Belia 150414

Page 1

19

SELASA (WAGE) 15 APRIL 2014 15 JUMADIL AKHIR 1435 H JUMADIL AKHIR 1947

Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: KEKE

Kalau Dapet Soal Bocoran Mau Dipake Gak? Fingky R., SMAN 25 Bandung kelas 12 IPA 4 ENGGA.. Soalnya takut ketauan, hehehe. Nanti kan kalo ketauan kitanya jadi gak lulus juga, jadi ga usah pake aja daripada kenapa-napa nantinya.

Ayu C., SMAN 11 kelas 12 IPA 2 KALO yang bocor soal mah mau. Kan udah pasti kalo soal, kita jadi bisa ngerjain dulu lagian nyari aman lumayan UN SMA nih. Tapi kalau jawaban yaa pikir-pikir dulu soalnya itu kan 20 paket, takutnya jawaban sama soalnya gak sesuai.

Faisal, SMAN 11 kelas 12 IPA 2 MAU. Karena pada dasarnya saya merasa sakit hati ketika Ujian SMP dulu teman-teman saya menggunakan bocoran tersebut sehingga dapat masuk SMA terkemuka. Walaupun memang Ujian SMA tidak digunakan untuk memasuki perguruan tinggi.***

VoxPop VoxPop

dhianynadya@gmail.com

Say NO!! To JingBlogg

M

ASA remaja sering disebut-sebut sebagai masa pencarian jati diri. Biasanya pencarian jati diri akan dialami saat masa-masa SMP dan SMA. Tidak jarang jika kita sering menemukan pergaulan bahkan memasuki pergaulan yang merusak kebiasaan baik yang telah ditanamkan orangtua sejak kecil demi mencari jati diri. Maka tak heran jika kita melihat anak remaja yang bertato, merokok, pakai anting bahkan terjerumus dalam narkoba jika salah memasuki pergaulan. Telinga kita pun secara otomatis akan menyesuaikan dengan kata-kata kasar yang keluar dari mulut mereka meskipun risih didengar. Itu semua bisa terjadi karena factor “kebawa-bawa”. Mereka merasa lebih diterima, dihargai, dan lebih keren jika mereka bisa mengikuti semua gaya teman-teman mereka. Bicara soal keren sebenarnya tidak terbatas hanya pada fisik melainkan kita bisa lebih dihargai dan diterima jika kita juga bisa menjaga perilaku dan perkataan. “Say NO!! To JingBlogg”, apa sih jingblogg?? Semua orang pasti mengenal dengan kalimat yang diawali dan diakhiri oleh kata jingblogg bukan?? “**jing, loe darimana aja **blogg??” Kalimat sejenis itu sering sekali kita dengar bahkan kita lontarkan secara langsung kepada teman kita. Bahkan karena penggunaan kata-kata tersebut terlalu sering didengar dan diucapkan maka sekarang kebanyakan orang sudah tidak bisa membedakan bagaimana memperlakukan hewan dengan manusia. Terkadag orangtua pun sering menjadi sasaran amukan yang berisi makian seperti itu baik secara sadar maupun tidak. Semua kekesalan mungkin kurang rasanya tanpa kata-kata pelengkap tersebut. Perkataan adalah doa. Ungkapan berbunyi demikian mengingatkan kita agar kita bisa menjaga setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita. Usahakanlah setiap kata dan kalimat yang keluar dari mulut kita adalah hal positif yang membangun orang lain, karena denga perkataan, kita pun turut mendoakan sesama kita. Jika kita terus memakai kebiasaan buruk memanggil sesama kita dengan sebutan hewan pantas saja jika kebanyakan orang terkadang berkelakuan tidak lebih pintar dari hewan karena kita telah mengatai dia dengan sebutan hewan berarti secara tidak langsung kita mendoakan dia begitu. Maka lama-kelamaan sikap dan perilaku sesama kita menyerupai hewan tanpa etika. Mereka sulit untuk diajak ngomong, tidak mau mendengar nasihat orangtua layaknya hewawn yang tidak pernah mendengar perkataan manusia, sulit mengerti apa yang dibicarakan alias lola bin lemot, nggak ngerti-ngerti seperti hewan yang tidak lebih pintar dari manusia dan sibuk sendiri melanggar aturan yang ada layaknya hewan yang memiliki dunia sendiri dan sulit diatur. Begitu pula jika kita terus memanggil sesama kita dengan sebutan **blogg, maka otak mereka akan bodoh seperti doa yang kita perkatakan untuk sesama kita, malas, mempunyai pikiran yang sempit dan sulit berkembang, tidak mau berpikir, tidak kreatif, tidak mempunyai pikiran yang maju, dan sebagainya. So guys, kita generasi penerus bangsa sebaiknya mulai bisa menjaga perilaku dan perkataan yang keluar dari mulut kita. Kendalikan itu agar kita bisa menjadi anak Indonesia yang baik, berpendidikan, dihargai, dan lebih diterima masyarakat karena perilaku dan perkataan kita yang sopan, enak dilihat, dan enak didengar. Kalian akan tampak lebih keren jika mempunyai etika yang baik, tahu cara berperilaku, dan berkata dengan sopan dan santun karena keren tidak diukur dari fisik saja melainkan dari perilaku, perkataan, dan apa adanya kita. Percuma punya tampang keren, cantik, cakep, tapi perkataannya tidak enak didengar dan perilakunya tidak enak dilihat.***

Ujian Nasional di depan mata! Teman-teman kita yang sekarang di kelas XII minggu ini sedang melaksanakan Ujian Nasional alias UN. Pasti banyak dari mereka yang deg-degan dan berharap soalnya mudah dan mereka dapat mengerjakan semuanya dengan lancar salah satunya Mutia dari SMAN 11 Bandung, “Iya ini lumayan tegang, semoga aja bisa keisi semua. Harus optimistis sih, soalnya udah persiapan, udah latihan soal segala macem juga. Sekarang mah banyak berdoa aja sama minta restu orangtua,” katanya.

P B

ERSIAPAN gak cuma dilakukan sama tementemen kita yang mau ujian aja, lho. Bapak dan Ibu panitia penyelenggara UN juga sibuk mempersiapkan segala hal agar UN tahun ini bisa berjalan lancar. Salah satunya mendistribusikan naskah UN ke berbagai kota dan kabupaten. Menurut Pak Dedi Ketua Panitia UN tingkat Provinsi Jawa Barat, naskah UN telah siap sejak 1 April lalu dan mulai didistribusikan dari percetakannya di Bogor ke semua sekolah di Jawa Barat mulai Jumat (11/4) kemarin. “Alhamdulillah persiapan UN tahun ini jauh lebih baik dari tahun kemarin,” kata bapak yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Barat ini. Soal UN Nggak Sulit Belia ngobrol dengan dua guru, Pak Dea Fauzia Abdillah dari SMAN 15 Bandung dan Bu Dwi Widya Mutiara dari salah satu bimbel. Keduanya sepakat kalau sebenarnya UN tidaklah menyeramkan. Bu Dwi bilang untuk saat ini justru UN semakin membaik, namun memang terkadang dibuat kesan ‘seram’ dan akhirnya bikin mental siswa jadi down. “Saya selalu ingatkan kepada mereka untuk selalu tenang dan siapkan bekal yang cukup. Kalau kita udah mempersiapkan mental dan keyakinan penuh, hasilnya pasti baik kok. Apalagi UN sekarang turut dibantu oleh nilai lain seperti ujian sekolah, dll. Jadi nggak perlu khawatir,” ujarnya. Lantas benar nggak sih soal UN memang sulit dan sering nggak sesuai dengan kurikulum pengajaran? Menurut Bu Dwi, soal bisa dibilang sulit kalau jauh dari perkiraan yang belum pernah dipikirkan, namun akan

Pasti Bisa!

jadi mudah kalau pertanyaannya nggak bertele-tele dan berbahasa efektif. “Soal UN sudah seharusnya sesuai dengan kurikulum, namun biasanya terkendala soal bergembar. Misalnya pelajaran geografi kan banyak gambar seperti peta, dll, nah kalau buram tentu saja akan membuat siswa kesulitan. Tapi saya yakin siswa bisa menghadapinya karena sudah berbulan-bulan pemantapan dan latihan soal sekaligus membahasnya,” papar Bu Dwi. Kalau menurut Pak Dedi, sulit-tidaknya soal UN itu relatif. Satu, karena soal UN sudah dirancang ada soal sulit, soal sedang, dan soal mudah. Dua, tergantung kesungguhan anak belajar setiap hari selama mengikuti pendidikan di sekolahnya. “Soal-soal dibuat berdasarkan kisi-kisi yang tidak keluar dari kurikulum, yang menyusun juga para pendidik pada masing-masing jenjang, jadi tidak mungkin membuat soal di luar materi yang diajarkan. Bahkan ada anak yang bilang “Soal UN gak ada apa-apanya dibandingkan soal tryout.” Ini membuktikan bahwa kesulitan soal UN itu relatif,” jelasnya. Hmm... tingkat kesulitan dan kemudahan sebenernya memang bersifat subjektif. Bagi yang udah biasa mengasah kemampuan lewat soal dan materi yang sesuai kurikulum dan silabus sih bisa aja dinilai mudah. Tapi bagi yang nggak biasa ya bisa aja dibilang sulit. Padahal bisa aja lho dihadapi dengan santai. Hehehe. Nah dengan digelarnya UN pada bulan ini, desas desus adanya peredaran kunci jawaban juga udah mulai marak. Biasanya oknum pengedar kunci jawaban mulai beredar ketika semakin mendekati jam pelaksanaan UN, tapi rupanya banyak peserta didik sendiri saat ini yang nggak terlalu menghiraukan tuh. “Sistem UN sendiri kan selalu ada perubahan. Misalnya ada 20 paket soal berbeda, tentu ini bikin siswa merasa percaya diri mengerjakannya sendiri. SMS kunci jawaban pasti akan menyebar namun kita kan nggak tahu sumbernya darimana. Saya selalu menyarankan untuk jangan menghiraukan dan tetap yakin pada diri sendiri,” ujar Bu Dwi. Hal yang sama juga diamini Pak Dea karena menu-

rutnya sekarang siswa udah ngurangin kebiasaan buruk kayak patungan beli kunci jawaban. “Rasio kekeliruan dari kunci jawaban juga tinggi. Makanya siswa udah mempersiapkan dengan matang lewat pemantapan, kursus, dll. Ukuran kompetensi akademis sesungguhnya nggak hanya UN. Beruntung tahun ini, US dapat porsi yang besar juga dalam memengaruhi kelulusan, jadi siswa bisa menaruh harapan besar di sana,” ungkap Pak Dea. Baik Pak Dea maupun Bu Dwi menyatakan nggak setuju kalau ada rumor yang bilang kalau bocoran jawaban UN biasanya berasal dari sekolah demi ngejaga indeks kelulusan. “Pencitraan untuk menjaga kestabilan sekolah memang lumrah, tapi saya nggak setuju kalau demi menjaga citra, pihak sekolah ngasih bocoran jawaban karena itu pembodohan. Sekolah sendiri nggak usah khawatir pamornya menurun kalau memang ada yang nggak lulus,” ucap Bu Dwi yang pernah mengajar di sekolah swasta tersebut. Hal terbaik yang mesti dilakukan sekolah justru menyusun strategi tentang gimana membangun motivasi siswa dan semangat belajar dan bisa mengerjakan UN dengan nyaman. Guru pun diberikan pelatihan agar selalu dapat memotivasi dan memberikan trik belajar terbaik dalam memahami materi. Well, ada banyak tips dalam menghadapi UN. Bagi para guru, bisa dengan ngasih trik cepat ngerjain soal, ngasih doa dan ketenangan kepada siswa, ajak ngobrol dan diskusi, jangan terlalu cuek, dan selalu memotivasi. Nah bagi kamu para siswa, percaya diri itu penting banget dan jangan mudah terpengaruh jawaban dan provokasi dari teman. Persiapkan juga alat tulis dari jauh hari, minum teh manis atau ngemil cokelat untuk jaga ketenangan emosi, dan berusaha optimal mungkin sambil bikin resume materi. “Sebelum berangkat sekolah, minta segelas air yang didoain orang tua dan minum saat itu juga karena ridho dan doa orang tua itu kan ridho Tuhan YME. Pikirkan juga masa depan dari sekarang dan optimislah bahwa tiga hari yang berat ini pasti akan mudah terlewati,” tambah Pak Dea. Tah, omat nya barudak! ***

dhianynadya@gmail.com

Valerie Devina Rusli, XI IPS 2 SMAK Kalam Kudus Mekarwangi Bandung

“Semangat kejujuran ada dalam hati, dalam batin, dalam sukma yang mengatasi ikatan-ikatan yang membatasi diri kita.”

― Arswendo Atmowiloto

Indeks:

Quotes

20> Skul:

21> EnsiklObelia:

SMP Karya Budi Cileunyi

Kamus Pemilu 2014 buat Belia

21> Aksi : - MAN Cimahi - Kunjungan Dr. Dino Patti Djalal ke AISIS

21> Selancar: Kesehatanmu Masa Depanmu

22> Review:

22>Chat: Andena Hirma Putri


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.