, gaya hidup, perilaku seks dan faktor risiko lainnya. Makanya, kita harus pastikan gaya hidup kita bersih dan baik, serta jauhi faktor-faktor yang bisa menyebabkan kita tertular HIV-AIDS.
”IT IS BAD ENOUGH THAT PEOPLE ARE DYING OF AIDS. NOBODY SHOULD DIE OF IGNORANCE.”
22> Skul: MTsN Wanayasa Banjarsari Ciamis
23> Aksi: V-King SMPN 5 Bandung
23> Aksi: O2SN Tingkat Komisariat Sukaraja Sukabumi
23> Aksi: Festival Seni Explosion of KP 2
- Elizabeth Taylor 23> Chat: Alvin & I