21
SELASA (WAGE) 15 NOVEMBER 2016 15 SAFAR 1438 H SAPAR 1950
Gold & Silver Winner IYRA 2016 untuk Belia Pikiran Rakyat Terima T erima Kasih Masyarakat Jawa Barat
LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr
Twitter: @beliapr
E-mail: belia@pikiran-rakyat.com
Instagram: beliapr
DHIANY
GANZZSPANW.WORDPRESS.COM
H A N E B E B
G N U D N A B BEBEN AH BA NDUN G GUYS, beberapa bulan terakhir ini kamu pasti ngeh kan kalau lagi banyak banget pembenahan yang terjadi di Kota Bandung, mulai dari gorong-gorong, trotoar, sampai pembangunan jalan. Nggak jarang juga nih kalau pembenahan ini malah menimbulkan kemacetan parah dan yang paling hits belakangan ini adalah timbulnya banjir di beberapa titik di Kota Bandung. Pasti udah pada liat dong video amatir yang memperlihatkan mobil terseret arus banjir di kawasan Pagarsih Bandung atau foto banjir yang cukup tinggi di Pasteur?
IKUTIP dari pikiran-rakyat.com, kurang, dari perilaku masyarakat yang Wali Kota Bandung Ridwan sembarangan, ataupun dari tata ruKamil juga mengaku kaget angnya. Beliau juga mengapresiasi dan belum terlalu paham keadanya program tol air untuk mencegah napa banjirnya bisa separah banjir yang sudah dibuat oleh Wali Kota itu karena selama ini wilayah Bandung, Pak Ridwan Kamil. Meskipun tersebut tak pernah dilanda demikian, Pak Akhmad beranggapan banjir. ”Pagarsih itu dua kali lipat (saluran kalau program tersebut masih belum airnya) tapi memang tidak cukup. Jadi, cukup diterapkan, soalnya nih, menurut saya bingung juga apakah aliran air dari dia, Kota Bandung sendiri butuh lebih utaranya betul-betul melebihi kapasitas karena secara perhitungan dari kami, sudah diperbaiki,” katanya. Ia menambahkan, setiap dua minggu, timnya secara rutin membersihkan sampah-sampah yang tersangkut di gorong-gorong. ”Tahun ini Pemkot Bandung memperbaiki gorong-gorong jumlahnya ada di 19 ruas jalan. Hal itu menunjukkan bahwa kami setiap tahun mencicil karena keterbatasan APBD”. Meskipun udah ada pernyataan dari Pak Wali, kondisi yang lumayan parah memang membuat warga ibu kota Jawa Barat ini resah, sampai-sampai banyak yang lapor lewat medsos ke akunnya Pak Wali @ridwankamil. Salah satunya akun @mang_koko yang mencuit ”Tuh Perum Kawaluyaan Regency banjir deui. Ai program tol air teh kamana wae kang @ridwankamil ?” disertai foto banjirnya dan direspons sama netizen lain yang juga ADE BAYU INDRA/”P ngemensyen Pak Wali kayak @Adjisar R” ”@ridwankamil @mang_koko Jl. Margacinta juga banjir nie setiap hujan, sepertinya belum ada penanganan & subanyak resapan air. dah berlangsung lama” dan Kang Emil ”Konsepnya itu bukan membuang air, lumayan gercep juga sih bales tweet-tweet tapi bagaimana kita menyimpan dan meitu, katanya, ”Baru eksperimen satu di manfaatkan air. Air hujan ini tidak dibuang perempatan Gedebage. Bulan depan kita tapi ditampung di kolam-kolam penamperbanyak di mana-mana. Nuhun.” Gitu... pungan dan nanti disalurkan atau resapArtinya ya memang sedang diurus, jadi kan, jadi bukan cuma perbaikan drainase harap dimaklumi ya guys, soalnya berbasaja,” ujarnya. Beliau juga menambahkan gai perbaikan atau pembenahan yang dari sisi perilaku, masyarakat harus terlibat sedang dilakukan ini bertujuan untuk menuntuk tidak buang sampah dan menertjadikan Kota Bandung semakin nyaman. ibkan gorong-gorong. Sosialisasikan juga Hal ini juga diamini oleh Pak Akhmad setiap rumah untuk membuat sumur reSetiobudi yang juga dosen Planologi Itesapan air, biopori, dan penanaman pohon. nas. Pak Akhmad ini menjelaskan kalau Sementara itu, dari pendekatan hukum, penyebab banjir sendiri bisa disebabkan diperketat pula aturan untuk pembanguoleh banyak faktor mulai dari resapan air nan terlebih di kawasan Bandung Utara.
D
”Masyarakat juga perlu mengawasi kalau ada pelanggaraan pembangunan di sana,” tutur Pak Akhmad. Anyways, selain banjir, beberapa hari ini Bandung juga sedang hangat-hangatnya nih masalah kemacetan, apalagi daerah Cihampelas yang lagi dibangun Skywalk. Beuh nggak nahan deh! Terus di daerah Pasteur yang emang langganan macet banget nget nget. Belom lagi di jalan-jalan lainnya, cape dehh. Salah satu
penyebab kemacetan ini adalah perbaikan jalan dan trotoar yang lagi digencarkan. Nah kata Pak Akhmad, kalo yang terjadi akibat perbaikan ini mesti dimaklumi karena harapannya ke depan, trotoar dan jalanan akan semakin bagus dan masyarakat pun bisa lebih nyaman berjalan dan berkendara. Salah satu sobat belia juga angkat bicara nih waktu ditanya tentang masalah kemacetan. Menurut Fachri Nurrahim, sebenernya ada beberapa solusi yang bisa bikin Bandung berkurang macetnya. ”Angkot atau kendaraan umum dibatasi, dan kendaraan yang masuk ke Bandung
seharusnya diparkir di tempat yang disediakan pemerintah. Jadi tiap yang mau ke Bandung tuh si kendaraannya disimpen dan keseharian mereka pake angkutan umum atau naik sepeda. Biar nggak macet dan nggak nambah polusi di Bandung. Emm, sama jalan di Bandung benerinnya jangan cuma tambal tambal doang, mending sekali aspal tetapi langsung kualitas yang bagus biar nggak sering dibenerin,” ujarnya. Setuju nggak nih guys? Kalau Pak Akhmad sih setuju. Katanya peran masyarakat memang sangat dibutuhkan buat mengurai masalah suatu kota, jangan cuma protes tapi nggak melakukan apa-apa. Ia juga menjelaskan karena dahulunya Kota Bandung ini didesain oleh Belanda untuk ditempati sekitar 600.000 orang, makanya jalanan yang ada saat ini menjadi susah untuk diperlebar. Oleh karena itu, menurut dia Bandung harus didesain ulang lagi dengan menumbuhkan pusatpusat kota lain agar tidak menumpuk, semisal kawasan Gedebage yang sedang dalam tahap pembangunan. ”Lalu orang Jakarta yang ke Bandung juga jangan cuma lewat Pasteur dan hanya ke Dago atau Jalan Riau saja, gimana caranya mereka mau lewat tol Buahbatu atau Pasir Koja. Dengan begitu nggak akan ada kemacetan karena sudah tersebar,” ujar anggota Forum Ruangriung ini menambahkan. Well, Pak Akhmad juga memberikan sedikit tips nih buat para remaja yang ingin ikut berkontribusi membuat Bandung semakin baik. Salah satunya dengan mengelola sampah dengan baik, membuat biopori dan resapan air di sekolah dan rumah. Yang suka berolah raga, kamu juga bisa mencoba mengurangi kemacetan dengan menggunakan sepeda atau naik angkutan umum untuk sekolah. ”Anak SMA juga sebaiknya jangan bawa mobil sendiri karena bisa menambah beban transportasi kita,” ungkapnya.*** agniahadini@yahoo.com dhianynadya@gmail.com laroybaunsa@gmail.com reginaheryadi.rh@gmail.com
Mengintip Perkembangan
Kota Kembang
K
EMAJUAN Kota Bandung di berbagai bidang dari hari ke harinya semakin jelas. Ini menjadi salah satu barometer kemajuan di negeri kita guys. Sebagai salah satu kota di nusantara, kota Bandung sejak dulu udah dikenal dan menjadi kebanggan bagi banyak orang. Bukan cuma warga kota aja, tetapi juga orang-orang yang emang pernah datang ikut bangga, loh. Sebelum pembangunan Jalan Raya Pos pada jaman pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), Bandung hanya sebuah kampung kecil di tengah belantara hutan tropis yang dikenal dengan sebutan Tatar Ukur. Titik tolak pembangunan Bandung juga dimulai pada tahun 1810 setelah Daendels mengeluarkan surat perintah buat mindahin ibu kota Kabupaten Bandung yang ada di Krapyak. Pertumbuhan Kota Bandung yang semakin pesat, hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai infrastruktur pendukung suatu kota. Semakin lengkapnya infrastruktur kota dan keadaan lingkungan yang memadai menjadikan kota ini dipilih menjadi ibu kota karesidenan. Priangan pada tahun 1856 menggantikan Cianjur yang realisasi pemindahannya secara resmi baru dilakukan pada tahun 1864. Bukan cuma infrastruktur kota aja yang dibangun, tetapi pendidikan juga menjadi pusat perhatian pemerintah Bandung. Pas pertengahan abad ke-19 di Kota Bandung udah didirikan berbagai pendidikan modern. Pas awal abad ke-20 keberadaan Kota Bandung sebagai kota pendidikan semakin kuat dengan didirikannya Technische Hogesschool (TH) pada tahun 1920. Bandung saat ini merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi idaman para migran. Beribu orang setiap tahunnya dateng dari berbagai penjuru negeri buat mengadu nasib di kota Bandung. Akibatnya, jumlah penduduk Bandung terus meningkat pesat dan terus berkembang melebihi jumlah ideal penduduk di sebuah kota. Bandung menjadi kota berpenduduk terpadat di Indonesia bahkan di dunia. Jumlah penduduk Bandung melewati jumlah ideal sebuah kota ternyata berpengaruh sama jumlah kendaraan yang melaju tiap harinya. Dari waktu ke waktu jumlah kendaraan terus meningkat dan hal ini enggak didukung sama kondisi jalan di Kota Bandung. Jalanan yang emang enggak lebar dan juga banyak banget persimpangan. Selain itu, hak pejalan kaki buat menyusuri jalanan juga banyak yang tersita. Trotoar banyak yang dipersempit, bahkan ada yang dihilangkan hanya demi kepentingan pelebaran jalan. Tidak sedikit trotoar juga beralih fungsi jadi kios-kios pedagang kaki lima.*** reginaheryadi.rh@gmail.com
Bandung yang Ideal Versi Kamu Gimana Sih? M Farras Prahadhika, Kelas III, SMAN 2 Bandung KALO menurut aku Bandung yang ideal tuh transportasi yang teratur, angkutan umumnya nyaman, tempat rekreasi banyak, kota lebih bersih, sama banyakin pengguna sepeda kayanya Bandung sempurna deh.
Maria Alberta, Kelas II, SMK Bina Bakti KALO menurut aku Bandung yang ideal itu bebas dari rokok, banyak taman-taman seperti sekarang, bebas macet, dan bebas dari sampah hehe.
Indri Natasya, Kelas III, SMAN 2 Bandung GA macet, banyak pohon di pinggir jalan jadi adem soalnya kan bandung terkenalnya udaranya sejuk gitu tapi makin ke sini malah makin dikit pohon dan jadi panas gituu, terus bersih jangan ada sampah sembarangan gitu.
Andhit, Kelas II, SMA Homeschooling Taman Sekar Bandung IDEAL menurutku tuh bila orang-orang bisa keluar rumah dengan aman & nyaman, siang atau malam. Karena sekarang kan lagi ramai berita soal kriminalitas di Bandung. Kalo ideal dari fasilitas publik, bila terawat ya menurutku itu sudah cukup ideal.*** laroybaunsa@gmail.com
22> Skul: SMAN 1 Sumedang 23> Aksi: - Bamfest 2016 - Toto’s Film Festival 2016 23> MusicTerritory: Keseruan Film x Musik x Skate di Spasial 23> Ensiklobelia: Trivial Facts Hari Pahlawan 24> Chat: Fathia Nurimaniah
24> Review:
”Cities have the Capability of providing something for everybody, only beCause, and only when, they are Created by everybody.” - Jane Jacobs