19
SELASA (WAGE) 14 JULI 2015 27 RAMADAN 1436 H PUASA 1948
Br onze W inner Bronze Winner The Best of Java Newspaper IYRA 2015
Terima Terima Kasih Pembaca Belia!
LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr
Twitter: @beliapr
E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: HANI
Mari
Mudik! N
GGAK kerasa, beberapa hari lagi bulan Ramadan bakalan berakhir dan Lebaran pun tiba. Menjelang Lebaran biasanya masyarakat Indonesia yang melancong ke berbagai kota melakukan ritus yang dinamakan mudik. Hayooo! Siapa di antara kamu yang juga mudik? Semoga perjalanannya lancar dan bisa berkumpul bareng keluarga tercinta yah. By the way, kamu tahu nggak sih mudik itu apa? Emangnya cuman masyarakat Indonesia aja ya yang mengenal istilah mudik? Daripada bingung mendingan kita cari tahu yuk! Berdasarkan hasil obrolan sama Pak Yusar M Agma selaku dosen Sosiologi di Universitas Padjadjaran, ternyata mudik itu punya arti tersendiri lho. Secara bebas mudik dapat ditafsirkan mulih ke udik atau pulang ke kampung halaman yang sering kali disingkat dalam bahasa lisan menjadi mudik. Mudik ini umumnya dilakukan oleh mereka yang merantau ke kota-kota besar, baik untuk bekerja atau menuntut ilmu. Menjelang Idulfitri, mereka kembali ke kampung halamannya masingmasing untuk bertemu dan berkumpul bersama keluarga besar. Menurut Pak Yusar, sejarah munculnya mudik emang nggak diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan penuturan para sepuh di masyarakat katanya tradisi ini setidaknya sudah terjadi sejak tahun 1950an dan umumnya terjadi di Pulau Jawa. Selama ini, kita mengira kalau mudik itu tradisi masyarakat Indonesia, menurut Pak Yusar di negara lain ada pula yang mengenal tradisi mudik yaitu Malaysia. Akan tetapi, fenomena mudiknya nggak sebesar di Indonesia, masyarakat Melayu Muslim Malaysia yang bekerja di perkotaan seperti di Kuala Lumpur, Johor Bahru, atau Penang pulang ke kampung halamannya di perdesaan-perdesaan Malaysia. Selain Malaysia, di Filipina Selatan juga mengenal tradisi mudik dengan ciri yang
sama yaitu masyarakat muslim yang bekerja di Kota Zamboanga-Mindanao kembali ke kampung halamannya saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, misalkan kembali ke Sulu atau Basilan dan melakukan shalat ied serta berkumpul bersama keluarga besarnya. Mudik juga bukan sekadar tradisi lho, masih kata Pak Yusar tradisi mudik ini bisa memelihara hubungan kekerabatan yang pada kesehariannya tercerai-berai karena kesibukan masing-masing. Hari Idulfitri jadi momentum pemersatu kerabat-kerabat yang tercerai berai. Manfaat lain buat remaja kayak kamu, selain dapat mengenal kampung halaman kamu juga di masa mendatang nggak bakalan kehilangan identitas keluarga besar atau kerabat di kampung halaman. Oh ya, satu hal yang kudu diperhatiin dari mudik adalah faktor keamanan dan keselamatan. Menurut data yang kru belia punya dari Pusat Data Ditjen transportasi darat Kemenhub 2014, tahun lalu aja udah terjadi sebanyak 