1 minute read

14 Sekolah Masuk Kawasan Hutan

Next Article
BUKU B U K U

BUKU B U K U

CIBINONG–Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor mencatat ada 14 sekolah, yang masuk kawasan hutan. Kepala Bidang Pertanahan pada DPKPP, Eko Mujiarto menyebut, 14 sekolah itu terdiri dari bangunan SD sebanyak enam bidang, SMP lima bidang dan SMA tiga bidang.

“Hasil pendataan kita, ada sarana pendidikan yang terdiri dari 14 sekolah di beberapa desa di Kabupaten Bogor, yang masuk dalam kawasan hutan dan Perhutani,” ujar Eko, Selasa (20/6). Menurut dia, salah satu sekolah yang masuk dalam kawasan hutan berada di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur. Pihaknya pun bersama Tim

Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam rangka Penataan Kawasan Hutan (PPTPKH) telah meninjau sekolah dan juga bidang-bidang tanah, yang dimanfaatkan masyarakat yang berada di kawasan hutan. Dari hasil peninjauan ini, Eko berharap sekolah-sekolah yang berada di kawasan hutan segera mendapat status hukum yang jelas.

“Setelah diverifikasi PPTPKH, nanti disampaikan rekomendasinya ke pemerintah pusat melalui KLHK. Kita berharap sekolah-sekolah yang ada mendapat penyelesaian yang sesuai,” kata dia. Menurut dia, ada empat konsep penyelesaian permasalahan tanah yang berada di kawasan hutan. Pertama, yakni persetujuan peruntukan kawasan hutan dan perubahan fungsi hutan, kedua yakni pelepasan kawasan hutan, ketiga perhutanan sosial dan keempat persetujuan penggunaan kawasan hutan.

“Nanti tim terpadu yang menentukan, mudah-mudahan untuk sekolah bisa untuk pelepasan kawasan hutan atau persetujuan penggunaan kawasan hutan,” tukas dia.(cok/c)

Monyet Berkeliaran di Warpat Puncak Pass

CISARUA–Warpat (Warung Patra) Puncak Pass, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, bukan saja menjadi tempat nongkrong para wisatawan. Namun, ada makhluk lain yang juga sering ikut nongkrong belakangan ini. Makhluk itu adalah monyet liar penghuni Telaga Warna. Belakangan ini, gerombolan monyet tersebut sering datang ke warpat. Monyet-monyet ini berjalan melintasi kabel listrik, kemudian mencoba mengambil makanan pengunjung yang dianggap terjangkau.

”Mulai sering ada monyet ke sini (warpat). Mereka nyari makan, karena di habitatnya lagi sulit dapat makan,” kata Dadang Hermawan, salah satu penjual makanan di warpat kepada Radar Bogor, Selasa (20/6).

Dadang memaparkan, monyet-monyet tersebut tidak menganggu pengunjung atau penjual di sini. Namun, jika ada pengunjung yang usil, biasanya monyet tersebut marah dan kerap berusaha mencakar atau mengigit. ”Jangan usil saja, kalau mau kasih makanan, dikasih jangan dimainin. Biasanya kalau usil suka ngamuk,” ujar Dadang.

JAENAL/RADAR BOGOR

CARI IKAN: Warga Cihideung Ilir Ciampea ramai-ramai turun ke kolam ikan untuk berebut mencari ikan yang difasilitasi salah satu tokoh warga setempat.

This article is from: