17
SELASA (MANIS) 12 MEI 2015 23 RAJAB 1436 H RAJAB 1948
Br onze W inner Bronze Winner The Best of Java Newspaper IYRA 2015
Terima Terima Kasih Pembaca Belia!
LEMBARAN KHUSUS REMAJA FOTO: HANI & AGNIA
Bersenang-senang dan Belajar Lewat Kabaret Hitam Putih
Peringatan KAA
K
AA atau Konferensi Asia Afrika sepertinya sangat populer dibicarakan saat ini, mengingat perhelatan akbar ini akan segera dilaksanakan di Bandung dan Jakarta. Dahulu, Konferensi Asia Afrika di laksanakan pertama kali di Bandung pada tahun 1955. Konferensi Asia Afrika adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika yang diprakarsai oleh Indonesia. Konferensi ini dilatarbelakangi kondisi dunia yang terbelah menjadi dua blok yaitu blok barat dan blok timur. Tujuannya sebagian besar adalah untuk ikut serta dalam mengusahakan perdamaian dunia dan menjadi penengah antara blok barat dan blok timur. Akibatnya, terciptalah suatu gerakan yang disebut Gerakan Non Blok dan Dasasila Bandung. Konferensi ini kini sudah menginjak usia ke-60 tahun dan peringatannya sebentar lagi tiba. Tidak hanya Bandung, tetapi juga Jakarta beserta negara lain turut mempersiapkan perhelatan ini. Dampaknya pun sangat terasa, terutama bagi masyarakat Bandung. Pembangunan infrastruktur di wilayah Gedung Merdeka terus berkembang pesat. Gedung tua di cat ulang, bangunan bersejarah direnovasi, bahkan seluruh area Alun-alun Bandung telah disulap sedemikian rupa sehingga tampak berbeda dari semula. Semuanya tampak memiliki ”wajah baru”. Bahkan, jembatan penyeberangan pun terlihat berbeda jauh dari keadaan semula. Tidak hanya itu, kursi taman kini banyak ditemukan di sekitar area Alun-alun Bandung. Jalanan sekitar Alun-alun Bandung pun kini dihiasi lampu-lampu jalan dan terlihat indah pada malam hari. Namun, terlepas dari segala pembangunan dan persiapan yang dilakukan, masih ada masyarakat yang bertanya-tanya, mungkinkah kegiatan ini akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi bagi seluruh negara anggota KAA. Mengingat kini cukup banyak negara di Afrika yang terikat dalam kesulitan. Yaman misalnya, yang tengah dilanda perang saudara atau bahkan negara lain yang hingga kini masih merasakan kelaparan dan kemiskinan. Bahkan, rakyat Indonesia sendiri pun hingga kini masih banyak yang dilanda kemiskinan. Pembangunan infrastruktur dan perhelatan yang cukup megah untuk peringatan KAA yang ke-60 ini, bagi beberapa orang dirasakan bertolak belakang dengan kenyataan bahwa masih banyak negara Afrika yang terjebak dalam belenggu hitam. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya Bandung, perhelatan ini mungkin lebih banyak dirasakan sisi positifnya, mengingat begitu pesatnya kemajuan insfrastruktur demi terlaksanakannya kegiatan ini. Akan tetapi, belum tentu dengan negara-negara yang masih terjebak dalam belenggu hitam. Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, dampak positif dan negatif mungkin saja dirasakan oleh sebagian orang. Permasalahannya adalah, bagaimana meminimalkan dampak negatif yang dapat timbul dari suatu kegiatan sehingga lebih banyak menghasilkan dampak positif dan manfaat yang dapat dirasakan bagi setiap pihak. Oleh karena itu, perhelatan ini diharapkan bukan sekadar kegiatan peringatan semata, tetapi mampu mengulang keberhasilan KAA 60 tahun silam yang mampu menciptakan perdamaian dan kesejahteraan bagi negara-negara yang terlibat didalamnya. *** Alifia Sabilla Yasmin, SMAN 3 Cimahi
KABARET di Bandung memang bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, di hampir semua sekolah di Bandung kabaret hadir sebagai kegiatan ekskul sejak bertahun-tahun silam. Nah, hingga saat ini kabaret terbukti masih bisa mempertahankan pamornya. Semangat semangat para pegiat kabaret yang nggak pernah surut dan selalu aktif berkarya adalah faktor utama yang masih menjadikan kabaret sebagai primadona. However, kabaret juga tentu nggak akan bertahan dan berkembang tanpa adanya pergelaran-pergelaran yang memfasilitasi para pegiat kabaret unjuk gigi. GOMONGIN pergelaran kabaret, pekan lalu tepatnya Minggu (10/5/2015), pergelaran bertajuk Festival Kabaret Bandung dilangsungkan. Teater Tertutup Dago Tea House dipilih sebagai tempat penyelenggaraan festival kabaret ini. FYI, festival kabaret ini merupakan peringatan dari ulang tahun keenam Forum Kabaret Bandung sekaligus menjadi salah satu rangkaian acara Helarfest 2015, acara yang menjadi ikon Kota Bandung. Festival Kabaret Bandung dibagi ke dalam empat sesi. Setiap sesinya berlangsung selama 1 jam dan diisi oleh 2 pertunjukan dari 2 tim kabaret yang berbeda. Total ada tujuh tim kabaret dari berbagai SMA di Kota Bandung yang tampil di festival ini. Angga Baruna yang mengetuai acara ini menuturkan, tujuh tim ini adalah hasil dari proses seleksi yang sudah berlangsung sekitar empat bulan lalu. ”Sistem seleksinya cukup unik, semacam lelang. Jadi, kita punya slot untuk tujuh pertunjukan nih, kita persilakan tim-tim kabaret SMA buat mengirimkan usulan cerita dan CV
N B
ke pos-el Forum Kabaret Bandung, kemudian kita pilih yang terbaik,” ujar Angga. Ternyata, dari 32 tim kabaret yang mendaftar, 7 yang terpilih inilah yang memiliki cerita paling unik. Sejak dimulai sesi pertama pukul 9 pagi hingga pertunjukan terakhir sekitar pukul 5 sore, kru belia jadi saksi kreativitas tim-tim kabaret yang tampil. Tim kabaret Kuntum Desimal jadi pembuka Festival Kabaret Bandung dan penampilan keren mereka sukses menghidupkan suasana Teater Tertutup Dago Tea House. Setelah Kuntum Desimal, New Kabisa dari SMA BPI 1 tampil spektakuler dengan menampilkan kabaret bertema sejarah yang edukatif banget. Kemudian di sesi kedua tampil Jebew 808 dengan kisah surreal dan kostum kerennya. Setelah itu dilanjut dengan penampilan Potret 19 yang mengocok perut. BTW, kabaret yang ditampilkan Potret 19 di Festival Kabaret Bandung sudah pernah kru belia saksikan sebelumnya. Alih-alih bosan, penampilan mereka ternyata semakin jenaka! Di sesi selanjutnya, ada Bosmat dari SMA Negeri 7 Bandung yang menampilkan kisah drama percintaan berlatar tahun 1998. They were visually engaging, meski porsi jokes ala stand-up comedy-nya menurut kru belia kebanyakan sehingga mengaburkan fokus cerita. Lalu Terase dan Sensasi tampil bergantian menutup Festival Kabaret Bandung dengan apik. Berbeda dengan pertunjukan lainnya, pertunjukan dari Sensasi yang berjudul ”Satu” telah dipentaskan di Teater Tertutup Dago Tea House pada tanggal 8 dan 9 Mei 2015. Anyways, dengan menyaksikan Festival Kabaret Bandung pekan lalu, kru belia jadi sadar betapa kabaret bisa jadi media yang oke punya buat bersenang-senang sekaligus belajar. Dengan menyaksikan penampilan tim-tim kabaret yang tampil di festival tersebut, nggak cuma dapat hiburan yang asyik, kru belia juga dapat banyak banget pelajaran. Tentunya semua penonton yang hadir hari itu pun sama, kan? Well, mari kita dukung terus kreativitas barudak kabaret Bandung biar bisa semakin aktif memberi hiburan sekaligus pelajaran ke masyarakat kota tercinta ini! Last but not least, kru belia ucapkan selamat ulang tahun buat Forum Kabaret Bandung. Ditunggu pergelaranpergelaran keren lainnya, ya! ***
- Meryl Streep
B