2.741 kecelakaan dan memakan korban jiwa sebanyak 538 di Indonesia. Ini bukan jumlah yang kecil loh! That’s why dibutuhkan beberapa langkah buat menghindari terjadinya kecelakaan. Misalnya, untuk kamu yang naik kendaraan roda empat maupun roda dua, yang terpenting pastiin kondisi driver kendaraan kamu dalam keadaan fit dan gak ngantuk, serta kondisi kendaraan yang layak jalan. Buat yang naik mobil pastiin ada driver cadangan siapa tau di tengah jalan ngantuk! Nah kalau yang naik motor jangan ngelebihin muatan dan jangan ada yang ngantuk. Jangan juga memaksakan mudik dengan penumpang motor lebih dari dua orang! Sisanya tinggal sabar jangan terburu-buru, pokoknya mah utamain selamat sampai tujuan!*** rani_mulyati@yahoo.co.id banibee21@gmail.com
Nggak Gini Kalo Nggak Lagi Mudik HAL-HAL berikut ini, lazimnya bakal jadi kejadian yang kamu alami di saat mudik. Ngaku aja deh, meskipun nyebelin, tapi kalo nggak nyicipin kejadian-kejadian ini, mungkin nggak berasa mudik jadinya. 1. Terjebak kemacetan Yup terjebak macet pada saat melakukan perjalanan pulang kampung memang sudah menjadi hal lazim yang harus dialami para pemudik. Bahkan nggak jarang durasi dari kemacetan itu sendiri terbilang nggak wajar. Para pemudik harus berdiam berjam-jam dan kebosanan di dalam kendaraannya. Walaupun begitu banyak orang yang mengatakan bahwa macet adalah ”seni” dari mudik itu sendiri. 2. Sulitnya tiket moda transportasi publik Mendekati libur panjang dan hari-hari besar keagamaan seperti ini, masyarakat yang ingin mudik pasti mengalami yang namanya kesulitan dalam mencari tiket moda transportasi publik baik itu kereta api ataupun pesawat terbang. Yup, hal ini karena banyaknya orang yang membeli tiket yang sama sehingga tiketnya pun jadi overload. Alhasil nggak cuma susah cari tiket bahkan pemudik juga nggak jarang kehabisan tiket. 3. Mahalnya tiket moda transportasi publik Selain susahnya cari tiket untuk pulang kampung, orang-orang yang mudik memakai moda transportasi publik pun biasanya harus merelakan uangnya untuk membeli tiket yang lebih mahal daripada hari-hari biasa demi bisa pulang ke kampung halamannya. Maklum, tarifnya memang kena tuslah (biaya tambahan) juga. 4. Berdesak-desakkan sampai berebut kursi Buat kalian yang pernah mudik dengan transportasi publik seperti bus atau kereta api pasti pernah merasakan berdesak-desakan dengan penumpang lain demi bisa masuk dan mendapatkan kursi. Yup, berdesak-desakan bahkan sampai berebut kursi memang merupakan hal yang lazim dialami pemudik saat hendak masuk ke dalam bus atau kereta api karena padatnya jumlah penumpang yang mudik. 5. Mudik dengan motor Mudik adalah momen yang paling ditunggu oleh para perantau, karenanya mudik menggunakan motor adalah salah satu jalan pintas agar pemudik bisa sampai lebih cepat ke tempat tujuan. Di Indonesia sendiri mudik menggunakan motor adalah hal yang lazim dilakukan. Selain lebih cepat, menggunakan motor pun bisa menghidari pemudik dari kemacetan panjang.