ELAJAR sejarah memang kadang terasa membosankan, apalagi kalau nggak ada hal menarik dari sejarah tersebut. Ahh, pastinya nggak asik banget kan? Tapi bukan berarti kita boleh mengesampingkan sejarah lho! Soalnya nih bangsa yang besar kan adalah bangsa yang menghargai sejarah. Hal ini juga yang ingin disampaikan oleh grup kabaret New Kabisa dalam gelaran Festival Kabaret Bandung. FYI, New Kabisa adalah ekstrakurikuler kabaret di SMA BPI 1 yang berdirinya sejak 1998. Mengambil tema tentang sejarah perjuangan Nelson Mandela dan Soekarno dalam memperjuangkan hak dan kebebasan, New Kabisa sukses membuat pelajaran sejarah jadi sesuatu yang menyenangkan. ”Kita ingin menghadirkan media yang lebih interaktif, mulai dari multimedia, pertunjukan, jokes, koreografi, hingga kostum yang bagus, diharapkan temen-temen yang malas belajar sejarah jadi mau mempelajarinya,” gitu kata Billy, pelatih New Kabisa yang juga Presiden Director Dejavoo Entertainment. Dalam festival kabaret ini, New Kabisa menampilkan pertunjukan berjudul ”Historic Moments, Struggle for the Unity”. Pertunjukan ini berlatarkan suasana kelas ketika anak-anak di kelas tesebut nggak mau belajar sejarah. Lalu keajaiban pun muncul dan membawa para murid di kelas tersebut menjelajahi waktu dan melihat sendiri bagaimana perjuangan dari Nelson Mandela dan Soekarno. Hingga akhirnya mereka sadar akan pentingnya sejarah. Uniknya nih dari segi cerita, cerita yang dibawakan oleh New Kabisa ini berbeda dari yang lain yaitu lebih surealis alias di luar logika. Maksudnya, dalam alur ceritanya, New Kabisa memasukkan unsur-unsur yang nggak nyata seperti adanya perjalanan waktu ke masa lalu. Selain itu, konsep koreografinya pun terhitung dinamis dan berwarna. Dari segi konstum pun New Kabisa lebih memilih nuansa kontemporer. Anyways, menurut Yusa, sutradara cerita Historic Moments, pertunjukan ini sebenernya udah pernah dibawain pas ngisi acara penutupan Konferensi Asia Afrika (KAA), bahkan ditonton pula oleh para delegasi yang hadir. Kerennya lagi, para delegasi ini pun ikut berdiri dan bernyanyi pas ada adegan menyanyikan lagu ”Indonesia Raya”. Wow, kereen! ***
hanifauziaramadhani@gmail.com
Kenapa Kabaret? Fatimah, SMA Negeri 7 Bandung
Melsasyavia, SMA Labschool Bandung
KARENA jam sekolah kan udah padet nih, pengennya cari ekskul yang seneng-seneng. Nah kesenangan itu kan banyaknya di kabaret, emang seru banget pokoknya. Dari kabaret aku dapet banyak pelajaran mulai dari berorganisasi, acting, hingga koreografi.
Yasqy Septiaji, SMA BPI 1 Bandung EMANG tertarik sama dunia entertainment, dari dulu pengen jadi aktor. Dengan ikutan kabaret jadi dapet pengalaman baru, teman baru, dan banyak hal positif lainnya.
WAKTU demo ekskul pas MOS itu keliatan kabaret paling rame dan seru, banyak dance-nya juga. Aku juga emang tertarik sama dunia acting. Dari kabaret aku jadi dapet kekeluargaan dari anak-anaknya dan pelatihnya.
Dibya Dwi Putri, SMA Negeri 19 Bandung KARENA di sekolah emang terkenal kabaretnya sebagai ekskul unggulan. Dari kabaret dapet banyak banget ilmu kaya konsentrasi, imajinasi, kreativitas, dan banyak deh pokoknya.*** hanifauziaramadhani@gmail.com
ACTING IS NOT ABOUT BEING SOMEONE DIFFERENT. IT’S FINDING THE SIMILARITY IN WHAT IS APPARENTLY DIFFERENT, THEN FINDING MYSELF IN THERE.”
Memahami Sejarah Bareng New Kabisa
18> Skul: SMAN 1 Darangdan Purwakarta 19> MusicTerritory: Seger Waras #2
19> Gaya: Jerat Suspender
19> Aksi: Pensi SMAN 15 Bandung ”Fifteenergy: Earth15me”
20> Review:
”
agniahadini@yahoo.com
...kabaret juga tentu nggak akan bertahan dan berkembang tanpa adanya pergelaranpergelaran yang memfasilitasi para pegiat kabaret unjuk gigi.
”
20> Chat: Indra Kusumah