Kembali ke Fitrah
S
ETELAH kita berpuasa satu bulan, di saat dosa-dosa telah diampuni Tuhan, marilah kita rayakan Lebaran. Namun, sebelum kita bergembira menyambut Lebaran, ada baiknya jika kita tidak melupakan untuk menunaikan zakat fitrah. Zakat yang berfungsi menyempurnakan amalan ibadah puasa kita selama satu bulan. Jika sampai terabaikan, sungguh amat disayangkan amalan ibadah puasa kita menjadi tidak sempurna, karena kita alpa memenuhi hak fakir miskin serta kaum duafa. Berbicara tentang zakat fitrah dan kesempurnaan, bisa kita lihat bahwa kita yang tercipta sebagai makhluk sosial, akan menjadi sempurna jika kembali ke fitrahnya, yaitu mau berbagi satu dengan yang lainnya, seperti halnya zakat. Namun, sesungguhnya tidak berkutat pada zakat saja, sudah seharusnya kita memang bisa berbagi dengan yang lainnya dalam banyak hal. Contohnya, kalau kamu pandai dalam bidang bahasa. Tidak salah jika kamu membagi kepandaianmu itu, dengan mencoba menjadi duta bahasa hingga bisa membagi khazanah negeri In-
donesia pada bangsa-bangsa lainnya yang berbeda bahasa. Atau jika kamu pandai dalam bidang olah raga, kamu bisa membagi kepandaianmu dengan menjadi atlet nasional kebangsaan bangsa. Atau tidak perlu terlalu jauh-jauh, jika kamu bisa membagi waktumu antara waktu belajar, beribadah, bermain, membantu pekerjaan ibu di rumah, dan waktu untuk aktivitas lainnya, maka akan kamu dapati kenyataan bahwa kamu sudah mulai bisa kembali ke fitrahmu sebagai manusia, yaitu manusia yang mau berbagi, hingga bisa bermanfaat bagi orang lain. Bukankah sebaik-baiknya manusia itu adalah mereka yang bisa memberi banyak manfaat bagi orang lain? Oleh karena itu Belia, mumpung kita masih memiliki waktu untuk berbagi, selagi usia kita muda, alangkah hebatnya jika kita bisa mengasah kemampuan kita dalam berbagi, hingga kelak kita akan menjadi manusia yang bermanfaat, menjadi sebaik-baiknya manusia, atau dengan kata lain, dengan kembali kepada fitrah kita, maka kita akan menemukan ”kesempurnaan” dalam diri kita.***
"ONE WANTS TO BE TOGETHER WITH ONE’S FAMILY. THAT’S
Choirunisa, SMP Vijaya Kusuma
20> Skul: SMP Al-Ma’soem
WHAT FAMILIES ARE ABOUT." - Aung San Suu Kyi
21> Gaya: Putih-putih di Hari Raya
6. Kelelahan dan berbuka di jalan Kemacetan yang panjang, berdesak-desakan ditambahkan suasana perjalanan yang panas membuat banyaknya para pemudik yang kelelahan. Karenanya banyak para pemudik yang akhirnya memilih untuk beristirahat atau bahkan berbuka puasa di perjalanan menuju kampung halamannya. 7. Mengantre dan berdesakan di tempat wisata Hari kedua Lebaran dan seterusnya, selama masih dalam waktu libur, biasanya digunakan para keluarga untuk mengunjungi tempat wisata. Nah, karena semua orang berpikiran hal yang sama, pastinya tempat-tempat wisata menjadi super-crowded alias penuh! Pengalaman kru belia pas libur Lebaran tahun lalu, ngantre satu wahana permainan di suatu tempat wisata di Bandung utara, ngabisin waktu sejam buat main doang! Hehe, kalo wisata jadi begini, kadang jadi mikir mendingan di rumah aja...*** agniahadini@yahoo.com
Apa Sih yang Paling Kamu Suka dari Mudik? Fieri Dwiyadi, SMP Negeri 5 Purwakarta
Citra Nirmala, SMA Negeri 2 Purwakarta
PALING suka ngumpul bareng keluarga, main bareng, dapet THR, makanmakan. Enak kalau mudik tuh banyak makanan, ada makanan favorit juga yaitu opor ayam sama ketupat.
21> MusicTerritory: Bandung Big Heart 2015 21> Aksi: Kurma 2, Buka Bareng FOJB, Komunitas SSCB
SETIAP mudik pasti seru, kumpul keluarga, macetmacetan, dan banyak makanan.
Nina Fitriansyah, SMA Negeri 11 Bandung PULANG ke kampung halaman terus ketemu keluarga yang udah jarang ketemu.
Yulia Anggiani, SMP Negeri 1 Purwakarta YANG paling disukain dari mudik adalah ngumpul bareng keluarga besar.***
hanifauziaramadhani@gmail.com
22> Review:
22> Chat: Raisa Andriana